Guys Jangan lupa dukungannya di karyakarsa ya dan komen di jalan cerita serta vote.
Supaya Jae bisa mengembangkan cerita Sasusaku setiap harinya 😇
.
.
.
Happy Reading
Di masa sekolah, Haruno Sakura adalah siswi kelas satu di Akademi Konoha. Ia dikenal dengan rambut merah jambunya dan jidat yang lebar.
Meskipun pintar, sifat pemalunya membuat Sakura sering jadi bahan ejekan.
Sasuke, murid populer di sekolah, sering memimpin kelompok yang suka mengganggu Sakura. Ia tampan, pintar, dan atletis, tapi juga dingin dan suka merendahkan orang yang dianggap lemah.
Suatu hari, saat Sakura berjalan di lorong menuju kelas, Sasuke dan teman-temannya—Naruto, Kiba, dan Shikamaru—menghadangnya. Dengan senyum mengejek, Sasuke menatap Sakura dari ujung kepala sampai kaki.
“Heh, Sakura! Apa jidat lebarmu cukup besar untuk menyimpan semua soal ujian nanti?” katanya sambil tertawa.
Naruto dan Kiba ikut tertawa. Shikamaru hanya tersenyum kecil, tapi tidak melakukan apa-apa.
Sakura menunduk, suaranya pelan dan gemetar. “Tolong, berhenti, Sasuke-kun.”
Sasuke malah mendekat dan menyipitkan mata pura-pura mencari sesuatu. “Oh, maaf! Aku tidak bisa lihat wajahmu karena ketutupan jidat lebarmu! Dan... apa aku salah mencium sesuatu? Bau sekali!” katanya sambil menutup hidung.
Teman-temannya tertawa keras. “Ya ampun, Sakura, kapan terakhir kali kau mandi?” ejek Kiba.
“Kalau jidatmu lebih besar, mungkin bisa memantulkan bau itu,” tambah Naruto sambil tertawa.
Sakura merasa dadanya sesak. Ia menggigit bibir, menahan air mata. Kakinya berat, seolah terpaku. Rasanya seperti seluruh sekolah menertawakannya.
Sasuke puas melihat wajah sedih Sakura. Ia tidak peduli, dan belum berniat berhenti.
“Tunggu sampai semua orang tahu bahwa Haruno Sakura bukan cuma punya jidat lebar, tapi juga bau!” teriak Sasuke sebelum mereka pergi.
Setelah mereka pergi, Sakura menangis. Ia merasa sendiri dan tidak berdaya. Yang paling menyakitkan, orang yang disukainya justru yang paling menyakitinya.
Saat itu, Sakura berjanji dalam hati. Ia akan berubah. Ia akan jadi lebih kuat, lebih pintar, dan tidak akan membiarkan siapa pun meremehkannya lagi—termasuk Sasuke.
---
Hari-hari berikutnya tetap sulit. Ejekan dari Sasuke dan teman-temannya masih terus datang. Teman sekelas pun mulai menjauh karena takut jadi korban berikutnya.
Suatu hari, saat istirahat, Sakura duduk sendirian di taman sekolah. Ia memandangi buku pelajarannya, berusaha belajar meski pikirannya masih dipenuhi rasa sedih.
Tiba-tiba Sasuke dan teman-temannya datang. Sasuke membawa bola basket dan menendangnya pelan ke arah kaki Sakura. Sakura terkejut.
“Apa kau lagi belajar, Sakura? Buat apa belajar? Jidatmu itu nggak cukup buat nyimpen semua jawaban ujian,” kata Sasuke sambil menendang bola lagi ke arahnya.
Sakura menahan napas. “Aku hanya ingin belajar dengan tenang. Tolong jangan ganggu aku,” katanya pelan.
Naruto tampak ragu. “Hei, Sasuke, mungkin kita bisa membiarkan dia kali ini. Dia nggak melakukan apa-apa kok.”
Tapi Sasuke tidak peduli. Ia mendekati Sakura. “Kau tahu, Sakura? Nggak peduli seberapa keras kau belajar atau berusaha, kau tetap akan selalu jadi gadis berjidat lebar dan bau.”
Sakura berdiri dan menatap Sasuke dengan mata berkaca-kaca. “Kenapa kau selalu bersikap seperti ini padaku, Sasuke-kun? Apa salahku padamu?”
Sasuke sempat terlihat terkejut, tapi langsung menutupinya dengan senyum kecil. “Salahmu? Salahmu adalah menjadi dirimu sendiri, Sakura. Kau terlalu lemah dan menyedihkan.”
Ucapan itu sangat menyakitkan. Setelah mereka pergi, Sakura kembali sendiri.
Tapi ejekan itu tidak membuat Sakura menyerah. Ia mulai belajar lebih keras, menjaga penampilan, dan tidak lagi menunjukkan kelemahan. Ia ingin membuktikan bahwa dirinya bukan gadis lemah yang bisa dihina begitu saja.
Dalam hati, Sakura berjanji akan membuat Sasuke menyesal. Ia akan jadi lebih kuat, lebih pintar, dan lebih berharga dari yang dibayangkan siapa pun—terutama Sasuke.
---
Meski ejekan masih datang, Sakura terus maju. Ia fokus belajar, bahkan saat yang lain sibuk dengan pergaulan.
Suatu hari, sekolah mengadakan lomba akademik antar-kelas. Sakura melihat ini sebagai kesempatan untuk membuktikan diri.
Hari lomba tiba. Semua murid berkumpul di aula. Sakura berdiri di depan, percaya diri. Ia menjelaskan materi dengan tenang, jelas, dan meyakinkan.
Semua orang terdiam dan memperhatikannya.
Ketika selesai, aula dipenuhi tepuk tangan. Sakura menjadi juara pertama. Guru dan murid memuji kemampuannya.
Teman-teman sekelas yang dulu menjauh mulai mendekat kembali. Tapi Sakura ingat siapa yang dulu meninggalkannya.
Sasuke berdiri jauh, memperhatikan dalam diam. Tatapannya sulit ditebak—entah kagum, menyesal, atau mengakui kesalahannya sendiri.
Saat aula mulai sepi, Sasuke mendekati Sakura. Wajahnya canggung, tak seperti biasanya.
“Sakura,” panggil Sasuke.
Sakura menoleh, tatapannya dingin dan tegas. “Ada apa?”
“Aku… cuma mau bilang, kamu hebat tadi,” ucap Sasuke, agak ragu.
Sakura menatapnya sebentar lalu tersenyum kecil. “Terima kasih, Sasuke-kun. Tapi aku tidak butuh pengakuan darimu. Aku sudah tahu kemampuan diriku.”
Sasuke diam. Ia sadar, Sakura yang sekarang bukan lagi gadis yang bisa dihancurkan dengan kata-kata.
Sakura berjalan pergi, kepala tegak, penuh keyakinan.
Sasuke hanya bisa memandangi punggungnya yang menjauh. Dalam hati, ia tahu—Sakura telah menang. Bukan hanya di lomba, tapi juga atas dirinya sendiri dan rasa sakit yang pernah ia terima.
T B C
KAMU SEDANG MEMBACA
Lose Control Man - SASUSAKU [✔️]
Фанфикшн" Kita berbeda, aku tidak mencintai mu!" " Berisik. Kau sudah hamil dan lahirkan saja anak ku." Kisah Sakura yang di rundung oleh pemuda di kelasnya, di masa sekolahnya dulu dan sekarang harus menikah dengan pemuda yang membullynya dulu bernama U...
![Lose Control Man - SASUSAKU [✔️]](https://img.wattpad.com/cover/320463181-64-k114914.jpg)