Chapter 10

619 22 1
                                        


Sasuke mengawali pagi itu dengan hati yang gelisah. Mimpi tentang seorang gadis berambut merah muda terus menghantuinya.

Setiap kali terbangun, perasaan bersalah selalu membayanginya.

Di hadapan Hanabi dan keluarganya, Sasuke tetap terlihat tenang. Tapi saat sendirian, ada kekosongan yang tak bisa dia jelaskan.

Di kantor, Sasuke mencoba fokus pada pekerjaan.

Tapi bayangan gadis itu muncul lagi dan lagi.

Saat makan siang, dia keluar berjalan ke taman kecil di dekat kantor, berharap udara segar bisa sedikit menenangkan pikirannya.

"Kenapa dia terus muncul dalam mimpiku?" gumam Sasuke. Ia mencoba mengingat lebih jelas, namun wajah gadis itu selalu kabur—hanya rambut merah mudanya yang terlihat jelas.

Beberapa hari berikutnya, mimpi itu semakin nyata.

Kali ini, dia mendengar tawa teman-temannya dan melihat gadis itu menangis.

Dalam mimpi itu, Sasuke muda berkata dengan dingin

"Kenapa kau minta maaf? Rambutmu itu tetap menjijikkan."

Gadis itu hanya terisak. “Maafkan aku…”

Saat bangun, Sasuke merasa bersalah. Dia tak tahu siapa gadis itu, tapi hatinya seperti terluka.

---

Malam itu, Sasuke keluar dari rumah. Tanpa tujuan, hanya mengikuti langkah kakinya menuju taman kota yang sepi. Ia duduk di bangku, menatap langit malam.

Tiba-tiba, kilasan ingatan muncul—wajah seorang gadis dengan mata hijau dan rambut merah muda.

"Sakura," bisiknya pelan. Nama itu muncul begitu saja di benaknya. Dan semuanya mulai masuk akal.

Sakura adalah gadis dalam mimpinya—perempuan yang sekarang mengandung anaknya, perempuan yang pernah ia sakiti dan kini ia lupakan karena amnesia.

Sasuke mulai mengingat. Dulu di sekolah, dia sering mengejek Sakura, membuatnya menangis, menghancurkan rasa percaya dirinya.

Dan sekarang, setelah semuanya, Sakura sedang mengandung anaknya, dan dia malah meninggalkannya sendirian.

“Bagaimana aku bisa melupakannya?” bisiknya sambil menunduk. Perasaan bersalah itu kini semakin kuat.

Sakura sudah terlalu banyak menanggung luka, dan dia ingin memperbaikinya—bukan hanya karena anak itu, tapi juga karena semua kesalahan di masa lalu.

"Aku harus bicara dengannya. Aku harus mencari Sakura..." pikir Sasuke. Dia bangkit dan buru-buru pulang, mengambil kunci mobil.

Di dalam hatinya, dia sudah mantap untuk menemui Sakura, apapun yang terjadi.

Namun saat hendak keluar rumah, Mikoto muncul di ruang tamu. Ia memegang sebotol obat.

"Sasuke, tunggu," kata Mikoto dengan tenang tapi tegas. “Kau belum minum obat hari ini.”

"Aku sedang buru-buru. Ini penting," jawab Sasuke tanpa menoleh.

"Obat ini penting juga. Kau tahu apa yang bisa terjadi kalau kau berhenti minum obat," kata Mikoto pelan.

Sasuke berhenti sejenak, lalu menjawab, “Aku tahu. Tapi sekarang bukan waktunya.”

Mikoto melangkah mendekat. “Sasuke, tolong pikirkan baik-baik. Obat ini membantu ingatanmu.”

Sasuke akhirnya menatap ibunya. “Aku harus bertemu seseorang. Aku akan urus diriku sendiri.”

Lose Control Man - SASUSAKU [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang