chapter 8

176 15 2
                                    

Happy reading 😁

Seok jin berada di ruangan nya. Ia termenung, sambil memandangi sebuah figuran berisi seorang bocah laki-laki dengan sang adik yang berpose ria.

Seok jin tersenyum sejenak, seketika masa kecilnya terputar lagi menampilkan dirinya dulu bersama adik.

Tanpa mengetahui kebenaran yang sebenarnya saat itu.

Jika Seok jin boleh jujur, ia rindu dengan masa kecilnya dulu. Ia rindu bisa memeluk adik kecilnya itu.

Tapi lagi-lagi ego dan rasa bencinya menghalanginya. Seok jin benci saat adik kecilnya terus mengatakan maaf dan maaf berulang kali.

Itu tidak akan mengubah apapun yang terjadi.

" Tuan... Saya pergi dulu. Jika butuh sesuatu, hubungi saya"

Seok jin mengingat perkataan namjoon saat itu, sekarang adik kecilnya memanggilnya tuan seolah-olah seorang bawahan.

Seok jin tentu ingat bagaimana ia terus memaksa pria itu untuk memanggilnya tuan dan bukannya kakak. Akhirnya Namjoon melakukan nya dan tanpa ada kesalahan.

Kenapa aku sedih? Seharusnya aku senang bukan dia tidak memanggil ku kakak?

Bukankah ini keinginan ku? Harusnya dari dulu ayah mencabut hak anak itu dan mengusirnya! Dengan begitu mungkin aku tidak kehilangan sosok ayah.

Tapi kenapa rasanya begitu menyesakkan? Aku ingin dia memanggilku kakak lagi.

Aku rindu anak itu memanggil ku kakak dan memeluk ku dengan erat.

Seok jin mengusap figuran adik nya itu. Seketika ingatan tentang sang adik berputar di pikiran seperti kaset rusak.

" Kakak! Aku datang!"

.

" Kakak harus makan atau ayah akan marah nanti"

.

" Hahaha... Kakak lucu sekali"

.

" Pasti kakak punya pacar kan? Kan kakak paling tampan di sekolah"

.

" Kakak mirip dengan ibu, aku jadi rindu ibu,kak"

.

" Hiks...maaf.... Hiks... Maaf joonie salah"

.

" Sa-sakit..."

.

" Sshhh...hah... Sakit...hiks..."

.

" Kakak..."

Deg

Tes

" Joonie..."

" Yak! Apa yang aku pikirkan? Dia seorang pembunuh! Harusnya aku membencinya bukannya malah mengingat nya",Seok jin langsung mengusap air matanya kasar.

" Buang rasa sayang mu Seok jin. Orang seperti dia itu tidak pantas dikasihani,tapi pantas untuk disiksa"

" Seharusnya dari dulu aku merobek foto ini", Seok jin mengeluarkan foto itu dari bingkai yang selama ini ia simpan di lacinya, menatap lekat-lekat foto itu dengan penuh kebencian lalu merobek foto itu namun...

" kenapa foto ini tidak bisa dirobek?", Seok jin berusaha untuk merobeknya. Biasanya kertas mudah dirobek tapi tidak dengan lembaran foto itu.

Seok jin dengan marahnya merobek foto itu menjadi bagian-bagian kecil dan membuang nya ke tong sampah.

Forgive me, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang