chapter 14

220 19 7
                                    

Semuanya akan baik-baik saja

- Yoo Namjoon -
.
.
.

Hari sudah menunjukkan pukul 4 sore, namjoon dengan kondisi yang baru menjalani operasi berjalan menyusuri trotoar dengan  tas selempang lusuh miliknya dan amplop di tangan nya.

Sudah hampir 5 restoran ia melamar tapi yang ia dapatkan hanya lah penolakan.

Namjoon menghela nafas panjang, ia mengelap peluhnya yang sedari tadi membanjiri dahi dan lehernya. wajahnya memucat dengan nafasnya yang sedikit tersengal.

Namjoon akui, ia merasa lebih cepat capek akhir-akhir ini. Di tambah bekas operasi itu terasa perih saat ia berjalan.

Namjoon berhenti lalu menumpu kedua tangannya pada lututnya lelah, ia sibuk mengatur pernafasannya yang akhir-akhir ini terasa sesak.

Ya Tuhan... Ada apa dengan tubuh ku?

Kenapa aku merasa lelah seperti ini? Menggerakkan kaki ku saja rasanya begitu berat.

Namjoon melihat kedua kakinya yang ditutupi sepatu lusuhnya. Entah perasaan nya tapi kakinya terasa mati rasa akhir-akhir ini.

Karena merasa lelah akhirnya namjoon memilih beristirahat. Ia pun berjongkok di bawah pohon sambil mengatur pernafasannya perlahan.

Sambil mengatur pernafasannya, namjoon kembali memikirkan kejadian tadi. Ia sudah kehilangan salah satu ginjalnya, lalu akhir-akhir ini ia merasakan sakit yang tak tertahankan di kepala dan dada kirinya.

Ia juga sering mimisan entah itu saat ia bekerja ataupun beristirahat.

Namjoon akui ia lelah, ia lelah dengan rasa sakit di tubuh dan juga hatinya. Tapi bagaimana? Apa yang harus ia lakukan?

Ia tidak bisa pergi begitu saja. Ayahnya sudah membuatnya berjanji ditambah lagi hutangnya pada keluarga nya sendiri, keluarga Yoo.

Namjoon menghela nafas, ia harus berpikir keras untuk mencari uang sekarang.

Untuk menutupi hutang, kebutuhan dan juga pengobatan nya.

Aku harus bertahan, ini demi janji pada ayah.

Sudah hampir 15 menit berlalu dan Namjoon masih berada pada posisinya. Pria itu kembali menghela nafas lalu beranjak dari posisinya.

Kini kakinya ia bawa berkelana menyusuri trotoar mencari pekerjaan baru.

Tak lama kemudian Namjoon mengernyit dahi nya, pandangan nya berubah menjadi buram. Namjoon menggeleng kepalanya kecil berharap pandangan kembali membaik.

Namun berbalik, pandangan nya semakin memburam

Ada apa ini? Kenapa buram semua?

Bruk!

Namjoon jatuh bersimpuh, keringatnya bercucuran membasahi dahi dan juga lehernya.

Namjoon menundukkan kepalanya sambil meremat dadanya kuat. Lagi-lagi rasa sesak itu datang menyerangnya di waktu yang tidak tepat.

" Namjoon-ssi... kau baik-baik saja?", tunggu! Namjoon mengenali suara ini. Ia mendongak melihat siapa yang berada di depannya.

Saat hendak mendongak, tiba-tiba saja kepalanya berdenyut hebat.

" akh!", namjoon mengerang sambil mencengkram kuat rambutnya. Soobin yang khawatir dibuat panik. Ia membulatkan matanya melihat cairan merah pekat mengalir dari hidung namjoon.

" namjoon-ssi...da-darah", setelah itu namjoon tidak dapat melihat apapun selain gelap.

***

Forgive me, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang