Chapter 12

214 15 5
                                    

Ketika aku sudah bertekad maka tidak ada yang bisa menghentikan ku.

Dendam harus terbalaskan!

- Choi Seung Cheol -
.
.
.

Pagi hari nan cerah, tepat di ruang kerja pribadi nya seok jin masih terlelap di karpet nya.

Kondisi ruang itu masih sama, berantakan dengan noda darah kering dan serpihan kaca dimana-mana.

Seok jin perlahan membuka matanya, matanya masih menerawang sekitar melihat bayang-bayang yang tidak jelas sampai mengerjap matanya berkali-kali.

Seok jin hendak bangun, tapi tubuhnya terjatuh sambil memegang kepalanya. Kepalanya terasa begitu berat seperti ada batu yang menghantam kepala nya.

" Ugh... dimana aku?", Gumamnya, ia sontak terkejut melihat dirinya berada di tempat yang sama.

Serpihan kaca dan darah kering di mana-mana, sontak kejadian semalam terlintas di pikiran nya.

Apa semalam aku menembak nya?

Seok jin bangun dari posisinya, langkahnya yang sempoyongan ia paksakan untuk keluar. Sampai di depan pintu ia menemukan dua sosok pria berpakaian hitam yang merupakan pengawalnya.

" Heeseung!", Sontak pria itu menoleh lalu menghadap ke Seok jin.

" Iya tuan"

" Dimana pelayan itu? Kenapa aku tidak melihatnya di sini?", Mendengar itu seketika tubuh heeseung meremang. Heeseung tidak bodoh kalo yang dimaksud tuannya adalah namjoon.

" Tu-tuan... namjoon-ssi-"

" Saya di sini tuan", seok jin dan heeseung menoleh mendapati sosok namjoon berdiri dengan wajah yang masih kentara pucat.

Dibelakang nya muncul do jin yang sepertinya habis berlari karena mengejar pria itu.

" Namjoon-ssi... Sudah saya bilang un-... Tu-tuan Seok jin", do jin yang tadinya ingin menegur langsung berdiri dan memberi hormat pada Seok jin.

Seok jin menyeringai, ia mendekati namjoon dan berhenti tepat di depan pria itu.

" Bersihkan kekacauan di ruangan ku setelah itu kau boleh pergi", Seok jin pun melenggang pergi. Namjoon yang diberi perintah dengan langkah tertatih berjalan memasuki ruang itu.

" Namjoon-ssi... Kau harus-"

" Tidak do jin-ssi... Aku baik-baik saja. Sekarang pergilah, mungkin tuan muda membutuhkan anda"ucap namjoon bersikeras.

" Tapi.. Namjoon-ssi", do jin menghela nafas panjang, sosok namjoon sudah menghilang bersamaan tertutup nya pintu itu.

Do jin mengusap wajah nya kasar, ia pun melenggang pergi mencari kepala maid Han. Sedangkan di dalam, namjoon membungkukkan tubuhnya dan dengan pelan memungut serpihan kaca di lantai.

Ia tidak menghiraukan bekas operasi di perutnya ataupun kondisi tubuhnya yang lemah.

Ia tahu kalo sebenarnya ia harus dirawat namun mengingat biaya rumah sakit dan dirinya yang kehilangan pekerjaan mengharuskan ia pulang.

Ia bahkan berhutang pada dojin karena biaya operasi pengangkatan peluru itu.

Namjoon menghela nafas, lagi-lagi ia harus memikirkan cara  mendapatkan pekerjaan dan mengumpulkan uang untuk melunasi hutang-hutangnya.

Apa yang harus aku lakukan? Dimana aku akan mendapatkan pekerjaan nanti?

Hutang ku semakin besar dan tubuh ku tidak sekuat dulu. Tidak... Tidak aku harus kuat.

Forgive me, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang