07. Noren

266 40 3
                                    

—Sequoia—

Jika sesuatu muncul diantara kita, itu hanyalah kesalahan yang seharusnya tidak pernah terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika sesuatu muncul diantara kita, itu hanyalah kesalahan yang seharusnya tidak pernah terjadi.


📍📍📍📍

"JENO-YAAA!!" seru Renjun sambil melemparkan ranselnya ke atas meja yang berada tepat di bawah pohon.

"Ada apa lagi?" tanya Jeno, yang sudah pasti terganggu belajarnya. Setelah bel pulang Sekolah Jeno memutuskan untuk lanjut belajar di tempat dimana ia dan Renjun biasa belajar bersama. Letaknya pun masih berada satu lokasi dengan Sekolah mereka.

"Kau pasti akan marah setelah mendengar ini— jadi tenangkan dirimu dulu,"

Jeno yang sempat tidak peduli sontak memfokuskan pandangannya ke arah Renjun. "Ada apa?"

"Kazuha mengajakku kencan."

"HUH?!"

Entah Jeno kaget karena fakta Kazuha menembak Renjun atau kaget karena bingung kenapa Renjun berspekulasi kalau ia akan marah tentang fakta itu.

Renjun menangkup pipi Jeno dan menatap matanya dalam-dalam. "Ya ya, aku tau kau benar-benar terkejut dan mungkin juga kau akan marah."

Jeno menatap Renjun seakan laki-laki mungil itu gila. "Kenapa aku harus marah?" tanyanya penuh keheranan.

Renjun yang masih setia memegangi pipi Jeno spontan melepaskannya, seakan pertanyaan Jeno barusan menyakiti hatinya. Tapi pertanyaan itu memang cukup sarkas membuat Renjun kepalang malu.

"Kau memang tidak bisa di ajak kerja sama." celetuk Renjun, kemudian pergi dengan wajah ditekuk.

"Huh?"

Untuk kedua kalinya Jeno dibuat bingung oleh sikap Renjun. Sebenarnya apa maksudnya?

Renjun yang masih dalam perjalanan yang entah kemana terus aja mengumpat. Mengabsen setiap nama binatang dibelakang nama Jeno. Bagaimana bisa mata sipit itu mendapat peringkat satu umum, tapi untuk memahami situasi saja dia sangat lelet. Huh! Rasanya Renjun ingin menyumpahi agar mata Jeno semakin sipit, supaya laki-laki itu tidak bisa menghitung rumus-rumus lagi.

"Jadi bagaimana, Renjun?"

Sial! Sial!

Gadis Jepang itu kembali lagi.

Dengan helaan napas panjang, Renjun balik badan dan mendapati Kazuha yang sudah menampilkan senyum termanisnya. Ah, melihat wajah lugu dan polosnya itu sebenarnya Renjun tidak tega untuk ngegas, tapi kalau di lembutin yang ada Kazuha makin berharap padanya.

[✔] Sequoia || JAESOO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang