Jisoo terserang panik. Ketika mendengarkan Cha Eunwoo membicarakan soal liburan musim panas yang akan diadakan minggu depan selama satu minggu penuh dan ponselnya dibanjiri notifikasi. Begitu juga ponsel teman-temannya di ruangan itu. Yup, dia tidak salah lihat. Notifikasi itu dari grup kampus dan membuatnya langsung bungkam menyaksikan video yang dibagikan mahasiswa dari kelas Bisnis unit 1 itu. Dimana bukan dia saja yang terkejut oleh ulah Rose.
"Tunggu, ini benar Park Chaerin?" Diseberang mejanya adalah Eunha. Tampak tercegang dan menatap teman-temannya satu persatu seolah mengharap jawaban. Dan Jisoo hanya menepuk dahi dan dengan deg-degan mulai mengetikkan pesan kalau mereka harus bertemu saat jam istirahat kepada Rose.
"Kalau dilihat, memang dia." Jawab Mingyu disebelahnya. "Tapi dia kesurupan atau bagaimana? Kenapa mendadak jadi berani begini?"
"Mana kutahu?" Taeyong menjawab pula di tempatnya. "Tapi aneh saja. Setahuku dia penakut sekali dan tidak mungkin berani melakukan itu. Iya kan, Ji?"
Jisoo mendadak tergagap ketika Taeyong meliriknya. Memberi cengiran canggung dan menggaruk kepalanya singkat.
"Entahlah. Mungkin dia sudah lelah diperlakukan semena-mena?""Yah, itu kan karna dia idiot. Sebenarnya aku bertanya-tanya, apa dia niat kuliah atau bagaimana? Untung saja kampus menyembunyikan nilai IPK aslinya semata-mata demi reputasi Ibunya didepan media."
"Seulgi, jaga bicaramu." Jisoo memperingati dari tempatnya. Menunjukkan wajah tak suka pada gadis Kang yang mengais rambut disebelah Taeyong. Seulgi tidak bicara lagi setelah itu dan cuma mendengus ketus.
Memangnya dia mau melawan dengan apa? Posisi Kim Jisoo benar-benar membuat siapa-siapa di ruangan itu tidak berkutik. Bahkan ketua BEM yang berstatus sebagai sahabatnya dari kecil--Lee Taeyong juga tidak bicara apa-apa.
"Maaf."
Jisoo menarik nafas dan membuangnya begitu saja sambil bangkit.
"Aku akan ke kelas sekarang. Untuk makan siang, kali ini aku mau dikantin. Jadi tidak usah pesankan untukku.""Kenapa?" Eunha bertanya mewakili pertanyaan keempat temannya yang saling lirik bingung. Biasanya mereka makan bersama disini.
"Mau saja." Didengar dari nadanya, Jisoo memang kesal. Keluar begitu saja setelah mengambil ponselnya dari meja dan meninggalkan Eunwoo, Eunha, Mingyu, Taeyong dan Seulgi yang saling menatap bingung.
"Dia meninggalkan mejanya lebih cepat. Dia kenapa sih?" Celetuk Mingyu yang cuma dibalas keheningan dari teman-temannya.
...
Sementara itu, Jeon Jungkook dan teman-temannya diperjalanan menuju kelas. Merasa biasa-biasa saja ketika mereka berempat menjadi pusat perhatian. Yah, Jeon Jungkook, Park Jimin, Min Suga dan Jung Hoseok sekelas di kelas Bisnis Unit 1.
Dikenal sebagai paling fashionable kedua setelah Hoseok, Jeon Jungkook memang sering kali jadi fashion ikon banyak orang terutama laki-laki yang mencontoh gaya berpakaiannya. Sweater putih dengan jeans hitam saja sudah sukses membuat perempuan bertekuk lutut dan seringkali lupa kalau pemuda yang bersangkutan merupakan perumpamaan nyata dari es berjalan. Mungkin karna postur tubuhnya yang bagus.
Maksudku--diantara mereka, dia dan Namjoon yang terbilang cukup berisi dengan otot-otot yang padat. Dipadukan dengan kulitnya yang tidak terlalu putih menjadikan ketampanannya jadi makin mencolok. Soal wajah, Jeon Jungkook memang pendeskripsian nyata untuk kata sempurna. Hidung bangir yang pas, sepasang mata bulat dengan kornea sekelam jelaga, alis yang tebal alami, bibir pink empuk nyaris berbentuk hati yang selalu terkatup ketika Ia lewat dengan lubang tindik di sudut kanan dan telinga yang dipenuhi tindik--yang kalau dihitung, di daun telinga kanan punya 5 lubang tindik dan 3 dibagian daun telinga kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Hour
RandomWarning: cover sementara Sejak orangtua mereka bercerai, Rose dan kakak laki-lakinya mengikuti sang ayah meninggalkan Korea. Sementara saudari kembarnya menetap dengan sang Ibu. Karna kecelakaan mengakibatkan Chaerin koma, Rose bersikeras pulang ke...