"Aw, itu sakit!"
Bisa dibilang, dua orang inilah yang akan membuat rumah serasa lebih hidup. Satu orang laki-laki berusia 25 tahun dan satu perempuan yang diketahui adalah anak paling muda di keluarga mereka berusia 23 tahun. Karna Chanyeol sedang diperjalanan menuju bandara baru saja, Rose tahu dia punya siapa untuk di ganggu. Dan Lomon adalah target utama untuk menuntaskan kebosanannya setelah sang kakak sulung berangkat.
Mau tak mau Lomon langsung bangkit ketika Rose merampas ponselnya dan kabur.
"Yak, ponselku!""Mum, Lomonnie-hyung punya pacar!"
"Jangan dengarkan dia! Kembali kemari, tikus nakal!"
Dan Serin--Ibu mereka--hanya bisa menggelengkan kepala ketika turun dari tangga dengan sebuah keranjang pakaian yang sudah kosong. Menyadari kalau telfon rumah tiba-tiba saja berdering dan menghampiri benda itu untuk mengangkatnya. Tapi Rose malah berlari kearahnya untuk bersembunyi.
"Mum, Lomon-hyung memanggilku tikus!""Iya, kau memang tikus. Suka menggigit dan mengacau. Kembalikan ponselku!"
"Anak-anak, jangan berlarian begitu. Monnie, jangan kejar adikmu. Nanti dia jatuh atau terbentur. Dan Rosie, berhenti mengganggu kakakmu. Kembalikan itu."
Meski sudah diperingati, keduanya sama-sama kepala batu. Sekarang saling kejar terus ke dapur dan Serin menghela nafas. Membungkuk untuk menaruh keranjang dan mengangkat telfon itu ke telinganya.
"Halo?"Untuk beberapa saat dia terdiam mendengar seorang wanita yang menyapa dari seberang dengan nada yang terbilang aneh. Seperti terheran.
"Permisi, apa ini kediaman Park Seungho?"
Orang ini memakai bahasa Korea, pikirnya. Serin tak butuh waktu untuk segera menjawab dengan bahasa serupa. Jarang sekali suaminya dapat telfon orang Korea. Biasanya mereka berbahasa inggris. Pikirnya.
"Ne." Jawabnya ramah. "Apa ada keperluan? Soalnya dia di kantor sekarang. Jika ada, katakan saja. Nanti akan kusampaikan saat dia pulang."
Wanita diseberang terdiam juga dan nada bicaranya berubah kaku.
"Ma-maaf sebelumnya. Ini Park Yeonwoo, mantan istrinya."
Serin terdiam seribu bahasa mendengarnya. Tidak tahu harus bereaksi apa sekarang. Mau apa mantan istri Seungho menelfon? Dia tidak keberatan, sebenarnya. Tapi tahu betul suaminya tidak akan mau mendengar soal ini.
"Ah, halo. Salam kenal. Park Serin-imnida." Dia sendiri tidak tahu harus bagaimana untuk menghentikan kegiatan canggung ini sekarang. "Mungkin anda bisa menelfon nanti saat suamiku pulang. Masalahnya--""Tidak. Tolong, Nyonya. Kalau Seungho tidak ada disana, bagaimana dengan anak-anak? Chaeyoung dan Chanyeol."
Sekarang Ia mendengar Rose kembali dengan Lomon. Berteriak melapor karna sang kakak merangkul lehernya dan rambutnya dikucek dengan kepalan tangan beberapa kali.
"Mum, lihat! Hyung jahat!"
"Yang jahat aku atau kau?"
"Apa itu Chaeyoung? Tolong, tolong berikan padanya sebentar saja."
Serin mendadak dilema. Disatu sisi Ia tahu keseluruhan permasalahan karna Seungho sudah menceritakan semua kelakuan mantan istrinya hingga mereka memutuskan bercerai. Tapi dia tidak enak untuk menolak. Dengan gerakan enggan ingin memanggil putri bungsunya yang ternyata mendekat kearahnya.
Rose mengerut. Tidak salah dia dapat telfon? Dari siapa? Pikirnya bertubi-tubi. Dibanding itu, dia menatap bingung kearah Ibunta.
"Siapa, Mum?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Hour
AcakWarning: cover sementara Sejak orangtua mereka bercerai, Rose dan kakak laki-lakinya mengikuti sang ayah meninggalkan Korea. Sementara saudari kembarnya menetap dengan sang Ibu. Karna kecelakaan mengakibatkan Chaerin koma, Rose bersikeras pulang ke...