𝐂hapter 1 ( season 3 )

475 73 10
                                    

"Wah, sepertinya kamu memendek akhir akhir ini Ave," kata Harry yang membandingkan tinggi nya dengan Avery saat sedang cuci piring

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Wah, sepertinya kamu memendek akhir akhir ini Ave," kata Harry yang membandingkan tinggi nya dengan Avery saat sedang cuci piring. Avery yang kesal menendang kaki Harry sehingga Harry meringis kesakitan.

Harry ketawa melihat ekspresi kesal dari Avery, teman baiknya yang sudah tinggal serumah dengannya selama beberapa tahun dan menemaninya di sekolah Hogwarts. "Sepertinya aku yang bertambah tinggi."

"Iya Harry, iyaaaaa," balas Avery yang memanjangkan kalimat akhirnya 

"Tumben langsung setuju."

"Iya, kan aku baik hati. Biar kamu seneng deh."

Avery masih melanjutkan cuci piring nya sambil memikirkan sesuatu. Ia memikirkan masalah tahun ini. Di kisahnya seharusnya Sirius Black ada di penjara, tetapi di list nama nama penjara tak ada satupun marga Black di sana. "Sepertinya tahun ini akan damai," batin Avery

"Mikir apaan si serius amat?" Tanya Harry yang menaruh siku tangannya di atas kepala Avery. "Gausah sok tinggi Harry, kamu aja harus jinjit biar siku mu menyentuh kepalaku."

"Tapi aku bisa menyentuh kepalamu tanpa jinjit tuh," balas Harry yang mengusap usapkan kepalanya di kepala Avery. "Woy, kepalaku jadi penuh sabun cuci piring karena kamu."

Avery melempar sabun ke arah Harry sehingga dapur mereka dipenuhi gelembung sabun sehingga mereka dapat pidato dari pemilik rumah tersebut. Harry dan Avery hanya cengar cengir saat mendengar pidato dari nya.

"Sepertinya kita harus pergi membeli alat alat keperluan kita di Hogwarts," kata Harry yang membuka surat dari Hogwarts yang baru datang. "Mungkin kita bisa pergi sendiri, Ave."

Mereka umurnya sudah cukup besar dan mengerti cara berpergian dengan bubuk floo yang diberikan oleh keluarga Weasley tahun lalu. "Kapan kita masuk kembali?"

"2 hari lagi, Ave."

"Okey, mungkin kita harus mengunjungi Diagon Alley sekarang."

Mereka segera mengambil jubah mereka dan menggunakan bubuk floo menuju diagon alley. Sesampainya disana, Harry dan Avery berpisah agar kebutuhan mereka cepat ditemukan. Harry mengelus kepala Avery sebagai tanda perpisahan mereka. "Mentang-mentang sudah tinggi pamer dengan cara menyentuh kepalaku."

"Makin hari makin lucu saja, tanganku tidak tahan mengacak-acak rambutnya," batin Harry yang berbalik ke belakang menuju toko tujuannya dengan muka merah. Avery pergi juga ke arah toko buku sambil mengenakan tudung jubahnya.

Sesampainya di toko buku, Avery segera mencari buku yang dimaksud dalam surat Hogwarts. Saat ia hendak mengambil buku yang cukup tinggi, tiba tiba dari belakang ada yang juga mengambil buku itu. "Ave?"

Saat menengok ke belakang, Avery terkejut melihat siapa yang ada di belakangnya. "Malfoy?"

"Ck, masa aku memanggil mu dengan nama depan kamu memanggil ku dengan nama belakang sih?" Tanya Draco yang mendekatkan mukanya ke arah Avery. Kepala Avery reflek mundur tapi ia lupa di belakangnya ada rak buku sehingga kepalanya terbentur rak tersebut.

"Rasain tuh, makanya kalo manggil namaku Draco aja." Meski perkataannya seperti itu, ia melepas tudung Avery dan mengusap pelan kepala Avery yang terbentur rak tersebut. Draco menyerahkan buku yang hendak di ambil Avery sambil nyengir nyengir.

"Terimakasih Mal, eh Draco."

"Gitu dong," seru Malfoy senang mengangkat tangannya hendak mengusap kepala Avery lagi, tapi ia menarik nya kembali berusaha menahan keinginan itu. Draco memandang Avery yang masih membuka buka buku itu sambil senyum senyum sendiri. Saat Avery mendongak, ia langsung menyembunyikan senyum itu.

"Sudah belum? Lama sekali sih. Mau ambil buku apalagi? Ku ambilin aja."

"Iya, aku cek dulu dong. Terimakasih ya Draco, aku duluan," balas Avery yang tersenyum sambil melambaikan tangannya menuju tempat pembayarannya. Draco tidak membalas lambaian tangannya, tapi ia malah langsung menghadap belakang.

"Telinganya merah? mungkin alergi," batin Avery

"Buset, baru ga ketemu beberapa bulan langsung naik kelucuannya. Kayak kucing, pengen ku pelihara," batin Malfoy yang masih menghadap belakang menyembunyikan mukanya.

Harry senang saat Avery kembali. Mereka pergi kembali ke rumah sambil bercakap-cakap. 

"Wah sayang sekali aku tidak ada disana," kata Avery yang mendengar cerita Harry bertemu dengan Keluarga Hermione dan keluarga Ron. Ternyata Ron dan Hermione juga disana. "Tenang saja Ave, Hermione dan Ginnie juga sepertinya lebih antusias bertemu denganmu daripada aku."

Avery tertawa kecil dan menyiapkan jubah mereka serta barang-barang mereka untuk ke Hogwarts. Koper mereka sudah dikemas dengan rapi, Sangkar Hedwig dan juga kandang Evelyn, kucing Avery sudah disiapkan. Mereka sepertinya juga tidak sabar kembali ke Hogwarts.

Seperti biasa, mereka pergi ke Hogwarts Express tanpa diantar 'keluarga mereka' yang sangat ramah dan baik hati kepada mereka. 

"Avee!" Tiba-tiba ada yang menyerbu Avery, memeluknya sehingga Avery hampir jatuh. "Neville? Apa kabarmu?"

"Baik Ave, nenekku tidak marah-marah lagi karna kamu mengajariku cara membuat kue yang tidak gosong lewat surat-suratmu." Avery tertawa mendengar nya

"Mundur Neville, Avery bisa sesak karna kau peluk terus," kata Harry

"Ohhh, Harry cemburu," celetuk Hermione yang baru datang dengan kopernya yang hendak dimasukkan ke kereta. "Kamu mengada-ada Hermione."

"Ah yang bener?" Ron menyusul pembicaraan mereka dengan cengirannya. "Wah, udah kumpul semua nih." Avery dan kawan kawannya membawa barang bawaan mereka ke bagasi dan segera mencari tempat duduk.

Sayang sekali, Avery tak dapat bergabung dengan teman temannya sehingga ia harus mencari tempat duduk lain.  "Jangan ilang loh Ave, nanti kamu bisa diculik."

"Jangan mengada-ada Harry."

Saat ia membuka pintu nya, ia melihat Cedric dengan Newt duduk disana. "Boleh aku bergabung?" Tentu saja mereka mempersilahkan dengan senang hati. Newt malu-malu saat berbicara dengan Avery yang sangat cerewet itu. Berbeda sekali. Cedric senang bisa bertemu kembali dengan adik kelasnya yang paling usil diantara yang lain.

Tiba-tiba, ada seseorang yang masuk lagi, Draco datang menarik Avery keluar sambil berkata "Ikuti aku sebentar, jangan lupa bawa barang-barangmu."

Avery bingung dan pamit sambil membawa barang-barangnya. Draco menggandeng atau lebih tepatnya menyeret Avery dan menyuruh nya duduk di sebelahnya. Avery menggerutu kenapa harus di sebelahnya. Untung ada Pansy juga meski menatap Avery dengan pandangan berapi-api.

"Draco.. Sepertinya aku ke tempat Harry saja," kata Avery

"Jangan, disini aja. Kamu itu bisa hilang. Potter pasti sangat berterimakasih padaku," balas Draco ketus tapi ia memegang tangan Avery agar tidak pergi. "Mungkin dia salah makan," pikir Avery.

Sesampainya di Hogwarts, Avery segera memisahkan diri dari Draco dan lari menghampiri teman temannya. Harry membentangkan lengannya untuk memeluk Avery yang berlari ke arah mereka. 

"Aduh-aduh, padahal baru beberapa saat ga bertemu," goda Ron

"Tentu saja, mereka saja 1 rumah," balas Hermione

Avery dan Harry saling memandang 1 sama lain dan tertawa. "Ayo kita masuk, aku tak sabar makan," seru Avery

"Wo, apalagi aku," balas Ron yang mengangkat tangannya mengajak tos dengan Avery. Avery dan Ron sudah melesat dalam kastil sehingga meninggalkan Harry dan Hermione yang geleng-geleng melihat tinggkah mereka yang masih seperti siswa tahun pertama.


yashh, welcome September and welcome season  <3

jangan lupa vote atau komen oke oke? biar makin semangat hehe

Another World 𔘓 HP FanficWhere stories live. Discover now