Chapter 3

467 64 7
                                    

"Averyy," panggil Harry membangunkan sahabatnya yang tertidur di sofa depan perapian dengan rambutnya yang berantakan saat bangun mengerjapkan matanya. "Yaa? Kenapa Harry?"

"Kau tidak lupa datang ke acara ulang tahun nya kan?" Tanya Harry yang menopangkan dagunya dengan tangannya menatap Avery. 

"Tentu saja Harry . . ." Avery bangun dan membenarkan posisi duduknya. Ia menatap keluar jendela Gryffindor sambil melamun. Namun ada yang membuyarkan lamunannya. Seekor burung hantu menerobos jendela Gryffindor ke arah Avery. Burung hantu itu mengacungkan kakinya pada Avery yang terdapat gulungan kertas berpitakan hijau khas Slytherin.

Avery tersenyum miring melihatnya. "Aku punya perasaan yang tidak enak soal ini." katanya sambil membuka kertas tersebut. Harry mengintip karena penasaran dengan duduk di sebelah Avery.

Dear  Avery, 

Kau masih ingat tentang pemberitahuan yang diumumkan saat kita masuk awal tahun pelajaran ini bukan? Datanglah jam 4 sore ke asrama Slytherin lewat pintu utama. Kode nya adalah xxxx. Kau tahu kalau kau wajib datang kan? Sampai nanti.

Aku tidak tahu kalau kau lebih muda dariku wkwk, pantas kau sangat kecil, pendek dan kelihatan cebol.

 Salam, Draco Malfoy

"Si pirang ini benar-benar ya." Harry tertawa melihat Avery yang mukanya tidak bisa dikondisikan. Ia tahu bahwa undangan event ini wajib menggunakan surat resmi dan ada tanda tangan dari Profesor McGonnagall di surat itu dan ada note dibawahnya. 

Jika menurut peraturan, ia harus lebih mendahulukan undangan Draco dibanding Diggrory karena Diggrory tidak memberikannya surat resmi dengan tanda tangan. Berbeda kalau dia benar benar memberikannya maka Avery perlu mendahulukan yang memberi undangannya terlebih dahulu.

note : sepertinya tidak ada salahnya kalian bertemu mengingat Gryffindor dan Slytherin memiliki hubungan yang kurang baik - Prof McGonnagall

"Oh itu jelas salah banget profesor," kata Avery 

"Hajar Avery," kata Harry yang menepuk bahu nya menyemangati sahabatnya yang menghela napas. "Atau mau aku saja yang meng-hajarnya, Ave?"

"Harry... tidak baik membuat masalah di minggu awal tahun pelajaran baru, lebih baik kita mengerjainya," balas Avery sambil nyengir.

"Heyyy apa yang kalian bicarakan," seru Ron yang mendobrak pintu asrama dengan Hermione yang mengikuti Ron dari belakang. Sepertinya mereka baru selesai membantu Prof Snape. 

"Heyy, kalian terlambatt. Kalian tidak akan menduga ini," seru Harry yang mulai membicarakan surat tersebut dengan anak anak lainnya. "Harry, titipkan kado ya. Juga permintaan maafku karena tidak bisa datang ke pestanya karena aku perlu menemui anak ular di Hogwarts."

.  .  .  .

Jam 04 :00 sore di Hogwarts

Avery mengenakan jubah Gryffindor nya dan berjalan menelusuri lorong dan koridor menuju asrama Slytherin. Ada beberapa anak yang menyapanya dibalas lambaian tangan oleh Avery. Akhirnya ia sampai di depan pintu asrama utamanya Slytherin.

"Wow, kesan horor nya bintang 5." Avery sibuk menatap api-api hijau yang menari di tempat mereka masing masing menghias dinding Slytherin yang terkesan sangat dingin.

Ia membuka surat tersebut dan membacakan kode yang diberikan. Ternyata kode tersebut hanya bisa berlaku 1x pakai saja, jadi anak asrama lain tidak bisa memasuki asrama lain seenaknya. Prof McGonnagall ternyata sudah memikirkannya matang-matang.

Avery membuka peta yang tertera dibelakang surat Draco dan memasuki ruangan tersebut. Banyak anak berjubah hijau yang menatapnya. Mungkin mereka bingung ada anak singa yang tersasar di antara kerumunan anak ular. "Aku merasa seperti superstar."

Menurut peta, ia harus naik ke tangga ini yang menuju asrama laki-laki. Avery mulai menaiki tangga tangga tersebut dan tak sengaja ia menabrak salah satu anak laki-laki yang turun terburu-buru.

"Ah, maafkan aku nona," kata nya

"Apa ular ular ini juga bisa meminta maaf," batin Avery yang mengusapkan kepalanya sambil meringis sambil mengangkat tangannya menandakan tidak apa apa. Saat Avery mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk ia melihat sosok yang dikenalnya. Adrian Pucey.

"Maaf sekali lagi, aku Adrian Pucey. Salam kenal," katanya sambil menjulurkan tangannya yang disambut tangan Avery kemudian. "Ternyata kamu yang sering diceritakan oleh Draco."

Avery tersenyum sopan dan mempersilahkan nya untuk melanjutkan perjalanannya yang tadi terlihat sangat terburu buru. Avery melanjutkan menaiki tangga-tangga tersebut yang berputar. Akhirnya dia sampai di depan pintu kamar Draco Malfoy.

Saat ia hendak mengetuk pintu, pintu kamar Draco terbuka sehinngga kepala Avery terpantuk pintunya, sepertinya ia antara tidak cocok di Slytherin atau lagi sial. Bisa bisa ia encok atau benjol di hari pertama.

"Kamu lama sekali A V E R Y," keluh Draco yang ternyata orang yang membuka pintu tersebut. 

"Oh apakah anak anak disini semuanya tidak sabaran," batin Avery

"Maafkan aku tuan Malfoy ada kendala aku tadi tertabrak Adrian Pucey jadi jangan terlalu banyak mengeluh, jadi ada apa kau memanggil ku ke sini." Draco mengernyit tidak senang dipanggil Malfoy yang merupakan nama belakangnya.

"Panggil aku Draco, kan aku sudah memanggil mu dengan nama depan mu."

"Aku tidak pernah memintamu memanggilku dengan nama depanku, Malfoy."

"Kalau tidak aku bisa menahanmu disini sampai besok."

"Baiklah, D R A C O."

Perdebatan didepan pintu sampai situ saja. Draco menarik tangan Avery agar ia tidak selamanya berdiri di depan pintu kamarnya. Cowok mana yang membiarkan perempuan berdiri terus apalagi di depan kamarnya.

Draco mengayunkan tongkat sihirnya dan melayangkan teko yang menuangkan teh hangat. "Jangan bilang kau memanggilku ke sini karena hanya untuk minum teh, Draco?"

"Kenapa tidak? Prof. McGonnagall saja sepertinya tidak keberatan soal itu. Kau mau berapa gula, Avery?"

"Terimakasih," kata Avery saat Draco memasukkan beberapa butir gula ke gelas nya. Hening menyelimuti mereka, seperti tidak sedang minum teh saja.

"Jadi apa yang terjadi kamu dengan Pucey?" Tanya Draco yang memulai topik pembicaraan duluan. Avery menyeritakannya dengan singkat padat dan jelas karena itu bukan peristiwa yang bisa diceritakan dengan panjang lebar.

Tiba tiba Draco berdiri dan berjalan ke arah Avery. Ia menyentuh kepala Avery dan memeriksanya. Rasanya dingin sekali tangan Draco dan semerbak bau mint tercium dari jubah Draco. Avery baru tersadar karena ia tidak pernah membuat jarak sedekat ini dengan Draco. 

Draco mengambil botol kecil dari lacinya dan mengusapkannya di kepala Avery. "Seperti anak kecil saja. Kepala mu memar tuh."

Draco hanya tersenyum kecil menatap Avery yang wajahnya bertanya tanya apakah didepannya ini adalah Draco Malfoy bukan orang lain yang menyamar sebagai dirinya. Salepnya berbau mint sama seperti nya. "Oh, Terimakasih."

"Sama sama, terimakasih juga sudah menemaniku minum teh hari ini. Kembalilah, aku tidak akan menahanmu terlalu lama disini," kata Draco yang menaikkan bahunya seperti itu bukan apa apa untuknya.

Avery keluar dari kamar Draco dan turun ke hall utama asrama Slytherin. Di anak tangga terakkhir, tiba tiba ia dikepung oleh anak anak Slytherin. Sepertinya mereka sudah menungguinya. "Oh, jadi ini anak singa yang tersesat?"



aw aw, kangen sama cerita ini sih, asli.

Another World 𔘓 HP FanficWhere stories live. Discover now