22. Penenangnya

15.5K 1.1K 11
                                    

Gevan berjalan di koridor sekolah dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku celana seragamnya dan tak lupa ekspresi wajahnya seperti tembok yang sedang berjalan.

Menatap datar seorang gadis yang sengaja jatuh di depan dirinya.

"Aww," ringis gadis itu sembari memegangi lututnya yang tertutupi kaos kaki di atas lututnya.

Gevan menautkan kedua alisnya, senyum setan tercetak jelas di sudut bibir ranum itu.

"Aww tolongi," rengek si gadis sembari mengulurkan tangannya.

Tubuh Gevan reflek bergidik ketika mendengar suara yang dibuat-buat itu terdengar sangat menggelikan. Berjalan melewati gadis itu tanpa berniat menyambut uluran tangan si gadis.

"Gevan."

"Kapan kamu tau kalau aku selalu ada di belakang kamu...." lirih gadis itu. Membuat sekelilingnya berbisik-bisik.

"Hah itu Farah kan?".

"Farah siapa anjay?"

"Itu nah anak IPS 2 anaknya Bu Mery". Bisik-bisik itu semakin terdengar di koridor.

"GEVAN...." gadis itu berteriak ketika sang pujaan hati sama sekali tak menoleh ke arahnya.

Farah terisak di tengah koridor sekolah tak memperdulikan orang-orang memandang dirinya aneh bahkan menganggap dirinya gila, menatap lurus punggung tegap Gevan yang masih terus berjalan tanpa memperdulikan dirinya.

Pandangan Farah terfokus pada satu titik di koridor sebelah lantai 3 seorang perempuan yang sedang mengawasi mereka dengan tangan yang bersedekap dada. Farah melihat Alesha menatap suasana rusuh yang habis dia perbuat tanpa berniat menghampiri dirinya, Alesha melihat itu semua dengan santai, hal itu semakin membuat nafsu Farah semakin besar untuk menghancurkan hubungan mereka berdua.

Farah berlari dengan laju ke arah Gevan ingin memeluk punggung tegap
laki-laki itu dari belakang, gila memang tapi nafsunya ingin mendapatkan Gevan semakin menggebu-gebu.

"OYYY!" Kezel menyentak tangan Farah yang hampir menyentuh tubuh belakang Gevan, entah datang darimana laki-laki tampan itu.

"Yang," tegur Fayra pada pacarnya.

"Ken." Gerry menegur sahabatnya agar tidak terlalu kasar kepada perempuan.

"Sorry," Fayra mengelus lengan pacarnya dengan sayang.

"Gevannn," Farah menatap mata tajam laki-laki itu dengan takut-takut.

"Aku suka kamu," Farah memberanikan dirinya menyampaikan perasaannya yang selama ini dia a pendam.

"Gue punya pacar".

Farah mengelus tengkuknya merinding mendengar suara berat dari orang yang dia sukai didepannya ini.

"Gevan...."

Orang-orang yang menyaksikan itu semua melebarkan matanya seperti ingin lepas dari pelupuk mata. Farah memeluk lengan Gevan dengan berani, catat Gevan tak suka di sentuh selain dengan Alesha yang tercinta itu.

"Menurut lo apa yang bakal terjadi?" Genta berbisik pelan pada telinga seseorang.

"Hmm," deheman membuat Genta terperanjat kaget mendengarnya.

"Anjing gue salah orang bangsat," umpat Genta pelan ia lupa bahwa yang berada disampingnya ini kulkas 30 pintu yang tak lain adalah Geovaro Gerald Kalzero.

"Lepas!" Farah menelan ludahnya dengan susah payah, melihat wajah Gevan yang emosi dengan jarak sedekat ini malah menambah ketampanan di wajah laki-laki itu.

GEVANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang