Jalang

132 7 0
                                    

Saat ini Zang Xuen Chi masih sibuk menenangkan Xia Ai yang sedang menangis. Tidak perduli seberapa berusaha pria itu membujuk Xia Ai, tapi tangisan nya malah semakin keras.

"Sudahlah Xia'er. Aku tak apa, sungguh," ucap Zang Xuen Chi dengan sabar menjelaskan bahwa cubitanya tidak sakit sama sekali.

"Ta-pi pip-i mu mee-rah..." Isak Xia Ai bicara dengan sesegukan.

"Maafkan aku Xuen, itu pa-sti sangat sa-kit.."

Xia Ai berlutut di kaki Zang Xuen Chi dengan perasaan bersalah. Zang Xuen Chi yang di perlakukan begitu seketika membelalakkan matanya, lalu segera membantu Xia Ai berdiri.

"Gadis bodoh, mengapa kau berlututlah di kaki ku? Sudahlah, tak apa." Zang Xuen Chi mengelus kepala Xia Ai.

"Maaf," ucap Xia Ai pelan.

"Baiklah aku memaafkan mu, mari kita makan sesuatu dulu di restoran itu." Zang Xuen Chi mengalihkan topik dan mengajak Xia Ai makan.

"Gendong," pinta Xia Ai manja.

"Baiklah."

Pria itu menggendong Xia Ai di punggung nya, Xia Ai persis seperti koala.

Zang Xuen Chi berjalan dengan santai dengan Xia Ai di punggung nya. Mereka berdua terlihat sangat manis. Para rakyat memperhatikan mereka dengan terkejut, apakah itu Putra Mahkota yang terkenal dingin dan kejam? lalu apa yang mereka lihat saat ini?

Putra Mahkota menggendong seorang gadis, mereka pasti salah lihat. Tak perduli seberapa banyak mereka menggosok mata mereka, tapi pemandangan itu tetap ada. Mereka yakin bahwa gadis itu adalah kekasih Putra Mahkota dan calon Putri Mahkota Kekaisaran Zang ini.

"Baiklah Tuan Putri ku, kita sudah sampai." Zang Xuen Chi menurunkan Xia Ai di pintu restoran.

"Terima kasih, Xuen. Apa aku berat?" Tanya Xia Ai.

"Hahahaha, tentu saja tidak Xia'er. kau sangat ringan, aku bahkan tidak merasa seperti menggendong seseorang tadi,"

Zang Xuen Chi menjawab diiringi tawa khas nya. Xia Ai nya sangat lucu. apa dengan badan kecil seperti itu akan terasa berat? Tentu tidak.

"Baiklah-baiklah, aku tahu kau kuat" dengus Xia Ai memutar matanya malas.

"Mari masuk."

Mereka masuk ke dalam restoran tingkat atas, dekorasi yang sangat bagus dan nyaman. Hanya orang-orang berada yang bisa makan di tempat seperti ini, mereka mendapatkan tempat duduk terbaik di restoran itu dan memesan makanan terbaik di restoran itu.

"Salam Yang Mulia Putra Mahkota dan nona..."

"Putri!"

Zang Xuen Chi menekankan ucapan nya pada pelayan yang menyebut kekasihnya dengan sebutan 'nona', itu tidak pantas bagi seorang Putri Kekaisaran besar seperti dirinya.

"A-ah, salam Yang Mulia Putra Mahkota dan Tuan Putri," pelayan itu segera memperbaiki kata-kata nya, takut-takut kalau kepalanya akan terlepas dari tubuhnya.

"Bawakan Benwang dua porsi makanan seperti biasa,"

Pelayan itu beranjak pergi, dan kembali setelah beberapa menit dengan nampan ditangannya.

"Silahkan dinikmati Yang Mulia, hamba undur diri."

Pelayan itu segera meninggalkan meja Zang Xuen Chi dengan jantung berdebar kencang.

"Xuen kenapa kau menakuti pelayan itu, dia sangat ketakutan tadi ketika mendengar suaramu," tegur Xia Ai pada pria itu, dia selalu saja bersikap menyeramkan pada orang-orang.

"Dia sangat tidak sopan Xia'er. Kau seorang Putri Kekaisaran besar, sangat tidak pantas baginya menyebut mu nona," ucap Zang Xuen Chi menjelaskan apa yang menurut nya benar. Xia Ai mungkin tidak mempermasalahkan nya, aih dia sungguh baik.

"Gelar ku memanglah seorang putri bangsawan kekaisaran, tapi aku sama sekali tidak mendapatkan apa yang seharusnya aku dapatkan," ujar Xia Ai sambil tersenyum remeh.

Pria itu sedikit tertegun dengan kata-kata yang dilontarkan gadis itu. Ia merasa sangat bersalah.

"Maafkan aku, aku tidak bermak..."

"Tak apa, itulah kenyataannya," potong Xia ai menyudahi pembicaraan mereka dan mulai makan dengan tenang.

Tapi ketenangan itu tak berlangsung lama, ketika seorang wanita dengan bedak tebal dan bibir merah berjalan ke arah Zang Xuen Chi dengan langkah menggoda. Jangan lupakan bajunya yang kekurangan bahan. Lihat saja cara berjalan nya sengaja di lenggak- lenggokkan, terlihat seperti ular.

"Hamba memberi salam pada Yang Mulia Putra Mahkota," ujar wanita itu memberi salam pada Zang Xuen Chi dengan suara yang di lembut-lembutkan.

Zang Xuen Chi menoleh pada wanita yang memberi salam padanya. Ia melihat seorang wanita seperti badut yang mengedipkan sebelah matanya padanya dengan menggoda. Sangat menjijikkan!

Zang Xuen Chi mengacuhkan wanita murahan itu.

Wanita itu sedikit kesal karna Putra Mahkota mengacuhkan nya. Ia pun semakin gencar menggoda pria itu dengan mulut manisnya.

"Sentuhlah jalang ini, Yang Mulia." wanita itu membelai tengkuk Zang Xuen Chi dengan lembut.

"Yang Mulia, tidak kah Yang Mulia berkenan bermain dengan saya sebentar," ucap wanita itu dengan terang-terangan mengajak Zang Xuen Chi. Wanita ini sungguh mempunyai nyali yang besar.

Tangannya mulai mengusap-usap dada dan tengkuk Zang Xuen Chi dengan gemulai.

Pria itu menggeram marah, rahangnya mengeras dengan tangan terkepal, siap menghajar jalang lancang itu.

"Tiduri jalang kecil ini, Yang mulia."

Pfutt..!

Xia Ai menyemburkan teh nya. Teh itu mengenai wajah penuh bedak wanita itu sehingga membuatnya marah.

"Kau!! Apa yang kau lakukan bodoh!!" Sentak wanita itu memaki Xia Ai dengan kasar.

"Kau..!!" tangan nya hendak menampar Xia Ai. Tapi sebelum itu tangan besar Zang Xuen Chi menahan tangan wanita itu dan mencengkeram nya erat, sehingga wanita itu meringis kesakitan.

"BERANI SEKALI JALANG SEPERTI MU INGIN MENYAKITI CALON ISTRI BENWANG!!" bentak Zang Xuen Chi murka.

"A-ampun Ya-yang Mulia.."

Wanita itu gemetar ketakutan. Ia tidak tahu bahwa wanita itu adalah calon istri Putra Mahkota. Kalau tahu, mana mungkin ia berani mengusik wanita itu.

"PENGAWAl!!"

Zang Xuen Chi berteriak kencang memanggil pengawalnya yang berjaga di depan pintu. Dengan tergesa-gesa para pengawal menghampiri tuan mereka.

"Kami menghadap, Yang Mulia," ucap mereka serempak.

"Bawa wanita ini ke luar dan cambuk dia sebanyak 50 kali!!" Perintah Zang Xuen Chi mutlak pada pengawal nya untuk mencambuk wanita tak tau diri itu.

"Baik, Yang Mulia." pengawal itu langsung menyeret wanita itu keluar restoran untuk dicambuk. Mereka memang sangat senang mencambuk orang.

"Yang Mulia, ampuni hamba Yang Mulia!!"

Wanita itu berteriak memohon pada Zang Xuen Chi dengan pilu. Tapi itu sama sekali tidak mempengaruhi Zang Xuen Chi dan malah duduk melanjutkan makan nya.

Pria itu mengusap-usap kasar tengkuk dan dadanya dengan yang sempat disentuh jalang itu. Sungguh ia sangat jijik.

Xia Ai mengerutkan alisnya.

"Xuen, mengapa kau mengusapnya?" Tanya Xia Ai.

Zang Xuen Chi melirik sebentar pada gadis itu, lalu kembali sibuk mengusap tengkuk dan dadanya.

"Jalang itu membawa kuman. Aku akan jatuh sakit jika membiarkan kuman itu menempel pada hanfu milikku," jawab pria itu setelah selesai mengusapnya.

Xia Ai sedikit tersentuh dengan prilaku Zang Xuen Chi yang menolak jalang itu. Dia benar-benar pria yang baik.

 Triplet Princesses [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang