(WARNING!!)
Mengandung adegan dewasa!
Tidak untuk anak di bawah umur!YOU POV
"Cepatlah datang, kami butuh tanda tanganmu segera! Tak usah ambil cuti, aku tak punya cukup waktu untuk membuatkan surat cuti untukmu!" desak seorang wanita tua yang tak lain adalah sekertaris ku.
Saat ini, aku sedang menikmati waktu bersama Jake selepas permainan panjang yang kami lakukan berdua. Kami telah membersihkan diri dari keringan dan cairan cinta yang menempel lalu menyantap makan siang yang telah aku pesan secara online, berniat mengistirahatkan diri sambil menonton film scifi di Netflix, tetapi sekertaris itu benar-benar tak membiarkan aku libur walau sehari. Padahal aku telah meminta tolong padanya untuk membuatkan surat cuti selama aku mengurung Jake di hotel ini, tetapi ia selalu menggunakan umurnya yang lebih tua tersebut untuk mengendalikan kehidupanku di perkantoran.
Sepertinya, aku harus mengambil sikap tegas untuk wanita itu agar ia berhenti memaksakan kehendaknya padaku. Harusnya dia bekerja untukku bukannya aku yang bekerja untuknya seperti ini. Selalu meragukan kemampuanku, perkara jam terbang dirinya yang memang lebih tinggi ketimbang diriku. Itulah sebabnya ayahku mengangkatnya sebagai sekertaris ku, agar ia bisa membimbingku bukan malah mengendalikan kehidupanku seperti ini.
Sadar atas kekesalan yang memenuhiku, Jake hentikan kegiatan mengemut payudaraku sebelah kiri untuk menatapku penuh tanda tanya. Sebelah tangannya masih bermain di payudaraku sebelah kanan, sukses menggantikan perasaan kesal yang sempat aku rasakan menjadi euforia tiada batas. Aku tangkup wajah tampan Jake guna mengecup bibir tebalnya sekilas, "Nuna pergi ke kantor sebentar ya, ada pekerjaan yang harus nuna selesaikan secepatnya. Kamu disini saja, jangan pulang ke rumah dulu karena kamu masih nuna hukum atas perselingkuhan yang ibumu lakukan. Kamu mengerti?" dengan sengaja, aku mengatakan itu sambil sebelah tanganku masuk ke dalam selimut untuk mencari keberadaan JK, yang tak lain adalah sebutan mesra dariku untuk milik Jake yang begitu lemah atas sentuhan ku.
Jake menampilkan ekspresi terkejut saat aku berhasil menemukan JK yang terus dalam keadaan mengeras akibat diriku, Jake mendesah pelan sambil memejamkan matanya saat ku elus lembut miliknya dalam selimut tersebut. Jake sempat tertawa pelan lalu mencubit puting payudaraku yang masih ia mainkan menggunakan tangannya guna memberikan protes atas keputusanku tersebut, "Tapi aku belum selesai minum nuna!" yang ditujukan pada kegiatan mengemut payudaraku tersebut. Sengaja ia sebut kegiatan tersebut dengan sebutan minum padahal tak keluar susu dari payudaraku. Aku elus wajah Jake dengan lembut, "Sebentar aja? Okay? Setelah itu kau boleh mengemut dan menikmati tubuh nuna sepuasnya?! Deal?" tawar ku akhirnya mau Jake setujui walau dengan berat hati. Ia ajak aku melakukan janji kelingking yang akhirnya menghentikan kegiatan kami menggoda tubuh masing-masing.
"Maksimal satu jam, kalau lewat aku akan memanggil nuna melalui siara live streaming!" ancam Jake, memecah tawaku. "Kau kan tak bawa seperangkat alat untuk live streaming!" olokku yang langsung Jake jawab dengan menunjukkan handphone miliknya. "Bisa bermodalkan handphone dan cahaya matahari kok!" setelah mengatakan itu, Jake bahkan menjulurkan lidahnya untuk menggodaku. Langsung aku dorong tubuh Jake untuk berbaring lalu meremas wajahnya, berniat mendominasi lelaki itu namun senyuman alah terukir di wajahku setelah melihat tawa Jake yang begitu manis. "Okay, deal!" jawabku, tentu tak merasa takut.
Setelah aku kecup bibir Jake sekilas, langsung aku bangkit dari kasur hotel untuk bersiap menyelesaikan pekerjaanku. Perjalanan menuju kantor saja sudah memakan waktu setengah jam berkat macet akibat waktu keberangkatan ku sangat bertepatan dengan waktu istirahat siang berakhir. Estimasi aku sampai di kantor mungkin sepuluh menit lagi, naik ke lantai ruang kerja ayahku memakan waktu lima menit, tanda tangan satu menit, membuat surat cuti sendiri 10 menit Ah, sial! Baru aku merasakan satu menit bukanlah waktu yang lama!
Benar saja, aku bahkan diminta untuk menyelesaikan satu pekerjaan lagi yang baru diberikan hari ini oleh sekertaris ku, padahal pekerjaan ini seharusnya ia yang kerjakan. Sudah berusaha aku beri teguran atas segala yang dia lakukan, tetapi wanita tua itu malah memarahiku balik seolah namaku sebagai salah satu pewaris tak ada harganya lagi. Apa mungkin karena aku bersikap terlalu baik dan menghormatinya ya, makanya ia menjadi tak segan seperti ini padaku?
Belum selesai satu masalah, muncul lagi masalah baru saat ku lihat tagihan kartu kredit ku melewati limit yang aku tentukan selama satu bulan. Kartu itu bukan aku yang pegang, melainkan kekasihku yang telah berselingkuh dengan Jake sebagai kartu untuknya berjaga-jaga selama perjalanan dinasnya kembali ke negara asalnya. Seolah berbagai masalah datang memenuhi kehidupanku berkat lelaki itu, aku memang mencintai Jay karena aku merasa walau Jay berselingkuh dengan banyak wanita di belakangku. Lelaki itu tetap kembali padaku, ia bahkan tak pernah mau saat aku mengakhiri hubungan kami secara sepihak. Seolah Jay benar-benar mencintaiku, padahal aku tahu ia bertahan hanya demi kartu kredit ku saja. Langsung aku hubungi seorang rekanku yang bekerja di bank yang mengeluarkan kartu kredit tersebut untuk menonaktifkannya dan langsung membayar tagihannya menggunakan uang di tabunganku.
Disaat aku sibuk menyelesaikan pekerjaanku, notifikasi AMEERA TV muncul di lock screen handphoneku yang menunjukkan kalau Jake benar-benar melakukan ancaman yang ia katakan sebelumnya. Langsung aku sambungkan airpods dengan handphone milikku lalu membuka siaran langsung yang lelaki itu lakukan.
Jake menggunakan latar perkotaan sebagai backgroundnya videonya. Ia hanya menampilkan tubuhnya tanpa sekalipun menunjukkan wajahnya yang di depan kamera. Inilah yang sempat membuatku tadi ragu saat ia mengancam akan melakukan live streaming, Jake kan tidak membawa topeng kucing yang selalu ia kenakan, tetapi memang pada dasarnya adik tiriku itu orang yang nekat.
Jake tidak mengatakan apapun sampai penonton menunjukkan angka 130 ribu orang. Langsung Jake ucapkan dengan tetap masih belum menunjukkan wajahnya, "Nuna, cepatlah pulang. Aku merindukanmu. Lihatlah, little JK merindukan dirimu!" ucap Jake sukses membuat jantungku berdegup sangat kencang. Apalagi saat lelaki itu menunjukkan kemaluannya di depan kamera. Dia berada sangat dekat dengan kamera handphone yang membuat wajahnya tak terlihat di kamera tersebut.
Little JK katanya? Little darimananya? Sialan, darahku berdesir aneh saat melihat kejantanan Jake yang benar-benar telah mengeras. Langsung aku alihkan perhatianku ke live chat penggemar lelaki itu. Banyak yang protes, sama sepertiku.
"Tampilkan wajahmu, baby!"
"Nuna? Kau punya kekasih?"
"Kenapa tak kau ajak kekasihmu melakukan live streaming, JK?"
"Aku penasaran, apakah ia sedang bertengkar dengan kekasihnya makanya memanggil lewat live streaming ini?"
"Aku ingin melihat nuna!"
"JK, i miss you so much!"
Namun, belum sempat aku membaca komentar lain, sekertaris ku masuk kembali ke dalam ruangan untuk meminta tanda tangan di berkas yang baru untuk kesekian kalinya. Sempat aku baca dengan teliti isi berkas tersebut, tak lupa menutup terlebih dahulu siaran Jake tersebut agar tak ketahuan siapapun. Setelah aku selesai menandatangani berkas, aku berniat kembali menyaksikan live streaming JK tetapi live streaming itu telah selesai seiring sebuah pesan masuk dari Jake ke handphone milikku.
Jake Sim
Nuna, cepat pulang yaa. Aku rindu😘❤TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Broadcast Jockey
General Fiction[🔞] Tak kamu sangka, Broadcast Jockey terkenal berinisial JK selama ini adalah adik tirimu yang baru memasuki usia legal. JK, berasal dari singkatan nama JAKE yang sangat polos namun menawarkan banyak sekali konten berbau dewasa yang tidak sesuai d...