6 - Waktu

61 18 1
                                        

17.12

Sore ini cuaca sedang mendung, awan yang biasanya cerah, sekarang berubah menjadi gelap. Angin juga lebih kencang dari biasanya, sepertinya setelah ini akan turun hujan yang deras.

Selain itu ada seorang gadis yang saat ini sedang berada di suasana hati yang tak enak, gadis itu sedari tadi pagi sedikit memiliki beberapa masalah di sekolahnya, jadi sore ini dirinya seperti tak ada semangat, hanya diam saja.

Dengan keadaan mood yang kacau, gadis itu langsung berjalan menuju kamarnya, dia hanya ingin beristirahat secepatnya, namun saat baru melewati ruang tamu dia menghentikan langkahnya karena mendengar pertanyaan sang ibu.

"Kamu darimana aja? kenapa baru pulang jam segini?" tanya sang ibu.

"Dari sekolah, ma." Jawab gadis itu seadanya.

"Kalo di tanya mama nya tuh jawab yang bener dong, dek."

"Aku emang dari sekolah ma, udah dulu ya, aku capek banget." Tanpa menunggu balasan dari sang ibu, dia berjalan menuju tangga. Sungguh, dirinya benar-benar lelah, dia tidak ingin berdebat dengan sang ibu untuk saat ini.

Namun langkahnya terhenti karena mendengar perkataan sang ibu, "Kamu kenapa jadi ga sopan gini sih? siapa yang ngajarin kamu jadi kaya gini?" sang ibu mulai sedikit emosi, karena menurutnya sang anak tidak punya sopan santun.

Caca menoleh kearah sang ibu dengan tatapan bingung, "Ma? aku capek, aku cuma mau istirahat sebentar. Lagian tadi aku emang beneran dari sekolah, aku lagi ngga mau berantem sama mama." Kata Caca tenang, berusaha untuk tidak terpancing emosi.

"Capek apa kamu? kamu cuma sekolah, sedangkan mama kerja dari pagi sampe pagi lagi. Mama yang cari uang buat kamu sama abang aja ngga ngeluh kaya kamu, kamu jangan kebiasaan apa-apa bilang capek dong, dek! lagian mama juga nanya baik-baik sama kamu tadi!" gertak sang ibu.

"Ma? emang salah kalo aku bilang capek? mama selalu nuntut aku ini lah, itu lah, selama ini aku selalu nurut sama mama buat ikut les ini, les itu, ikut kegiatan ini, ikut kegiatan itu. Mama emang selalu ngasih aku materi dan kasih sayang, tapi mama jarang ngasih aku waktu, mama pernah mikirin ngga perasaan aku selama ini? aku capek ma! aku capek harus nurut terus sama mama, dulu waktu masih ada papa aku bebas mau milih apa aja sesuai minat bakat aku, sekarang ngga ada papa, mama selalu nuntut aku yang dimana itu bukan minta sama bakat aku." Perlahan air mata Caca mulai menetes, dadanya sangat sesak, dirinya benar-benar lelah dengan semuanya, dirinya lelah harus menuruti semua apa yang diminta oleh sang ibu, dirinya lelah harus menjadikan sang abang sebagai patokan hidupnya.

"Mama tau kan kalo aku emang ngga bakat di bidang akademik? tapi semenjak mama sama papa pisah, mama nuntut aku buat dapet nilai yang dimana susah buat aku dapet, mama selalu pengen aku jadi yang paling sempurna. Mama selalu nuntut aku apapun tapi mama ngga pernah ada waktu buat aku, mama ngga tau kan se frustasi apa aku waktu ngga dapet nilai yang mama pengenin? mama ngga tau kan seberapa capek aku belajar selama ini? mama juga ngga tau kan seberapa capek aku nyimpen semua masalah aku sendiri? setiap aku mau cerita mama selalu ngga ada waktu buat aku!" bentak Caca pada sang ibu, Mahen yang berada di lantai atas bergegas turun ke lantai bawah karena mendengar suara teriakan dari lantai bawah.

"Mama bilang tadi aku ngga punya sopan santun, emang mama selama ini ngajarin aku sopan santun? mama aja ngga pernah ada waktu buat aku, mama selalu kerja, kerja, dan kerja! maaf kalo omongan aku bikin mama sakit hati, aku minta maaf." Sambung Caca, dia langsung bergegas berlari ke kamarnya. Namun baru beberapa langkah pergelangan tangannya di tahan oleh abang nya yang tadi memperhatikan Caca berani membentak sang ibu.

Sedangkan sang ibu yang mendengar ucapan anaknya seketika lututnya lemas, dirinya menangis karena menyadari kesalahannya selama ini, dirinya merasa gagal menjadi seorang ibu.

Alvero AnastashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang