5 - Cantik

72 17 1
                                    

06.25

Pagi ini Caca sudah selesai bersiap-siap, dia juga sudah selesai sarapan. Caca sekarang tengah menunggu Al di teras rumahnya, karena seperti biasa jika tidak berangkat bersama Jeva, dia akan berangkat bersama Al, walaupun Jeva sering melarangnya untuk berdekatan dengan Al, tapi Al pantang menyerah, dia terus saja mendekati Caca.

Lima menit berlalu akhirnya sebuah mobil Toyota Land Cruiser Prado berwarna hitam berhenti di depan rumah Caca, sudah pasti itu adalah Al, Caca yang melihat Al sudah sampai langsung saja bergegas masuk ke dalam mobil Al, tak lupa dia berpamitan dengan satpam pribadinya yang berada di pos depan rumah.

"Ada yang ketinggalan ngga?" tanya Al saat Caca sudah masuk kedalam mobilnya.

"Ngga." Balas Caca seadanya, sembari. memasang seatbelt nya.

"Ca, jangan ngambek dong. Kan kemaren gua udah minta maaf." Bujuk Al sembari menyalakan mesin mobilnya. Dia mulai menjalankan mobilnya.

"Siapa yang marah?"

"Elu lah, siapa lagi emang? jangan cuek-cuek, Caaa."

"Engga cuek, Al. Oh iya, tadi gua bikin bekal, mau ngga? kalo ngga nanti gua kasih, Jeva."

"Ya mau lah, Ca. Yakali gua ngga mau. Masak apa?" tanpa di tanya tentu saja Al mau, apalagi ini adalah masakan gadis yang di sukai.

"Gua bikin chicken katsu."

"Beneran bikin sendiri?" tanya Al lagi.

"Bener lah, orang art di rumah gua dateng nya tuh sekitar jam sembilan."

"Oh, mama kemana? ada kerjaan di luar? "

"Iya, Mama lagi ada kerjaan di luar kota, sekitar tiga hari yang lalu deh kayanya, lupa gua."

"Jadi lu di rumah sendirian? kenapa ga nginep di rumah Jeva aja sih, Ca?"

"Males aja gitu, lebih nyaman di rumah sendirian, kadang sampe cape gua di omelin mama, bunda sama ayah." Jelas Caca cemberut.

"Gausah cemberut gitu, makin gemes tau ga?"

"Dih? apasieeee?"

"Malu?" tanya Al menahan gemas, sungguh gadis di sampingnya ini sangat menggemaskan.

"Enggaaaa" Caca memukul lengan Al sedikit keras.

"Aduh! sakit, Ca." Al mengusap lengannya yang baru saja di pukul oleh Caca.

"Ya maaf, lu sih, ngeselin."

"Bercanda, sayang."

"Bircindi siying." Ejek Caca menirukan apa yang barusan Al katakan.

"Ngeselin lu."

"Bodoamat." Caca menjulurkan lidahnya kearah, Al. Al yang melihat itu langsung mencubit pipi kanan Caca dengan gemas.

"Aw! lepasin ga? sakittt" Caca memukul tengan Al, dia berusaha melepaskan cubitan Al dari pipinya, sakit sekali.

Al langsung melepaskan tangannya saat melihat pipi gadis itu memerah, dan matanya yang berkaca-kaca. Al langsung menepikan mobilnya di pinggir jalan dekat dengan halte.

Caca langsung buru-buru melepas seatbelt nya, dan ingin turun secepatnya dari mobil, Al. Lebih baik dia menaiki bus saja sekarang, mumpung di dekat sini ada hal, Caca ingin menangis sekarang.

"Ca, tunggu. Mau kemana? Gua minta maaf." Al menahan pergelangan lengan Caca, dan Al langsung mengunci pintu mobilnya, agar gadis itu tidak turun dari mobilnya.

"Buka, gua mau keluar." Kata Caca dingin.

"Maaf, Ca. Masih sakit?" tanya Al, dia mengusap pipi kanan Caca yang tadi sempat dia cubit, pipi Caca sangat merah.

Alvero AnastashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang