7 - Ada Tapinya

45 15 0
                                    

11.31

Siang ini kamar yang megah itu masih sunyi, tidak ada suara apapun. Ayah dan anak itu masih tertidur, karena keduanya memang sama-sama suka tidur.

Tak berselang lama setelah itu, sang ayah mulai membuka matanya perlahan, lalu melihat jam yang berada di atas nakas. Sang ayah lalu mendudukkan tubuhnya dan bersandar pada headboard, setelah itu dia langsung meminum air putih yang juga berada di atas nakas. Sudah menjadi kebiasaan meminum air putih setelah bangun tidur, berbeda dengan anak bungsunya yang tak menyukai air putih.

"Dek, ayo bangun." Karel mulai membangunkan anak bungsunya itu, ia mengelus pelan kepala sang anak.

"Dedek, ini udah siang loh, kamu ngga mau bangun?" Caca sama sekali tak terganggu, ia masih tertidur pulas.

"Dek, kamu ngga laper apa emangnya?" tanya Karel, ia mencubit pelan pipi sang anak. Caca sedikit terganggu karena itu, ia perlahan mulai membuka matanya karena cubitan sang ayah. Caca melihat Karel dengan wajah polosnya.

Karel yang melihat itu tersenyum gemas, "Ayo bangun dulu, kamu belum makan. Habis makan nanti boleh tidur lagi deh."

"Jam berapa sekarang, pa?" tanya Caca dengan suara seraknya.

"Udah mau jam dua belas, kenapa?" Caca masih belum sepenuhnya membuka matanya.

"Gapapa. Papa, minta tolong ambilin handphone dedek." Karel mengambil ponsel anaknya itu yangberada di atas nakas, "Makasih papaaa." Caca tersenyum manis, Karel mencubit pelan hidung Caca.

"Kamu mau makan apa?" tanya sang ayah.

"Terserah papa aja." Caca masih fokus dengan ponselnya, dirinya tengah membuka aplikasi burung biru, sudah menjadi kebiasaan Caca ketika bangun tidur langsung membuka aplikasi tersebut.

"Roti mau?"

"Mauuu!" seru Caca.

"Oke, cantik." Karel bergegas menuju ke dapur, untuk membuatkan sang anak roti. Karel sebenernya mempunyai beberapa pekerja di rumahnya, namun kali ini, dirinya sendiri yang akan membuatkan putri bungsunya itu sarapan sekaligus makan siang.

Caca baru sadar jika sedari kemarin dirinya tak membuka handphone, apalagi membuka aplikasi pesan. Banyak sekali panggilan telepon dan beberapa pesan yang di kirim oleh orang-orang terdekatnya. Caca hanya membaca pesan-pesan tersebut tanpa mau membalasnya.

Caca tak membalas pesan sang ibu, karena ia yakin papa nya sudah memberi tau mama nya jika ia sedang berada di sini.

***

Sore ini Karel hanya mengenakan pakaian santainya, dirinya hanya mengenakan kaos lengan pendek berwarna hitam dan celana se-lutut, hari ini dirinya bebas dari pakaian formal.

Sama halnya dengan Caca, dirinya memakai pakaian yang biasa ia pakai ketika di rumah, dirinya memakai kaos putih kebesaran dan hotpants jeans kesayangannya.

Karel dan putrinya tengah berada di bioskop pribadi punya papa Karel, ruangan itu ada di lantai tiga rumahnya, mereka berdua tengah menonton film barbie.

"Dek, kamu mau kemana habis ini?" tanya Karel, dirinya sedikit bosan, karen ini adalah film barbie ketiga yang di tonton oleh putri bungsunya itu.

"Ngga tau, dedek bingung, dedek kan biasanya kalo ke Bali tinggal ngikut ayah kalo ngga ya ngikut abang sama Jeva." Caca masih fokus dengan filmnya dan sibuk menyuapkan chocolate cake yang ada di tangannya di tambah lagi atas chocolate cake nya ada tambahan buah strawberry, sungguh nikmat, pikir Caca.

Alvero AnastashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang