Hanya sebuah kisah tentang dua anak remaja Sekolah Menengah Atas yang saling jatuh hati.
Alvero yang merupakan salah satu anak yang suka membuat onar di sekolah jatuh hati dengan Kanaya Anastasha yang merupakan ketua OSIS di Sekolah Menengah Atas Pa...
Bel sekolah sudah berbunyi dan jam sudah menunjukkan pukul tiga lebih lima belas menit itu tandanya para siswa dan siswi SMA Pancasila sudah di perbolehkan untuk pulang.
Al berjalan menuju kelas 12 ipa 1 yang berada satu lantai di atasnya. Di sana sudah ada Caca yang sedang duduk di kursi yang ada di depan kelas Caca. Gadis itu tengah sibuk dengan ponselnya, walaupun sesekali tersenyum kepada beberapa orang yang menyapanya.
"Ca, ayo. Jadi kan?" tanya Al ketika dia sudah berada di depan Caca.
"Mau kemana?" Caca mendongakkan kepalanya.
"Jalan aja sih, mau ngga?"
"Bentar, gua tanya Jeva dulu, kalo sama Jeva ga dibolehin yaudah gajadi ya." Jelas Caca.
"Ca? yakali gajadi. Biar gua aja yang bilang sama Jeva, dia sekarang dimana?" tanya Al tak suka, Jeva terlalu posesif terhadap Caca, dia tidak suka hal itu. Itu membuat dirinya susah mengajak Caca untuk pergi berdua.
"Udah turun duluan tadi."
"Ayo buruan turun kalo gitu, biar gua yang ngomong sama Jeva nanti." Mereka berdua berjalan menuju parkiran sepeda motor, karena Jeva membawa motor, jarang sekali lelaki itu membawa mobil.
"Jev!" panggil Al saat melihat Jeva tengah berbincang dengan teman-teman nya.
"Kenapa Al?"
"Gua mau pergi sama Caca."
"Ga, dia pulang sama gua." Balas Jeva ketus, dia tidak suka jika ada yang mendekati adik sepupunya itu, apalagi jika yang mendekati adik sepupunya adalah pria yang seperti dirinya.
"Santai kali Jev, tenang aja, Caca aman sama gua."
"Ga, dia tetep pulang bareng gua."
"Mending lu anterin Hara aja deh Jev, gua bisa bareng sama Al. Tenang aja." Sela Caca.
"Udah mantan, mending lu diem dulu deh, cil." Balas Jeva malas.
"Bener kata Caca, lagian gua bawa mobil, dan ini masih deres, lu mau bawa Caca pake motor, yang ada di ke hujanan ntar, terus sakit. Mending sama gua aja, aman." Al masih terus membujuk Jeva agar mengijinkannya membawa Caca pergi, teman-teman Jeva dan Caca hanya melihat perdebatan dua ketus geng itu dengan malas.
"Terserah lu dah anjing, tapi balikin Caca sebelum jam tujuh, kalo sampe jam tujuh Caca belum balik, awas lu."
"Siappp, gua bakal balikin Caca dengan keadaan tetap sempurna tanpa ada lecet sedikitpun." Al tersenyum lebar, dia senang akhirnya bisa meminta izin kepada Jeva. "Gua cabut duluan ya semua, thanks Jev." Lanjut Al sebelum dia pergi dari parkiran motor dan pergi ke parkiran mobil bersama Caca.
"Gimana? jago ga gua di izinin sama Jeva?" tanya Al tersenyum bangga. Mereka sekarang tengah berada di dalam mobil mobil menuju ke salah satu caffe lucu yang baru buka di dekat sekolah mereka.
"Biasa aja, lagian lu bukan cowok pertama kali yang di izinin Jeva buat pergi sama gua. Yang pertama berani minta izin dan di izinin itu Sadam, dia juga ga cuman minta izin sam jeva, tapi juga sama abang gua." Jelas Caca, dia malas dengan sifat sombong Al. Al yang mendengar penjelasan Caca sedikit emosi, pegangannya pada setir mobil sedikit mengeras.
"Jangan bahas dia Ca, gua gasuka. Lagian bisa ga sih lu jauh-jauh dari dia? banyak ade kelas yang ngira kalian pacaran, Ca." Ujar Al berusaha santai, dia berusaha menetralkan emosinya.
"Yaudah sih, kan cuma ngira. Lagian gua sama Sadam juga ngga ada hubungan apapun. Lagian kita cuma temen Al, lu ga berhak ngatur-ngatur gua."
"Maaf, tapi gua beneran gasuka lu deket-deket dia. Gua udah beberapa kali nembak lu, Ca. Tapi lu selalu nolak gua"
"Gua males punya hubungan." Balas Caca ketus.
"Ca, gua janji apa yang terjadi sama orang tua lu dulu gaakan terjadi sama lu. Pegang janji gua, Ca." Tangan kiri Al menggenggam jari jemari Caca yang berada di atas paha Caca, sesekali Al mengelus tangan Caca yang ada di genggamnya.
"Gua ga butuh janji lu, dulu juga nyokap bokap gua janji sama Tuhan tapi apa buktinya? mereka tetep pisah, mereka ga nepatin janjinya ke Tuhan. Janji yang mereka ucap ke Tuhan aja ga di tepatin, apalagi cuma lu, gua gaakan percaya." Caca mengalihkan pandangannya kearah jendela, hujan sedari tadi masih saja tak kunjung reda.
"Gua bakal buktiin semuanya sama lu, Ca." Ujar Al penuh keyakinan, tidak ada ragu sedikitpun dari dirinya.
"Terserah." Mood Caca rusak. Dia paling tidak suka jika sudah membahas tentang hubungan seperti ini. "Gua mau pulang, lain kali aja kita jalan." Lanjut Caca, dia berusaha melepaskan genggaman tangan Al, namun tidak bisa.
Al memandang Caca tak percaya, "Ca? ini udah mau sampe."
"Gua mau pulang." Kata Caca penuh penekanan.
"Ga, kita mampir dulu, sebentar aja."
"Al, gua mau pulang." Caca semakin menekankan kalimat yang dia katakan.
"Oke fine, kita pulang sekarang. Maaf udah bikin mood lu rusak, besok gua jemput." Final Al.
"Gausah, gua bareng Jeva." Tolak Caca.
"Gua jemput, Ca. Gaada penolakan."
"Terserah."
Keadaan mobil hening, tidak ada lagi yang membuka suara. Caca hanya diam saja sembari menatap keluar jendela, sedangkan Al dirinya fokus menyetir mobil walaupun sesekali dirinya melirik kearah Caca yang diam saja dengan muka datarnya.
Dia tidak bisa menyalahkan Caca sepenuhnya, karena dia tau Caca memiliki trauma dengan sebuah hubungan akibat perceraian yang terjadi kepada kedua orang tuanya sepuluh tahun lalu.
"Jangan mandi, nanti masuk angin, langsung ganti baju aja, jangan lupa makan." Kata Al saat mereka sudah berada di depan rumah Caca.
"Iya." Balas Caca singkat.
Saat Caca akan turun Al menahannya, "Tunggu, ini pake dulu hoodie gua." Kata Al sembari mengambil sebuah hoodie berwarna hitam yang berada di kursi belakang.
"Gausah." Tolak Caca.
"Pake, Ca."
"Iya." Caca langsung mengambil hoodie hitam milik Al lalu memakainya dengan cepat, "Makasih, hati-hati." Setelah mengucapkan itu Caca turun dari mobil milik Al.
Al yang melihat tingkah Caca tadi hanya bisa tersenyum gemas, apalagi saat Caca memakai hoodie miliknya, tubuh mungil Caca tenggelam di dalam hoodie milik Al, itu semakin membuat gadi berusia tujuh belas tahun itu terlihat semakin menggemaskan. Tidak heran banyak yang menyukai gadis itu.
Haiii, terimakasih yang udah mau baca cerita aku, yang mau ngasih saran dan yang lainnya bisa langsung dm aku yaaa, terimakasih sekali lagi semuanya!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.