Chapter 16 Saat Aku Bertemu Denganmu

38 35 10
                                    

"Benang-benang takdir yang melilit kita telah mempertemukan kita kembali. Takdir yang mencoba mempermainkan kita dalam pertunjukan kehidupan."

Setelah melakukan wawancara di Madison Advertising, ia langsung segera pergi dari tempat itu secepatnya. Ia berharap kalau ia tidak akan diterima ditempat itu karena ia tidak mau bertemu dengan lelaki itu lagi. Ji Hyun yang suasana hatinya sedang tidak bagus, langsung pulang ke rumah dan tidak ingin pergi ke mana-mana. Padahal sebenarnya hari itu ia berencana untuk mampir ke klub untuk bersenang-senang terlebih dahulu.

Kepalanya dipenuhi kejadian beberapa jam yang lalu. Ia hampir saja berhenti bernafas saat melihat lelaki yang bernama Young Jun itu datang memasuki ruangan. Dadanya sampai saat ini masih terasa sesak. Sesak karena mengingat masa lalunya dengan Young Jun. Masa lalu yang ingin ia hapus dari kehidupannya selamanya. Masa lalu yang membuatnya tidak mempercayai adanya sebuah kata bernama 'cinta'.

Ji Hyun menaiki tangga dengan langkah yang berat. Perjalanan menuju rumahnya dari halte bis memang penuh dengan tangga-tangga. Kawasan Jangwi-dong memang merupakan perumahan yang jalanannya penuh dengan tangga. Ji Hyun yang tidak terbiasa menjadi lelah setelah lima belas menit berjalan dari halte bis. Ia pun menaiki tangga ke atas rumahnya dengan nafas terengah-engah.

"Hah, kenapa aku harus menjalani kehidupan seperti ini?" gerutu Ji Hyun. "Aku ini Han Ji Hyun..." ia mengatur nafasnya perlahan sebelum akhirnya sampai ke atas rumahnya. Ia pun membaringkan badannya yang terasa lelah di atas meja kayu kotak di samping jemurannya. Semua penat yang ada dalam tubuhnya serasa ingin ia hempaskan.

"Kehidupan orang miskin itu menyusahkan sekali. Aku harus membeli mobil setelah mendapatkan pekerjaan," kaki Ji Hyun terasa pegal sekali. Ia bangun dan melepaskan high heelsnya lalu mengurut-urut pelan pergelangan kakinya. Urat-urat yang ada di kakinya terasa kaku seakan ia telah berdiri selama seharian penuh.

Ia teringat lagi kejadian di tempat interview bersama Young Jun, "Aaaahhh, aku benci sekali hari ini! Kenapa ia bisa muncul lagi di hadapanku? Kenapa tidak menghilang saja dari bumi ini?" ia berdiri di balkon rooftopnya dan menarik nafas panjang.

"Aaaaaaa!!!" Ji Hyun berteriak uring-uringan di atas rooftop.

Suara teriakan Ji Hyun tentu saja terdengar jelas oleh tetangga sebelahnya.

"Issshh! Kenapa ada suara berisik malam-malam begini?" Hyun Soo yang sedang tidur terbangun oleh teriakan Ji Hyun. Ia langsung keluar rumah dan menemukan Ji Hyun sedang berada di balkon. Ia menatap Ji Hyun yang ada di samping rumahnya dengan tatapan tajam.

"Tookki! Bisakah kau tidak berteriak? Suaramu itu sangat berisik dan menggangguku," ucap Hyun Soo marah-marah. Kali ini ia merasa terganggu karena Ji Hyun telah mengusik tidurnya.

"Cih, suka-sukaku mau berteriak di mana saja. Ini khan rumahku. Kalau kau tidak suka, tutup saja telingamu!" ucap Ji Hyun santai sambil berjalan menuju pintu masuknya. Ia bersikap seolah-olah ia tidak menggubris teguran Hyun Soo.

"Yaa! Tapi suara jelekmu itu terdengar sampai ke rumahku," Hyun Soo memanggil Ji Hyun tapi Ji Hyun malah masuk ke dalam rumah. Hal itu membuat Hyun Soo menjadi sangat geram.

"Yaa! Yaa!" Hyun Soo meneriaki Ji Hyun. 

"Apa-apaan gadis itu? Seenaknya sendiri saja," mulut Hyun Soo bergerak-gerak memaki tidak karuan. Baru kali ini ia bertemu gadis yang seenaknya seperti itu, pergi begitu saja saat orang lain berbicara.

***

Ji Hyun menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Ia menatap langit-langit dan kembali membayangkan kejadian tadi siang. Ia kemudian mengambil sebuah kotak besar yang ia letakkan di bawah kolong tempat tidurnya. 

Rooftop MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang