Chapter 3 Hidup Seorang Chaebol Part 2

63 53 25
                                    

"Bawakan belanjaanku!" suruh Ji Hyun kepada dua orang pengawalnya. 

Tangan kedua pengawal itu tampak sudah tidak muat membawa barang belanjaan milik Ji Hyun. Tapi Ji Hyun tidak mau tahu. Ayahnya sudah membayar mereka dan mereka harus menuruti apa yang disuruh Ji Hyun.

"Cepat sedikit! Kalian ini lamban sekali sih!" Ji Hyun terlihat sangat kesal melihat dua pengawalnya yang berjalan jauh di belakangnya. Ji Hyun memberhentikan langkahnya tiba-tiba dan membalikkan badannya yang membuat kedua pengawal itu terkejut sehingga barang-barang belanjaan Ji Hyun terjatuh.

"Mana kunci mobil?" Ji Hyun menyodorkan tangan kirinya dan meletakkan tangan kanannya di pinggang. Hari itu Ji Hyun memang sengaja menyuruh dua pengawalnya itu untuk menemaninya berbelanja karena ia tidak ingin membawa-bawa belanjaannya yang berat dan banyak itu.

"Agassi...tapi..tapi..."

"Cepat kataku!!!" bentak Ji Hyun dengan kencang yang membuat salah satu pengawalnya merogoh saku dengan terburu-buru dan mengeluarkan kunci mobil. Tangan Ji Hyun langsung menyambar dengan cepat kunci mobil itu dan membalikkan badannya.

"Agassi! Lalu bagaimana caranya kami pulang membawa belanjaan ini?" salah satu pengawalnya memang masih baru bekerja selama seminggu di rumah Ji Hyun sehingga ia terkejut melihat kelakuan nona besarnya yang seperti itu.

"Aku tidak mau tahu. Kalian pikir saja sendiri!" ucap Ji Hyun cuek sambil terus berjalan. Ia teringat sesuatu dan menoleh ke belakang. 

"Letakkan semua barang-barangku dengan rapi di kamar dan jangan sampai ada yang lecet atau tergores sediki tpun! Kalau sampai ada lecet atau pun hilang, aku akan langsung memecat kalian!" Ji Hyun mengibaskan rambutnya ke belakang dan berjalan meninggalkan kedua pengawalnya yang kini mencoba untuk bersabar menghadapi kelakuan majikannya itu.

Tangan Ji Hyun merogoh-rogoh isi clutchnya dan menemukan benda kotak tipis lalu menekan beberapa angka yang tertera di layarnya, "Oppa! Temani aku makan sekarang! Aku tunggu di Seonyu Cafe," Ji Hyun menelpon seseorang laki-laki sambil berjalan menuju parkiran.

Belum sampai setengah jam, Ji Hyun sudah berada di Seonyu Cafe. Seonyu Cafe merupakan cafe terpopuler yang berada di sisi barat jembatan Yanghwa. Cafe itu adalah cafe yang paling sering didatangi Ji Hyun karena hidangan barat yang ada di sana sangat enak sekali.Ia memarkir mobilnya dan masuk ke dalam cafe. 

Kepalanya celingukan mencari sosok seorang laki-laki yang ia kenal tetapi tampaknya laki-laki yang ia cari belum datang juga. Ia pun memutuskan untuk memesan makanan dan minuman terlebih dahulu karena perutnya tidak bisa menahan lapar terlalu lama. Berbelanja seharian membuat tenaganya terkuras. Ia ingat tadi pagi ia hanya sarapan sepotong roti gandum dan tidak menghabiskan orange juicenya.

Tuk Tuk Tuk. Bunyi ujung high heels Ji Hyun terdengar nyaring. Ia menghentak-hentakkan ujung high heelsnya di lantai berkali-kali. Tangannya mengetuk-ngetuk meja. Sudah lebih dari setengah jam ia menunggu. Makanan dan minuman yang ia pesan juga sudah ia habiskan, tetapi laki-laki yang ia ajak janjian belum datang juga.

Pintu cafe itu terbuka dan sesosok laki-laki datang dengan nafas terengah-engah. Bulir-bulir keringat tampak menetes mengalir dari dahinya dan ia menyeka dengan cepat keringat yang menetes itu. Matanya langsung menjelajahi seluruh sudut cafe. Saat ia melihat sosok yang ia cari, ia langsung berlari ke arah sosok tersebut.

"Ji Hyun-a, maaf," laki-laki berambut pirang ikal itu sibuk mengatur nafasnya yang masih terengah-engah. Ji Hyun sama sekali tidak menoleh ke arah laki-laki itu. Ia melipat kedua tangannya, menekuk bibir bawahnya, dan menegakkan kepalanya ke atas.

"Ji Hyun-a, aku sudah jauh-jauh datang kemari. Kau khan tahu aku sedang di Incheon. Aku benar-benar langsung ke sini setelah menerima telepon darimu," laki-laki yang bernama Oh Yoon Suk terus memelas. Ji Hyun yang sedang kesal langsung meraih gelas yang berisi air putih di sampingnya dan menyiramkannya ke wajah Yoon Suk. Ia berdiri dari kursinya dan mengambil tasnya lalu berjalan melalui Yoon Suk. Yoon Suk tiba-tiba menarik tangan Ji Hyun dengan kasar. Ji Hyun pun melepas tangannya dari cengkraman Yoon Suk kemudian menoleh.

"Jangan menyentuhku!" kedua mata Ji Hyun melotot.

"Kenapa menyiramku seperti ini?" teriak Yoon Suk. Ia menarik nafas panjang dengan muka memerah dan tangan yang mengepal. 

"Aku sudah tidak tahan lagi dengan kelakuanmu! Kau pikir aku ini budakmu? Kenapa kau selalu memperlakukan aku seperti ini? Aku ini calon tunanganmu! Apa pantas kau menyiramku seperti ini? Aku benar-benar bisa gila menghadapimu!" amarah Yoon Suk memuncak. 

Ia memuntahkan semua hal yang ada di kepalanya tanpa berpikir apa-apa lagi. Ia tidak memikirkan konsekuensi yang pasti akan ia dapatkan setelah ia memuntahkan unek-uneknya itu.

"Apa kau sudah selesai? Aku akan memberitahukan ayah kalau rencana pertunangan kita batal," perkataan Ji Hyun seperti pukulan keras di kepala Yoon Suk. Wajahnya langsung berubah pucat. Ia sebenarnya hanya ingin menggertak Ji Hyun.

"Apa yang kau katakan?" Yoon Suk terlihat panik. "Sebentar, bukan itu maksudku...aku tadi tidak sungguh-sungguh, tadi aku hanya bergurau," Yoon Suk berusaha mengejar Ji Hyun yang sudah berjalan menjauh darinya. "Ji Hyun-a!" Yoon Suk terus berlari mengejar Ji Hyun sambil terus memanggil-manggil nama Ji Hyun tetapi Ji Hyun tetap tidak menoleh.

Apa kau lupa kalau aku ini Han Ji Hyun? Ji Hyun terlihat kesal dengan kelakuan Yoon Suk. Pria itu memang harus diberikan pelajaran seperti ini supaya tidak menyepelekanku lagi.

"Matilah aku kali ini," Yoon Suk menepuk dahinya dengan kencang. Ia selalu diperingati oleh ayahnya kalau sampai ia gagal bertunangan dengan Ji Hyun, maka namanya akan langsung dicoret dari daftar keluarga mereka. Keluarga Yoon Suk sangat berharap Yoon Suk menikah dengan puteri tunggal Dae Han Group supaya mereka dapat mengekspansi bisnis mereka.

                                                                                                         ***

Notes:

* Chaebol adalah sebutan untuk keturunan bangsawan dan konglomerat di Korea

* Agassi adalah panggilan nona

* Oppa adalah panggilan untuk kakak laki-laki (diucapkan oleh perempuan)

* Appa adalah ayah

* Samchon adalah paman (dari keluarga ayah)

Rooftop MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang