Hyun Soo mengunci rapat pintu rumahnya dan menyembunyikan kunci itu di saku jaket trainingnya. Ji Hyun menatapnya dengan tatapan laser yang menusuk. Sejak ia masuk kedalam rumah Hyun Soo, Ji Hyun hanya diam dan menatapnya seperti itu. Menurut Hyun Soo itu lebih baik dibanding Ji Hyun harus meronta-ronta seperti orang kesetanan seperti tadi. Ia kini mengerti apa yang sedang terjadi antara Ji Hyun dan Eun Wi setelah Eun Wi menelponnya dan menjelaskan semua yang terjadi.
Eun Wi melelang semua barang koleksi milik Ji Hyun untuk membayar semua hutang-hutang Ji Hyun pada Eun Wi yang sekarang jumlahnya sudah mencapai lebih dari tujuh juta won. Pantas saja Ji Hyun seperti orang kesetanan karena semua benda kesayangannya telah berpindah tangan saat ini. Hyun Soo kini tertawa geli dalam hatinya. Ji Hyun yang sangat menyayangi koleksinya melebihi dirinya sendiri itu seperti tidak bisa hidup tanpa koleksi barang-barang mewahnya itu.
Eun Wi meminta tolong agar Hyun Soo mengurung Ji Hyun sampai Eun Wi selesai memindahkan semua barang-barang koleksi Ji Hyun ke mobil yang ia sewa. Setelah Eun Wi selesai memindahkan koleksi Ji Hyun, maka ia akan menelpon Hyun Soo untuk mengeluarkan Ji Hyun.
"Kau bersekongkol dengan Eun Wi bukan? Kalian ini benar-benar ingin menusukku dari belakang," wajah Ji Hyun mendekat ke arah Hyun Soo dan menatap kedua mata Hyun Soo dengan tajam. Tatapan matanya setajam silet yang dapat menyayat-nyayat Hyun Soo sewaktu-waktu.
"Yaa! Kemarikan kuncinya!" Ji Hyun menadahkan tangan kanannya ke atas. Hyun Soo menggeleng dengan cepat.
"Cepat berikan kuncinya padaku!" Ji Hyun kini meraih kantong jaket training Hyun Soo.
"Tookki! Kau tidak boleh melakukan hal ini! Hentikan!" Ji Hyun terus merogoh-rogoh kantong Hyun Soo dan gerakan tangan Ji Hyun membuat Hyun Soo terasa geli setengah mati. Ia semakin menggeliatkan tubuhnya ke kanan dan kiri sambil terus mengelak.
"Yaa! Tookki! Hentikan!" Hyun Soo malah tertawa karena tidak dapat menahan rasa gelinya. Kedua bola matanya yang sipit membuat lengkungan kecil seperti bulan sabit. Ji Hyun menatap sekilas mata Hyun Soo yang tampak seperti tersenyum. Senyuman di matanya mirip seperti bulan sabit yang tersenyum.
Badan Hyun Soo terus mundur ke belakang, sementara Ji Hyun terus mendesak sambil mencari kunci rumah Hyun Soo. Kaki Hyun Soo tidak sengaja menginjak botol minuman di belakangnya sehingga keseimbangan badannya tidak stabil dan tubuhnya terhempas ke lantai membawa tubuh Ji Hyun menimpa tubuhnya.
Terdengar bunyi BUM yang cukup keras. Kedua mata Hyun Soo bertemu dengan bola mata Ji Hyun yang bulat. Keduanya saling menatap dalam beberapa detik sebelum kemudian mereka mengerjapkan matanya masing-masing. Keduanya sama-sama bisa merasakan denyut jantung mereka yang berdetak semakin kencang seperti rentetan bunyi kereta api uap. Nafas mereka seperti tercekat di tenggorokan. Kedua tubuh mereka seolah membeku dan tidak bisa digerakkan sebelum akhirnya suara ketukan yang keras terdengar dari balik pintu.
"Ji Hyun-a! Oppa!" suara teriakan Eun Wi dari balik pintu membuyarkan segalanya.
"Ap..apa..kau bisa bangun sekarang? Aku..aku harus membukakan pintu..." ucap Hyun Soo terbata-bata. Kedua matanya mengerjap-ngerjap cepat.
"Ohh..." Ji Hyun menarik tubuhnya dari tubuh Hyun Soo. Tangannya menyelipkan rambutnya yang tergurai ke samping ke telinga. Salah satu hal yang selalu dilakukannya saat ia sedang gugup. Gugup? Apa sekarang ia gugup hanya karena kejadian tadi?
Hyun Soo mengambil kunci dari dalam kantong jaketnya dan membuka pintu. Ia seperti habis melakukan bungge jumping. Jantungnya terasa lepas dari tubuhnya, debaran dadanya masih dapat ia rasakan. Berdegum dengan kecepatan lebih dari 120 km/jam.
![](https://img.wattpad.com/cover/319410304-288-k527401.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rooftop Melody
RomanceRoda kehidupan Ji Hyun berputar hanya dalam satu hari. Dirinya yang merupakan keturunan konglomerat Korea berubah jadi gadis miskin dan harus tinggal di rooftop sempit dengan uang seadanya. Pertemuannya dengan Hyun Soo yang merupakan tetangga roof...