"Sudah kubilang aku tidak mau bertemu dengannya lagi!" teriak Ji Hyun dengan kencang. Ia membanting tubuhnya ke atas kasur.
"Ia sudah menunggumu selama tiga jam. Ayo bangun!" Ji Nam menarik tangan Ji Hyun.
"Sudah kubilang aku tidak mau!!!" teriak Ji Hyun bangun dari tempat tidurnya dan menepis tangan Ji Nam. Matanya menatap Ji Nam seolah ingin menusuk laki-laki itu. "Samchoon! Kenapa kau selalu ikut campur urusanku? Biarkan saja Yoon Suk menunggu beberapa jam lagi. Biar tahu rasa dia," geram Ji Hyun.
Ji Nam duduk di atas tempat tidur Ji Hyun. Ia tersenyum nakal sambil melirik Ji Hyun, "Kau bertengkar lagi dengannya ya? Kali ini gara-gara apa lagi?" ledek Ji Nam yang membuat Ji Hyun melemparkan bantal ke muka Ji Nam. Ji Nam selalu tahu kalau hubungan keponakannya ini selalu saja bermasalah dengan Yoon Suk.
"Keluar dari kamarku!" Ji Hyun lama-lama kesal dengan ulah pamannya itu. Ia mulai melempari pamannya dengan bantal dan boneka yang ada di tempat tidurnya.
"Baik, baik. Aku akan pergi," ucap Ji Nam sambil melindungi wajah dengan kedua tangannya.
"Samchoon menyebalkan sekali," Ji Hyun terus mengumpat. Ia masuk ke dalam kamar mandi. Ia ingin berendam sebentar di bathtub kesayangannya sebelum stylist dan penata make upnya datang. Hari itu ia berencana menghadiri sebuah perayaan ulang tahun.
Di ruang tamu, Yoon Suk terus mondar mandir tidak sabaran. Ia terus berjalan ke sana kemari lalu duduk di sofa, kemudian berjalan lagi. Ia terus melakukan hal itu berulang-ulang kali sehingga membuat pembantu yang ada di rumah Ji Hyun melihatnya dengan pandangan aneh.
Ketika melewati Yoon Suk, para pembantu itu langsung berbisik pelan. Mereka merasa kasihan dengan calon tunangan Ji Hyun karena lelaki itu tampaknya harus ekstra sabar menghadapi kelakuan Ji Hyun. Mereka sebenarnya sudah sering melihat Ji Hyun memperlakukan calon tunangannya seperti itu dan mereka hanya bisa kasihan melihat nasib Yoon Suk.
"Sabar Yoon Suk. Sabar," Yoon Suk sejak tadi terus menyemangati dirinya sendiri. "Kau harus bersabar. Kalau bukan karena ayah, aku tidak akan mau melakukan hal seperti ini," Yoon Suk teringat percakapan dirinya dengan ayahnya semalam. Ia menyuruh Yoon Suk meminta maaf kepada Ji Hyun dan mengembalikan hubungan mereka seperti semula. Yoon Suk pun hanya bisa menurut.
"Perempuan itu benar-benar membuatku gila."
"Siapa yang membuatmu gila?" Ji Hyun tiba-tiba muncul di belakang Yoon Suk.
"Astaga!" Yoon Suk memegangi dadanya. Mudah-mudahan ia tidak mendengarku tadi. "Tidak... Kau rapi sekali. Mau pergi ke mana?" Yoon Suk melihat dandanan Ji Hyun dari atas sampai bawah. Ji Hyun mengenakan cocktail dress berwarna merah terang dengan motif bunga yang samar-samar. Rambut panjangnya di sanggul ke atas. Perhiasan yang ia kenakan sangat berkilau diterpa lampu yang ada di ruangan itu.
"Birthday party," ucap Ji Hyun santai. Tadi pagi ia mendapatkan undangan spesial dari anak salah satu pemilik stasiun televisi ternama di Korea. Ji Hyun sebenarnya tidak terlalu mengenal orang itu. Tetapi yang namanya pesta, tidak akan ada yang terlewat oleh Ji Hyun.
"Aku antar yah! Kau tidak akan kubiarkan datang sendiri," Yoon Suk mencoba merayu Ji Hyun.
"Mmmm..." Ji Hyun berpikir sesaat. Mungkin ia harus mengajak Yoon Suk untuk dipamerkan pada teman-temannya. Punya calon tunangan yang tampan dan kaya seperti Yoon Suk bisa membuat teman-teman Ji Hyun menjadi panas dan iri.
Tapi kemudian ia melihat dandanan Yoon Suk dari atas sampai bawah yang hanya mengenakan kemeja dan celana jeans. "Tidak mau. Kau hanya akan membuatku malu saja. Penampilanmu kali ini tidak akan sepadan denganku," Ji Hyun meletakkan tangan kirinya di pinggang dan tangan kanannya ke bahu Yoon Suk.
"Kau tidak bilang mau pergi ke pesta ulang tahun," gerutu Yoon Suk.
"Untuk apa aku bilang padamu?" lagi-lagi Ji Hyun membuat Yoon Suk kesal lagi.
"Aku ini khan calon tunanganmu," Yoon Suk menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya.
"Kau bukan lagi calon tunanganku. Aku akan segera membatalkan pertunangan kita," gertakan Ji Hyun membuat kedua mata Yoon Suk membelalak lebar.
"Kau tidak sungguh-sungguh khan?" Yoon Suk tiba-tiba memegang kedua tangan Ji Hyun dan mengelusnya pelan. Ji Hyun menjadi sedikit kikuk diperlakukan seperti itu. Pertahanannya hancur. Ia memang gampang luluh oleh rayuan Yoon Suk. Hal itulah yang membuat Ji Hyun masuk ke dalam perangkap cinta Yoon Suk.
"Ji Hyun-a! Ayolah! Yoon Suk kembali memohon sambil menggoyang-goyangkan tangan Ji hyun. "Aku janji akan menuruti semua keinginanmu," Yoon Suk mencoba segala macam cara.
"Ehm..." Ji Hyun melepaskan tangannya. Seperti biasa, ia akan memberikan kesempatan kedua untuk pria yang keadaannya terlihat menyedihkan itu, "Antar aku sekarang! Kau juga harus menjemputku jam12 nanti! Aku tidak mau kalau sampai kau telat sedetikpun!" Yoon Suk langsung mengangguk-anggukkan kepalanya dengan cepat.
"Oke tuan puteri," wajah Yoon Suk langsung berubah cerah. Ia merasa telah berhasil memenangkan hati Ji Hyun. Padahal sebenarnya gadis itu sama sekali tidak akan membukakan hatinya untuk pria itu.
Ia tidak akan pernah membukakan pintu hatinya pada lelaki setelah kejadian menyakitkan yang ia alami beberapa tahun yang lalu. Memberikan hatimu pada seorang lelaki hanya akan membuat hatimu sakit.
***
Notes:
* Chaebol adalah sebutan untuk keturunan bangsawan dan konglomerat di Korea
* Agassi adalah panggilan nona
* Oppa adalah panggilan untuk kakak laki-laki (diucapkan oleh perempuan)
* Appa adalah ayah
* Samchon adalah paman (dari keluarga ayah)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rooftop Melody
RomanceRoda kehidupan Ji Hyun berputar hanya dalam satu hari. Dirinya yang merupakan keturunan konglomerat Korea berubah jadi gadis miskin dan harus tinggal di rooftop sempit dengan uang seadanya. Pertemuannya dengan Hyun Soo yang merupakan tetangga roof...