bonus part 2

709 94 6
                                    

Song for this chap

Lost in the echo - Linkin park

Hazel pov's

  Sesampainya di domino's pizza aku menunggu luke kembali. This is not a date by the way. Luke membawa pizzanya ke mejaku-- maksudku kami.
"Sorry"ujarnya
"Kenapa?"tanyaku
"We should be dating in a fancy restaurant,not domino's pizza" ucapnya. Oh jadi ini sebuah date ?
"That's okay"jawabku dan mengambil slice pizza di meja. Selama makan. Kami tidak berbicara apapun. Canggung mungkin? Aku tak peduli.yang kupedulikan adalah. Apa tujuan semua hal ini? Maksudku, apa alasan dibalik dating--dinner malam ini? Apa alasannya mengajakku? Apa yang ia pikirkan? Aku tidak tahu pasti.

  Di slice pizza terakhirku, aku terdiam. Masih tidak ada percakapan apapun di antara kami berdua.
"Boleh aku bicara sesuatu padamu?"tanyanya, secara tiba-tiba aku merasa gugup, dan akhirnya aku mengangguk.
"Eleanor berkata kalau kau menyukaiku, dan sebenarnya aku juga,tapi--" Luke berhenti di tengah pembicarannya, rasanya sakit mendengar kata tapi di pembicarannya.

"Hazel, aku mencintaimu, kau baik, kau cantik, tapi aku--" Luke selalu saja berhenti di kata-kata terakhirnya, ya Tuhan aku harap baik-baik saja.
"Aku selalu membayangkan bagaimana jika kita berpacaran tapi aku tahu kalau. Hal itu tidak mungkin terjadi" Luke berkata sambil menatapku dalam. Aku sakit hati.

"Aku menyukaimu, sangat, aku bahkan mencintaimu Hazel. Tapi. Aleisha, mom menjodohkanku dengannya, beberapa waktu lalu kami putus sampai mom menyatukan kami kembali. Dan kami sadar kalau kami masih saling mencintai, dan- Hazel, dengar, Aku mencintaimu, tapi aku. Tidak bisa meninggalkan Aleisha, aku mencintainya, dan pernikahanku dengannya tinggal 6 bulan lagi, tepat saat aku ulang tahun ke dua puluh satu. Aku harap. Kau tidak kecewa, aku mencintaimu Hazel" Luke berkata, aku menundukan kepalaku, sakit rasanya, bagaimana rasanya jika diterbangkan ke awan lalu di jatuhkan ke dasar jurang dengan keras dan sakitnya lagi, di dasar jurang itu isinya batu batu runcing yang tajam dan menusuk tubuhmu sehingga pecah berkeping-keping seperti kaca. Sakit.

"Luke, aku harus pergi"dengan cepat aku berdiri. Luke menahan lenganku "kau tidak bokeh pergi"ujarnya "Luke, lepaskan aku" aku menarik tanganku dan sial. Air mata jatuh di pipiku. Luke tidak mengejarku dan itulah yang aku inginkan. Rasanya jatuh kejurang dan hilang di dalam getaran. Aku harus merelakannya. Rasanya sakit. Yatuhan, mengapa ini sakit sekali.

The Starbucks × l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang