bonus part 12

663 85 0
                                    

Airport
12.30 AM

Luke pov's

Cameron tidak banyak berbicara sejak tadi, sampai aku turun dari mobilnya, aku terus menggandeng Hazel, aku tidak akan membiarkannya pergi lagi. Hazel tidak berkata apapun. Aku masih menunggu untuk boarding sekitar pukul dua lewat lima dan pesawat terbang pukul dua lewat lima belas mungkin? Aku tidak tahu, tapi untuk masuk ke dalam pesawat di tiket tertera kalau boarding pass ku jam dua lewat lima.

"Luke?" Ujar Hazel perlahan.
"Ya?" Jawabku
"Mengapa kau mau mencariku?menyelamatkanku? Atau apalah itu semacamnya?"ujarnya
"Hazel, aku mencintaimu, i can't let someone that i love is gone. Your life is my life Hazel. You are my whole life" ujarku
"But, you supposed to let me go." Ucapnya
"I can't, even if you want me to leaving your life. I just can't Hazel. I love you," ujarku, Hazel berkata masih di dalam isakan tangisnya.
" don't make me think you are. " ujarnya
"I know you won't believe me that i love you,but Hazel, that's the truth, i love you. " ujarku sambil menatapnya
" just don't make me think you are " jawabnya , ia menangis lagi sekarang.
" i sacrifice my life. For you. Because. I love. You. More than anything. In this world " jawabku
" don't make me think you are. You supposed to leave me" jawabnya
"Let me get all of this things clear and after that it's all your decision. You want me to leave, i leave, but, for now, just let me fix everything, let me be the one to save you. Until everything gets better." Ucapku. Dan selajutnya Hazel tidak berbicara apapun. Kami sudah di dalam pesawat perjalanan menuju Australia. Setelah ini aku akan menyerahkan semuanya kepada Calum. I'm signing out.

Hazel pov's

Aku benci harus menghadapi kenyataan bahwa aku harus membiarkan Luke pergi. Tapi, ya Tuhan! Aku juga mencintainya. The way he treat me is better than everyone else. I know he loved me. But, i should let him go. Aku harus menghindari dunianya.

We're over. And i don't fucking care how much he tried to say he love me. I not gonna say, 'i love you too' we're just over. I hate how pretending everything is fine. It's not fair. I hate it. I hate everything. I just want to shut the world off.
This, isn't fair.

Aku melirik arlojiku, jam menunjukan pukul empat lewat lima pagi, sudah dua jam di pesawat dan penerbangan kami masih berlangsung selama dua puluh jam lagi, belum lagi, transit di Singapore, dua belas jam penerbangan dari London ke Singapore dan sisanya Singapore - Australia. Sial, melelahkan sekali. Dan berarti aku akan tiba di Singapore pukul dua siang. Sekarang masih pukul empat pagi.

Luke masih terlelap, aku yakin ia lelah. Ia terlihat lucu sekali, matanya tertutup, ya jelas lah dia tidur. Ia lucu sekali. Aku tidak bisa menjelaskan bagaimana detail wajahnya. Maksudku, astaga.

Lihatlah hidungnya yang mancung itu dan bibirnya astaga. Serta lip-ring nya itu. Rambut pirangnya dan, ia memeluk boneka penguin-nya, ya Tuhan . Ia hampir berumur sembilan belas tahun dan ia tidur dengan boneka penguinnya.

Aku tertawa kecil, ia lucu sekali. Entah berapa kali aku mengucapkan 'ia lucu sekali' tapi. That's the truth. The one that i can't deny. Truth. No one can't deny the truth. And the truth is i love him. But. My heart says yes my mind says no.

Ponselku ntah di kemanain sama Luke, Aku tidak bisa tidur. Dan inilah nasibku. Like an idiot. Aku menoleh kearah jendela. Masih tertutupi langit malam. Aku merasakan sebuah tangan menyentuh pundakku, ku menoleh, Luke bangun ternyata.

"Kau bosan?"tanyanya. There's nothing i can't do. I just nodded.
Luke mengambil laptopnya dan menyalakannya. Lalu ia menyetel film frozen dan memberikanku sebelah earphonenya
"This is your favorite cartoon right? " He asked, i nodded again.

Author pov's


Jam menunjukkan pukul satu lewat empat puluh lima menit. Mereka akan landing di singapore dalam beberapa dua puluh lima menit. Luke mengembalikan laptopnya kedalam back pack-nya, setelah makan, makana pesawat tadi, Luke dan Hazel justru makin merasa ngantuk, efek kenyang abis makan emang bikin ngantuk luar biasa.

Pramugari dan pramugara sudah memberi tahukan kalau pesawat akan segera landing. Luke dan Hazel kembali memasang seat-beltnya.

"Hazel?" Ujar Luke

"Apa?"jawabnya

"Aku mencintaimu" ujar Luke, dan berhasil membuat Hazel blushing. Tapi ia masih diam hanya blushing sedikit. Dan Hazel juga tertawa.

"Ayolah, jawab kalau kau juga mencintaiku"ledek Luke

"Apasih kau ini" Hazel tertawa dan mencubit lengan Luke

"Cepatlah , ah Hazel kau gak seru banget sih" keluh Luke sambil pura-pura masang muka melasnya

"Yaudah sih, aku mencintaimu juga pirang bodoh idiot" ledek Hazel, and they ending laughing at each other.

The Starbucks × l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang