A Boy Who Fell in Love

2.3K 125 10
                                    

.

.

| WARNING DI SETIAP CHAPTER
SHOUNEN-AI/YAOI/BL/BXB
SILAHKAN TEKAN TOMBOL KEMBALI JIKA TIDAK SUKA |

.

.

______________________________________

"Ayolah! Beritahu rahasiamu juga!"

Suasana ramai di kelas menjadi semakin ricuh dengan suara berisik para siswa yang saat ini sedang berkumpul di satu meja.

"Jika aku memberitahu kalian, aku tidak punya rahasia lagi." Kata seorang anak laki-laki dengan rambut gelap dan alis tebal yang berusaha keluar dari percakapan.

Gadis berambut pink pendek mengerutkan alisnya dan menabrakkan tangannya ke meja sedikit keras dalam menunjukkan ketidaksetujuannya.
"Ugh! Berhenti berusaha menghindar, Dylan."

Anak laki-laki bernama Dylan itu hanya dapat menghela napas menghadapi teman-temannya yang memaksanya untuk buka mulut mengenai rahasianya sendiri.

"Ck, ya, ya, baiklah."

Tiga yang lain langsung mendengarkan dengan penuh perhatian.

Dylan melirik kesal pada teman-temannya sekilas sebelum membuka mulutnya.
"Yah, ada seseorang yang aku perhatikan sejak aku pindah ke sekolah ini-"

"Aku tidak percaya Dylan menyukai seseorang selama ini!" Ucap Layla dengan jeritan tertahan yang berusaha tetap tenang meskipun senyum di wajahnya semakin lebar.

"Layla!" Dolly menegurnya yang memotong cerita Dylan. Dia kembali memberikan perhatiannya pada anak laki-laki yang sedang bercerita.
"Teruskan."

"Ng... Dia pintar, dia lucu dan sangat manis. Dia juga sangat lembut dan baik, dan-" Dylan sedang mulai membayangkan sosok tersebut saat Kory menginterupsinya.

"Oohh! Siapa itu?? Apa aku mengenalnya?" Kory yang sangat penasaran mencondongkan tubuhnya ke depan.

"Diamlah, Kory!"

Hanya Dolly yang fokus mendengarkan dengan seksama tanpa ingin memotong meskipun dirinya sendiri juga sebenarnya sangat bersemangat mendengar ceritanya.
"Ayo, Dylan. Bagaimana dengan deskripsi penampilannya?"

Dylan mulai gelisah pada bagian itu. Takut jika mereka tahu siapa sosok yang dia deskripsikan.
"Ehm... Dia memiliki rambut coklat lurus dengan mata coklatnya yang lebar, dan pipinya yang sedikit chubby..." Dylan memerah membayangkannya dan memutuskan bahwa itu konyol menceritakan hal itu pada teman-temannya.

"Oh, sudahlah! Ini sudah lebih dari cukup."

Mereka bertiga tampak sangat kecewa Dylan menghentikan ceritanya.
"Oh, ayolah, Dylan..."

Kory berusaha memaksanya dengan mengguncang-guncang tubuhnya meskipun Dylan sama sekali tidak peduli.

Mereka belum menyadari kehadiran orang lain sampai dia bersuara.

"Hai, teman-teman,"

Mereka semua mendongakkan kepala dan melihat Ryan berdiri di sana.

"Apa yang kalian semua sedang lakukan?" Ryan memiringkan kepalanya sambil tersenyum manis.

Dylan membeku. Jantungnya langsung berdegup sangat kencang dan rasa gugup mulai terasa di perutnya. Bisa-bisanya orang yang baru ia bicarakan tiba-tiba muncul. Ditambah lagi dengan senyum manisnya yang mampu membuat perempuan maupun laki-laki meleleh melihatnya.

Can I Love You? [Dylan x Ryan - Tobot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang