Melted

345 44 8
                                    

.

.

| WARNING DI SETIAP CHAPTER
SHOUNEN-AI/YAOI/BL/BXB
SILAHKAN TEKAN TOMBOL KEMBALI JIKA TIDAK SUKA |

.

.

______________________________________

Meskipun Dolly sudah mengetahui rahasianya, Dylan belum siap untuk mengungkapkan hal itu kepada Ryan atau siapa pun.

Situasi terasa semakin rumit bagi Dylan. Dia merasa cemburu setiap kali melihat Ryan tertawa bersama teman-teman lainnya atau menghabiskan waktu dengan laki-laki selain dirinya. Dolly, yang menjadi saksi bisu atas konflik batin Dylan, mencoba memberikan dukungan dan saran.

Di sela waktu istirahat, Dolly dan Layla mengajak Dylan untuk bicara.

"Sebenarnya tidak ada yang salah dengan perasaanmu terhadap Ryan. Tapi kau juga harus menentukan langkah selanjutnya. Kalau kau begini terus, justru akan menjadi beban bagimu."

Dylan mengubur wajahnya di tangannya, menghela napas panjang. "Aku juga tahu itu, Dolly. Tapi bagaimana jika Ryan tidak merasakan hal yang sama? Aku takut pertemanan kita jadi rusak karena itu."

Dolly dan Layla saling pandang. Layla berdehem untuk menarik perhatiannya kembali, "Dengar, Dylan, kau tahu sendiri Ryan itu orangnya seperti apa. Kalaupun dia tidak melihatmu seperti kau melihat dia, dia tidak akan menjauhimu. Buktinya, saat kau berkelahi dengan Kory, dia tidak menjauhimu kan? Justru malah dia seperti membelamu."

Dylan diam beberapa saat.
"Lalu aku harus bagaimana?"

"Main Truth or Dare,"

-----------------------------------------------------------

"Ryan! Ke sini deh!" Panggil Dolly dengan keras pada Ryan yang sedang duduk minum susu kotak.

"Ada apa?"

Dolly melirik Layla di sampingnya kemudian tersenyum, "Hari ini tidak ada tugas sekolah kan? Berhubung besok juga libur, bagaimana kalau nanti sore kami main ke tempatmu? Aku akan ajak yang lain juga,"

Ryan menggaruk kepalanya, tampak mempertimbangkan sesuatu, "boleh saja, sih. Tapi memangnya nanti mau apa?"

"Ya... main saja. Nanti aku akan beritahu ibuku untuk membuat makanan juga agar ayahmu tidak terlalu repot memasak untuk kita semua."

Dolly dan Layla menatap Ryan penuh harap menunggu jawaban.

"Ehh, oke. Kabari saja kalau mau datang,"

Kedua gadis itu langsung saling pandang dan tersenyum senang. "Baiklah. Sampai jumpa nanti ya!"

-----------------------------------------------------------

Dylan merasa sedikit lega setelah bercerita pada Dolly, namun masih bimbang. Dia masih merasa tidak siap untuk mengungkapkan perasaannya kepada Ryan, terutama setelah perkelahian dengan Kory. Namun, keputusan untuk bermain Truth or Dare yang diusulkan oleh Dolly membuatnya merasa lebih ringan. Mungkin dengan cara itu, dia bisa menemukan cara untuk mengungkapkan perasaannya tanpa harus langsung mengatakannya.

Saat tiba di rumah, Dylan dengan ragu-ragu mengetuk pintu. Pikirannya melayang pada ide-ide yang mungkin bisa membantunya. Dia berharap bahwa permainan tersebut bisa membuka jalan bagi mereka untuk berbicara secara terbuka tanpa harus membebani satu sama lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can I Love You? [Dylan x Ryan - Tobot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang