..
| WARNING DI SETIAP CHAPTER
SHOUNEN-AI/YAOI/BL/BXB
SILAHKAN TEKAN TOMBOL KEMBALI JIKA TIDAK SUKA |.
.
____________________________________________________________________________
Dylan menggerutu di sepanjang perjalanan pulang. Kakinya yang melangkah cepat sesekali menendang batu kecil sebagai ekspresi dari kekesalannya.
"Baru seperti ini saja Kory sudah menghalangiku, bagaimana jadinya kalau dia benar-benar tau yang sebenarnya? Seharusnya aku tau ini tidak akan membawaku ke mana-mana. Haruskah aku menyerah saja?"
Dylan berhenti sambil menatap daun kering yang jatuh ke atas sepatunya.
"Maaf, Ryan. Aku menyukaimu tapi ini terlalu sulit."
______________________________________
.
.
.
"Anak-anak, jujur pada ayah. Apa yang sedang terjadi di antara kalian berdua?" Ucap Dr. Char yang masih di depan meja makan setelah makan malam selesai. Ryan mencuci piring kotor sementara Kory masih duduk di tempatnya.
Ryan melirik Kory yang diam saja tanpa mengalihkan pandangannya dari meja kosong di depannya. "Lebih baik ayah dengar dari Kory langsung."
Ryan selesai mencuci piring lalu langsung masuk ke kamar.
Kory yang terus ditatap sang ayah pun menceritakan semuanya. Dari awal sampai akhir, tak ada yang dikurangi dan ditambahi.
"Apa kau sudah memutuskan?" Ayahnya bertanya setelah selesai mendengar keseluruhan cerita.
"Memutuskan apa?"
"Untuk berbaikan."
Kory menautkan alisnya. "Aku— ugh! Dia itu–!"
"Kory, kau dengar sendiri dari kakakmu. Ayah menghargai perlindunganmu terhadap Ryan, tapi jangan sampai melukai orang lain, kau mengerti?" Dr. Char berhenti sesaat sebelum melanjutkan dengan lebih lembut. "Biarkan Ryan memutuskan sendiri, kau masih bisa menjaganya tanpa harus mencampuri urusannya."
Kory menurunkan pandangannya, tampak menyesal.
"Iya, ayah."______________________________________
.
.
.
.
Keesokan harinya, Kory keluar rumah pagi-pagi sekali. Dia menemui Dylan, yang berwajah masam saat melihatnya.
Rasanya Kory ingin baku hantam lagi tapi dia juga ingin berbaikan— dengan Ryan.
"Aku minta maaf karena telah memukulmu kemarin." Kory berujar dengan penuh penyesalan. Dia memang sangat menyesal, seandainya dia tidak memukul Dylan kemarin, pasti Ryan tak akan marah padanya.
Dylan menatapnya dengan skeptis sebelum mengucapkan hal yang sama. "Ya ... Aku juga minta maaf."
"Tapi ingat saja, jika kau mengganggu Ryan atau membuatnya kesal, aku tidak akan diam saja."
Dylan tidak bisa menahan diri untuk tidak memutar matanya, tahu bahwa tidak ada gunanya untuk menjelaskan pada Kory.
"Aku bisa menjamin, aku tidak akan."Kory mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Kalau begitu, terima kasih atas kerjasamanya.".
.
.
.
"Ryan,"
"Hei, Ryan!"
"Ryan, aku bicara denganmu!"
Kory berlari mengejar Ryan di koridor sekolah. Anak-anak lain menatapnya dengan aneh.
Ryan berbalik dengan ekspresi tak peduli. "Apa yang kau inginkan?"
"Maafkan aku, Ryan, tolong jangan acuhkan aku." Ucap Kory dengan nada manjanya. "Aku juga sudah minta maaf pada Dylan, kami sudah saling memaafkan."
"Ayolah, Ryan, jangan abaikan aku ...."
"Aku akan bicara padamu seperti biasa jika kau berjanji tidak akan pernah mencontek tugasku lagi."
Kory cemberut mendengar syaratnya. "Kau tega sekali ...."
Ryan pun berbalik badan dan berjalan pergi.
"Eh— iya, iya! Aku janji!"
Kory berjalan menyamai langkahnya dan merangkul pundaknya.
"Ayo kita beli es krim,""Kau punya uang?"
"Kau yang bayar ...."
______________________________________
•
•
•
|Mending diapain ya
Ada yang mau request kejadian? Atau adegan? Apalah terserah|
•
•
•
8 September 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Love You? [Dylan x Ryan - Tobot]
FanfictionWARNING BL (Boys Love) Mengandung sho-ai/yaoi/bxb/bl/malexmale. DLDR Perjuangan Dylan yang selalu berkelahi dengan perasaannya sendiri, berada dalam kebimbangan dan kegelisahan karena rasa ketertarikannya pada temannya sendiri. Rasa yang berusaha ia...