1. Si Tempramental

61 8 4
                                    

Zero Winata, Siswa paling Reseh dan terkenal dengan julukan si Preman Sekolah. Sepertinya punya sifat Tempramental. Dan di lain sisi ada Mirza Anggara, Siswa ini terlihat lebih santai dengan gaya ceria serta hati yang baik.

Kedua Siswa ini bukan tak saling kenal, hanya saja, siapa juga yang mau kenal atau dekat dekat dengan yang namanya Zero. Seperti halnya Mirza, dia malas berurusan dengan Zero karena ujung-ujungnya ya nanti juga para Gengnya main kroyokan.

Kedua siswa ini berjalan di dua tempat yang berbeda sebenarnya, namun tak sengaja mereka melewati jembatan penyebrangan yang sama dari arah yang berlawanan.

Zero berjalan dengan khas angkuhnya. Mirza berjalan dengan kebiasaan Handset di telinga. Melenggak-lenggok mengikuti irama musik Jaz dari perangkat Ponselnya.

Karena berjalan sembrono tanpa melihat sekitar, Mirza jadi menabrak bahu Zero. Sadar yang ditabrak adalah Si Preman Sekolah, tak ingin berujung ribet urusannya, Mirza dengan cepat meminta maaf. Mengusap-usap bahu Zero.

"Maaf. Aku tak sengaja. Kau tidak apa apa?"

Zero dengan wajah tempramentalnya menepis kasar tangan Mirza. Melangkah maju satu langkah. Zero menarik kerah baju Mirza dengan mata membulat. Ekspresi tak terima.

"Hey.. Kau kenapa? Aku sudah meminta maaf!" ucap Mirza melepas cengkeraman tangan Zero dari kerahnya.

Zero masih tak bersuara, menatap dengan tatapan membunuh. Mirza tidak gentar sama sekali, ia membalas tatapan mata Zero dengan cukup intens.

"Heh, dasar Tempramental." gerutu Mirza, memilih melangkah pergi.

"Dasar Pengecut!" seru Zero.

Mirza menoleh, namun hanya menyeringai tipis dan menggeleng-gelengkan kepala, kemudian meneruskan langkahnya. Bukan takutnya ia takut, hanya saja ingin menghindari masalah.

Di lain tempat, Seorang anak laki-laki remaja terlihat memasuki sebuah toko. Menoleh kesana kemari seperti sedang mencari sesuatu. Ujung bibirnya tersenyum tipis menyimpan tanda kecurangan. Kemudian anak remaja itu mulai bertanya kepada wanita penjaga toko.

"Ah, kak. Tas warna hitam itu, berapa harganya?" menunjuk Tas yang terletak jauh diatas tatakan.

"Oh yang ini?" menurunkan barang dan memperlihatkan.

Anak remaja itu mengangguk.

"Ini, Dua ratus ribu."

"Kalau yang itu?" menunjuk barang lain.

Penjaga Toko mengembalikan barang yang ada ditangannya dan menjawab pertanyaan Anak remaja itu. Lagi lagi, anak remaja itu kembali bertanya dan bertanya lagi seolah ingin mengalihkan perhatian darinya. Dan lagi-lagi Penjaga toko dengan telaten menjawab harga yang ditanyakan.

Kelengahan Penjaga Toko dimanfaatkan oleh anak remaja itu. Tangannya menyambar beberapa Notes tempel dan secepat kilat memasukan kedalam tasnya.
Namun malang, Penjaga Toko menyadari perbuatan Anak remaja itu dan langsung menegur.

"Hei, apa yang kau lakukan?"

Anak remaja itu pucat dengan ekspresi wajah yang gugup. "Tidak, aku tidak sedang melakukan apapun."

"Aku melihat, kau mengambil sesuatu dan memasukannya ke dalam tas mu!"

"Eh, eh tidak. Aku tidak mengambil suatu apapun." sadar jika dirinya sudah ketahuan, anak remaja itu memilih untuk kabur.

Penjaga Toko tidak mungkin tinggal diam. Ia meneriaki anak remaja itu sambil mengejar. Anak remaja itu berlari kencang keluar toko dan tanpa sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan.

INSECURE GIRL [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang