Hari berganti bulan, bulan berganti tahun, harapanya seolah sia-sia mencari keberadaan seorang gadis kecil yang kurang ajarnya bisa memikat hati seorang pria yang mungkin bisa disebut setengah gila.
Ia sedari tadi termenung melihat sebuah lukisan berukuran besar yang dia letakkan diruangan pribadinya.
Lukisan indah~ yang memperlihatkan seorang perempuan cantik dengan gaun bercorak pink dan diberi sedikit crystal dibagian legan dan lingkar dadanya, senyum terukir manis serta tangan yang mengenggam setangkai bunga mawar putih.
"Dia hidup tapi jarang berbicara."
"Dia akan tenang jika berdiri didepan lukisan masalalunya ini."
"Apa ia sedikit gila?"
"Mungkin.... tapi percayalah seseorang yang sangat jenius ketika sudah jatuh cinta terlalu dalam pun akan menjadi gila."
"Dia selalu memanggil anak kecil itu."
"Dia hanya mengiginkan ia ada."
"Dia memang ada, tapi entah dimana." Jawabnya tenang, sedari tadi ia memang mendengar setiap ucapan para kaka dan juga adiknya.
"Oh, kau mendengar ucapan kami?" Tanya bodoh salah satu dari mereka.
"Ya."
"Lupakan dia, apa dia juga mengingatmu sampai sekarang? Ingat Niko kau seperti ini sejak beberapa tahun yang lalu." Kakanya hanya sekedar mengingat kan, jika mengingat sesuatu berlarut-larut itu tidak baik.
"Aku akan tetap mencarinya, aku tidak perduli dinegara mana ia tinggal, dengan siapa ia menjalin sebuah hubungan, entah ia mengingatku atau tidak, AKU TIDAK PERDULI!" Teriaknya kesal.
"Umurmu sudah beranjak dewasa kenapa pikiranmu seperti kekanak-kanakan?" Tanya kaka tertua.
"Aku hanya ingin dia kembali." lirih nya.
"Tapi itu mustahil!" Ujar kaka ke 2 "lihat apa yang kau hasilkan? KOSONG! Yang kau dapat hanya hatimu yang sakit dan pikiranmu yang semakin berkecamuk. Pekerjaan yang sedang kita hadapi saat ini lebih penting dari perempuan itu Niko!" ujar kaka ke 2 dan berlalu pergi meninggalkan Ia sendiri.
"Tidak ada yang bisa memahami perasaanku, jika mereka belum pernah berada diposisiku" ujarnya.
___________________________________
Abercio sedang berkutat dengan laptop dimeja kerjanya, begitu juga dengan adiknya Diandra.
Sejak tadi tidak ada percakapan antara mereka berdua.
"Kaka, ada apa dengan adik kita?" Diandra akhirnya buka suara ketika ia melihat urusannya sudah selesai.
"Hanya sedikit kesalahpahaman antara grandpa dan juga kyara" jawabnya
"Begitukah?" Diandra sedikit tidak percaya.
"Ya...aku sudah mengurusnya."
"Okey"
Pintu masuk terbuka dan menampilkan Heros dan asistennya juga.
"Hai son."
"Hai."
"Hai daddy"
"Apa pekerjaan kalian sudah selesai?" Tanyanya sambil duduk disofa.
"Belum dad, mungkin beberapa berkas lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
KYARA (On Going)
Romance{Sebelum membaca follow dulu yuks, mari berteman🙂🌼} Selamat membaca dan selamat datang di cerita pertama aku ◍•ᴗ•◍ Lve u all♡⌓♡ Bismillah, cus langsung baca aja ya ehehe