"Hal-hal yang tidak pernah terduga adalah sesuatu yang mengejutkan hingga kau akan bertanya, mengapa bisa?"
Happy Reading
"CACA AYO MAIN!" Vano menggedor-gedor pintu kamar Caca yang tertutup. Dengan penuh semangat suaranya yang besar memenuhi seisi rumah yang cukup besar ini.
Setelah pintu dibukakan oleh Caca, laki-laki dewasa itu masuk ke dalam kamar yang warnanya didominasi oleh warna merah jambu.
"Kak Vano belum tidur?" tanya Caca yang berjalan disamping Vano mendekati kasurnya.
"Belum ngantuk."
"Ya udah, Kak Vano mau main apa?"
"Gambarrrr! Ayo kita menggambar!"
"Let's go!"
Caca mengambil kertas dan pensil warna dari dalam laci meja belajarnya lalu membawanya ke atas kasur.
Keduanya kini mulai menggambar. Vano menggoreskan pensil warna dengan apik di atas kertas. Meskipun Vano berbeda, tetapi dibalik perbedaan yang ada itu dia memiliki sebuah keistimewaan yang tidak semua orang miliki. Vano berprofesi sebagai seorang pelukis. Lukisannya sudah banyak di perjual belikan dan ada yang masuk ke dalam galeri seni.
Sedangkan Caca tengah menggambar hati dibuku diary nya. Caca suka menulis diary. Setiap lembarannya berisi curahan hatinya dan beberapa gambar atau stiker untuk memperindah tampilannya.
"Adik lo aneh Kak," ucap Caca pada Vano yang masih sibuk dengan pensil warnanya.
"Kenapa dimakan kalau gak suka? Alasannya juga aneh. Masa katanya karena gue." Caca tahu saat ini dia tengah berbicara seorang diri, Vano tidak akan pernah peduli dengan sekitarnya jika nyawanya tengah menyelami dunia seni.
Ngomong-ngomong setelah acara makan es krim di taman tadi, Evan pergi keluar. Dia menghampiri teman-temannya untuk sekedar nongkrong atau mengobrol.
Tangan Caca dengan asik menari-nari di atas kertas. Kata demi kata tersusun menjadi sebuah kalimat. Namun, tiba-tiba kepalanya diserang oleh rasa sakit yang begitu hebat.
Caca turun dari atas kasurnya dan berjalan dengan susah payah ke arah laci yang ada di lemari bajunya. Karena rasa sakitnya, Caca tidak bisa berjalan dengan benar hingga menjatuhkan beberapa obat yang ada.
Mendengar suara benda jatuh, Vano tersadar. Dia segera menghampiri Caca yang kesusahan mencari sebuah obat.
"Ca—caca kenapa?" Vano panik kala wajah Caca berubah pucat.
"Air... Air." Caca terbata-bata mengatakannya. Dia meminta tolong pada Vano untuk mengambilkan gelas yang ada di atas nakas samping tempat tidurnya. Untung saja kali ini Vano dapat merespon dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH YOUR HEART
Teen Fiction"ᴊᴀɴɢᴀɴᴋᴀɴ ᴍᴇɴʏᴇɴᴛᴜʜ ʜᴀᴛɪᴍᴜ, ᴍᴇɴʏᴇɴᴛᴜʜ ᴛᴀɴɢᴀɴᴍᴜ sᴀᴊᴀ ᴀᴋᴜ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙɪsᴀ." Calantha, gadis manis yang berusaha menyentuh hati cinta pertamanya; Aksa. Namun, Aksa terus saja menolaknya dengan seribu satu cara agar dia pergi dari hidup cowok itu. Bahkan se...