9. Five Months

51 1 0
                                    

"Ada tiga kemungkinan yang membuat seseorang memilih pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada tiga kemungkinan yang membuat seseorang memilih pergi. Kebencian yang menggebu, cinta yang kian lama semakin besar serta keadaan yang mengharuskan untuk melepaskannya." —Raden Aksa Laksmana





Happy Reading







"Rain!" Iris berlari menghampiri Rain yang tengah duduk di ayunan taman.

"Kakak!" Rain nampak ceria kala melihat kehadiran Iris di gelapnya langit malam tanpa bulan dan bintang.

"Rain kenapa malam-malam disini? Ini hampir jam satu pagi loh." Iris terlihat tengah memarahi anak kecil yang berumur tujuh tahun itu.

"Kakak sendiri ngapain malam-malam keluar?" Rain bertanya balik pada Iris yang baru saja duduk di ayunan satunya.

"Kakak gak bisa tidur, terus cari angin muter-muter keliling komplek. Eh, taunya malah ketemu kamu disini," cerita Iris.

"Rain juga sama, gak bisa tidur. Mama marah-marah terus suruh Rain belajar, padahal Rain capek." Anak perempuan manis itu mengayunkan kakinya yang tidak memijak di tanah.

"Rain gak boleh sedih ya, apalagi benci sama Mama. Walaupun Mama kadang galak, tapi cuman dia orang tua Rain satu-satunya. Rain harus hormat dan patuh sama ucapannya," ujar Iris menasehati Rain.

"Iya, Rain belajar itu semua dari Kak Iris." Rain tersenyum menatap Iris.

"Mama maafin Iris... Mama sakit...."

"Ma ampun... Iris janji gak main lagi...."

"Ma sakit...."

"Iris minta maaf."

"Ampun! Mama! Mama sakit!"

Krak!

Gagang sapu yang digunakan untuk memukuli tubuh seorang anak kecil perempuan patah begitu saja. Sang pelaku sama sekali tidak peduli dengan kondisi korban.

Tiffany menulikan pendengarannya kala putrinya berteriak meminta ampun dengan derai air mata yang membanjiri wajahnya.

"SIAPA YANG NYURUH KAMU BERMAIN! MAMA NYURUH KAMU BELAJAR!"

"BISA GAK SIH NURUT SAMA MAMA!"

"Mama... Maafin Iris." Iris kecil menangis seraya mengesot mendekati kaki mamanya yang berdiri menjulang.

"Iris janji bakal belajar."

***


"Ra coba tanyain ke Jeha kenapa Aksa gak mau jawab chat atau telepon gue," ucap Caca pada Kiara yang tengah menyapu kelas.

"Kenapa gak lo tanya sendiri aja? Gue sama Jeha lagi marahan," balas Kiara.

Wajah Caca berubah lesu. "Gue sih sebenarnya mau aja nanya ke Jeha, tapi gak enak aja."

TOUCH YOUR HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang