KAIURI | 04👑

41 8 0
                                    

Hayyyyy! Bestie🥰

Gak pake lama cuss, langsung baca





HAPPY READING

"Nah mama udah siapin salad buat kamu."

Uri menatap tak suka salad yang di buat mama Mala. "Gak mau mah, Uri bukan kambing ya masa pagi-pagi sarapannya salad."

"Loh katanya mau diet, makan makanan sehat. Kan kamu sendiri yang bilang gak mau makanan berat kalo sarapan."

"Tau ni bocah, banyak mau nya." Raden menguap lebar, penampilan masih tampak kusut kemeja semalam yang dipakai pun sudah nampak lecek.

Mengerucutkan bibirnya, Uri menghindar saat Raden ingin memeluknya. "Ih gak usah peluk-peluk, mas bau tau"

"Mas kan lembur dek, pasti semalam jadwal operasional padat tuh." Mama Mala mendekati anak sulungnya itu, Raden yang merasa di bela pun tersenyum puas.

Wajah tengil Raden langsung merekah mendengar mama nya membela. "Cuma mama yang ngerti kalo mas lagi berjuang cari rupiah buat ke pelaminan."

"Iya deh, yang si paling berjuang. "Uri menyuapkan nasi goreng sampe mulut menggembung. Tangan nya berniat mengambil centong untuk nambah lagi tapi langsung di sambar Raden.

"Kalo sarapan makan nya jangan banyak-banyak, iya kan pah?"

Iskandar yang baru duduk pun mengangguk membenarkan. "Bener kata mas mu itu dek." Jawabnya lalu menatap piring yang yang sudah kosong dan putri nya bergantian. "Adek gak diet? Kok makan nasi biasanya sarapan salad?"

"Uri masih diet kok pah, nanti di bantu sama mama." Uri tersenyum menatap mamanya yang menatap nya bingung. "Biar diet nya diet sehat jadi mama yang ngatur pola makan Uri."

Mama Mala mengusap rambut putri nya. "Kenapa gak bilang? Tau gitu biar mama bikinin tadi makanan khusus buat diet."

"Sengaja kok mah, diet nya kan mulai besok."

Raden mencibir adiknya itu. "Besok aja teroos, kebanyakan besok sampe bosok."

"Sewot aja sih mas."

Drama pagi itu berakhir perdebatan dua kakak beradik itu, Iskandar tak terganggu sama sekali sudah lama dia tak melihat anak-anak nya akrab biasanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Berbanding terbalik dengan mama Mala yang langsung memberikan kultum paginya tentu saja membuat kedua anaknya mengeluarkan jurus seribu alasan untuk menghindar.

Gadis bertubuh pendek itu berjalan pelan seraya melambaikan tangannya pada mobil mama Mala yang sudah menjauh. Pagi ini memang Uri di antar oleh mama nya, atas permintaan gadis itu mengingat dulu dia selalu menolak di antar mama nya. Dia lebih memilih pergi dengan supir untuk menjemput Anye dan sahabat nya yang lain.

"Just relax, Uri..." Gadis itu menghela nafas panjang setelah dirinya sampai di gedung fakultas psikologi.

Aneh memang, dulu dia selalu memutar jalan agar bisa melewati FEB untuk bertemu Dante sekedar menyapa. Duh mengingat itu Uri bergidik ngeri sebucin itu dulu dia pada si ketua BEM.

Mengenyahkan pikiran negatif nya, dengan percaya diri Uri berjalan menyusuri lorong fakultas nya tak memperdulikan tatapan aneh yang mengiringi langkah nya. Sampai di depan kelas terlihat hanya sedikit mahasiswa yang datang. Uri duduk di kursi barisan depan, mengeluarkan buku-bukunya membaca sebentar adalah kebiasaan dia dahulu.

"Ngapain lo duduk di sini?"

Uri menoleh ke samping, mendapati seorang cewek dengan pakaian serba hitam dan terlihat tomboy. "Oh kursi nya ada yang nempatin?"

KAIURI [] The RedThread [] ✓ (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang