Setiap satu bulan sekali, Jade Imperial selalu melakukan meeting internal. Seperti hari ini, mereka hanya membuka restoran selama setengah hari. Usai jam makan siang selesai, mereka menutup restoran. Usai beres-beres, semua karyawan mulai naik ke lantai dua, masuk ke dalam ruangan di sebelah ruangan manager yang memang diperuntukkan untuk meeting. Entah dengan klien, atau pun meeting internal antar karyawan. Ini adalah meeting pertama dengan manager baru. Ify berharap, meeting kali ini benar-benar berjalan sebagai mana mestinya. Tidak seperti saat Riko, dimana semua usul ditolak hingga Ify merasa tak ada gunanya mereka meeting.
"Semuanya sudah di sini?" tanya Bagas, selaku manager baru Jade Imperial. Usianya masih tergolong muda, tak jauh beda dengan Riko, tapi auranya jangan tanya. Berkali-kali lipat lebih berkharisma. Semua karyawan menaruh segan, apalagi Bagas bukan tipikal pemimpin yang banyak bicara, tetapi selalu serius dengan semua ucapannya. Tak terlalu menekan karyawan, tetapi tegas dengan semua kesalahan.
"Sudah, Pak!" Lintang mewakili semuanya menjawab.
"Baiklah, tanpa mengulur waktu, mari kita mulai rapat hari ini." Bagas membuka file yang tadi dibawanya. "Pertama untuk laporan keuangan, dalam dua minggu terakhir, sepertinya pelanggan tidak sebanyak biasanya, sehingga keuangan menyusut."
"Benar, Pak! Selama dua minggu terakhir memang pelanggan yang datang lebih sedikit daripada sebelumnya," jawab Chelsea, selaku kasir di Jade Imperial.
"Kenapa begitu?"
Semua bungkam. Terlalu sulit untuk menjawab pertanyaan seperti ini. Apalagi mereka merasa tidak ada yang salah dalam penyajian makan dan cita rasa.
"Apa mungkin pelanggan bosan dengan menu masakan? Atau bosan dengan dekorasi restoran?"
Lagi-lagi bungkam.
"Bagian dapur, apakah ada kendala?" Bagas mengalihkan pertanyaan.
"Sejauh ini tidak ada kendala yang berarti. Hanya beberapa kali supplier sayuran telat datang dan ada beberapa box yang terlihat sudah layu. Kalau saya boleh usul, bisakah kita ganti supplier?" Lintang mewakili.
"Kira-kira sudah berapa lama kita bekerjasama dengan supplier yang sekarang?"
"Sekitar dua tahun?"
"Itu sudah cukup lama. Apakah sebelumnya juga ada kendala seperti ini?"
"Tidak, Pak! Ini pertama kalinya."
"Kalau begitu saya akan atur jadwal bertemu dengan supplier dan bertanya bagaimana baiknya."
"Baik, Pak!"
Bagas mendongak, usai menulis di note-nya.
"Lalu bagian depan, apakah ada kendala?"
"Beberapa hari yang lalu, ada pelanggan yang complain karena kursi untuk bayi sudah terlalu usang. Ada dua waitress yang resign juga sehingga kita kekurangan tenaga." Novi sebagai perwakilan bagian depan menjawab.
"Baiklah, besok tolong tempel di depan kalau kita sedang membutuhkan karyawan, dan saya juga akan mengganti kursi untuk bayi."
"Nah, untuk yang terakhir, apakah ada usul kira-kira inovasi macam apa yang bisa kita terapkan di Jade Imperial?"
Bagas menatap karyawannya satu persatu, rata-rata semua menundukkan kepala hingga Ify mengangkat tangan.
"Iya Ify, silakan!"
Ify meneguk ludahnya sebelum mulai berbicara. "Seperti yang bapak bilang, selama dua minggu terakhir pelanggan mulai berkurang. Mungkin kita perlu merombak dekorasi restoran untuk suasana baru dan menambah menu masakan. Di hari-hari tertentu kita bisa membuat tema."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Mama! ✔️
RomancePART LENGKAP SAMPAI END, TAPI .... (EPILOG DAN EXTRA PART DI GOODNOVEL DAN INNOVEL) Ify pikir, dilecehkan dan dipecat dari pekerjaan adalah kesialan terakhirnya hari itu, namun nyatanya semesta masih menguji kesabaran Ify dengan mendatangkan balita...