26. Menjemput Atan

5.2K 504 9
                                    

"Berhenti!"

Ify menghentikan kegiatannya melakukan seasoning. Ia kemudian melihat hasil kerjanya dan terkejut saat melihat masakannya tertutup dengan rempah. Hari ini, Ify berniat mempraktekkan menu baru yang nantinya akan ia ajukan sebagai menu utama Jade Imperial. Namun, apa yang ia perbuat kini?

"Keluar!"

"Maaf, Chef!" Tanpa membantah, Ify kemudian keluar dari dapur diiringi dengan pandangan dari staff dapur lainnya.

"Apa yang kalian lakukan?"

Lantas, semuanya kembali bekerja. Hanya Sivia yang tahu kenapa Ify bertingkah seperti ini. Ia sebenarnya juga sudah meminta Ify untuk mengambil cuti, tapi perempuan itu nekat.

Kini, tak ada yang bisa ia lakukan untuk membantu sahabatnya itu. Lintang paling tidak bisa menoleransi kesalahan sebesar yang Ify lakukan baru saja. Meski bukan masakan yang diperuntukkan ke pelanggan, tapi Lintang selalu menekankan agar semuanya selalu fokus demi meminimalisir kesalahan.

Lintang justru akan mengijinkan seseorang untuk mengambil cuti saat merasa kurang baik.

Setelah melepaskan apron dan menyimpannya di loker, Ify melangkahkan kaki ke rooftop. Duduk diam tanpa melakukan apapun, hingga dering telepon membuat lamunannya buyar.

Tertera nama Sivia sebagai sang penelepon.

"Iya, Vi! Kenapa?" sapa Ify begitu mengangkat panggilan.

"Lo dimana?"

"Gue di rooftop."

"Lo nggak mau pulang, hah?"

Ify kemudian melihat jam di ponselnya dan terkejut saat jam digital itu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Sudah berapa lama ia ada di sini? Ify sungguh tidak menyadarinya.

"Gue turun sekarang."

"Oke, lo juga dicari sama Chef Lintang."

"Oke!"

Ify mematikan telepon, lalu memeluk dirinya sendiri saat merasakan angin malam yang ternyata sangat dingin. Aneh, kenapa ia baru merasa dingin sekarang?

"Chef Lintang!" panggil Ify begitu mendapati sang headchef di dapur.

Lintang menoleh, kemudian mendekati Ify yang berdiri diam di samping kulkas penyimpanan.

"Ikut saya!"

Dengan patuh, Ify pun mengikuti langkah Lintang yang membawa mereka ke ruang istirahat karyawan.

Ekspresi Lintang kemudian melunak, memberikan isyarat kepada Ify untuk duduk di kursi seberangnya.

"Kalau ada yang bisa saya bantu bilang aja! Untuk besok, saya akan ijinkan kamu cuti sampai membaik. Saya tidak mau kekacauan yang sama terjadi lagi di dapur saya."

Ify hanya mengangguk patuh. Terlalu paham dengan maksud dari Chef Lintang.

"Kau baik-baik saja?" tanya Chef Lintang kemudian saat Ify tak juga membuka suara.

"Saya baik-baik saja kok, Chef!" jawab Ify dengan senyuman paksa.

"Tidak usah dipaksa. Untuk hari ini silakan pulang dan istirahat!"

"Saya permisi, Chef!" Ify mengundurkan diri. Mengambil tasnya di loker lalu keluar dari restoran.

*

Membaca-duduk-bermain ponsel-tidur.

Ify menghela napas bosan. Ia tak tahu harus apa untuk mengisi waktu. Pagi tadi ia sudah menyibukkan diri untuk memasak sarapan. Bahkan Ray sampai kaget melihat hidangan yang begitu banyak di meja untuk ukuran sarapan. Berakhir dengan ia pun membawa bekal karena ingin berhemat.

Hey, Mama! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang