Stay Alive

327 49 0
                                    

Taeil side...

Tubuhnya kurus, pipinya tirus dengan lingkaran hitam menghiasi matanya, begitulah pemandangan yang pertama kali Taeil lihat saat bertemu, ah maksudnya menemukan Doyoung.

Di sebuah ruangan gelap yang dingin dan hampa, dia melihat sosok itu duduk meringkuk dengan suara isakan kecil yang terdengar begitu pilu.

Taeil adalah seorang anggota damkar didaerah hongdae, Seoul. Malam itu beberapa warga mengatakan suara aneh yang datang dari sebuah bangunan kosong yang ditinggalkan oleh keluarga Kim beberapa bulan yang lalu, rumah itu terkunci lengkap dengan sebuah gembok dan rantai didepannya. Oleh karena itu tak ada yang berani untuk membobol rumah keluarga Kim itu.

Tapi sejak rumah itu ditinggal mereka kerap mendengar suara lirih dari dalam, kadang juga suara seseorang yang kesakitan ataupun meminta tolong. Bukannya mereka tak perduli, hanya saja sangat tidak sopan jika membobol rumah seseorang tanpa izin dari pemiliknya.

Sampai akhirnya seorang pemuda dari unit apartemen 721 yang bernama Lee Haechan memutuskan untuk melaporkan hal ini. Pemuda itu datang kekantor polisi untuk melapor, dan setelah itulah kepolisian meminta tim damkar Taeil untuk memeriksa rumah itu.

Begitulah bagaimana sampai akhirnya Taeil dan tim nya membobol rumah itu dan menemukan sosok Kim Doyoung yang meringkuk dengan kondisi sangat memprihatinkan.

Doyoung side...

Ia tidak tau apa kesalahan yang ia lakukan sampai hari itu datang, ia yang hanya bisa diam dan mengatakan hal baik pada dirinya sendiri untuk menenangkan dirinya yang bergetar ketakutan. Diiringi suara cambukan dari sebuah gesper yang mengenai tubuh kurusnya.

Doyoung sudah tidak dapat melakukan apapun, ia terlalu lemah hanya sekedar untuk membuka mata. Matanya juga sudah terlalu lelah untuk menangis dan mulutnya sudah terlalu lelah meminta maaf pada sosok yang terus mencambuk nya tanpa belas kasihan.

Doyoung berfikir, apa dirinya memang tak pantas hidup? apa ia dilahirkan hanya untuk disakiti? apa memang begini takdir yang orang-orang bilang? apakah ini yang Tuhan tuliskan untuknya?

Lantas apa maksud dari semua ini? mengapa hanya dirinya? apa yang membuat dirinya berbeda dengan saudara dan teman-temannya? hal apa yang membuat Doyoung pantas menerima rasa sakit ini?

Ketika orang mengatakan orangtua adalah tempat ter-aman untuk seorang anak, lantas mengapa Doyoung tidak merasakannya? mengapa hanya ia?

Dunia begitu gelap untuk sosok Doyoung yang begitu lemah dan takut akan kegelapan, dunia begitu mengerikan untuk Doyoung, ketika semua anggota keluarganya pergi meninggalkannya dalam kondisi mengenaskan, Doyoung berfikir apakah tak ada yang kasihan dengannya?

Apa ibu yang melahirkannya tak merasa iba? apa adik yang ia rawat sejak kecil tidak merasa sakit melihat kakaknya seperti ini? dan ayahnya, apa ia tak menyesal telah menghantamkan berbagai macam benda pada putra sulungnya?

Gelap, dingin dan lembab, perutnya lapar dan lukanya yang sangat perih, nyamuk yang terus mengganggunya, Doyoung sudah kehilangan harapan. Dia hanya dapat berteriak tanpa harapan, ia meminta tolong namun tak berharap ada yang datang.

Namun hari itu, hari dimana pintu rumahnya terbuka dan seseorang yang tanpa ragu dan takut menghampirinya, sosok itu berteriak pada orang-orang yang mungkin teman-temannya.

"Disini!! ada yang sekarat disini!! panggil ambulans sekarang!!" begitulah teriaknya.

Tubuh dingin Doyoung direngkuh oleh pria itu dan ia mengatakan.

"Tetaplah bernafas, aku mohon bertahanlah tetaplah hidup aku mohon"

Pelukan hangat yang sangat Doyoung dambakan, usapan lembut yang selalu Doyoung bayangkan, saat itu ia bisa menutup matanya dan berkata dalam hati, jikapun ia mati setelah ini maka ia sudah bahagia dan akan melupakan rasa sakit yang pernah ia rasakan.

𒈞𒈞𒈞𒈞𒈞Stay Alive𒈞𒈞𒈞𒈞𒈞

Tidak terasa itu semua sudah berlalu selama tiga tahun, pertemuan mereka tidak lah cukup baik namun hubungan mereka menjadi sangat baik setelahnya.

Doyoung duduk sambil menggendong seorang bayi laki-laki yang baru berusia 9 bulan. Doyoung dan Taeil resmi menikah setelah satu tahun saling mengenal dan Moon Han Jisung, adalah hasil dan bukti dari cinta mereka berdua.

"Sudah siap?" tanya Taeil.

"Eum!" jawab Doyoung sambil mengangguk pelan.

Taeil menghampiri Doyoung dan Han, ia berdiri dibelakang mereka dan merangkul pundak Doyoung. Mereka tersenyum saat fotografer mulai menghitung dan satu kali jepretan sebuah foto keluarga baru saja mereka buat. Mereka juga disambut dengan tangisan Han yang terkejut dengan flash camera.

Doyoung tertawa pelan dan berdiri untuk menimang putranya itu, Han memiliki senyuman yang sangat mirip dengan Taeil namun wajahnya sangat manis, terlihat seperti tupai kecil yang sedang menangis.

"Anak daddy tidak boleh menangis ya, ayo anak pintar jangan menangis"

Taeil membawa Han kedalam gendongannya dan berusaha untuk menenangkan putranya. Namun tetap Doyoung dan sebotol susu lah yang akan membuat bayi kecil itu tenang, setelah Han mulai tenang dan terbiasa dengan flash camera keluarga kecil itu melanjutkan sesi foto keluarga itu sampai selesai.

Doyoung adalah anak korban dari kekerasan orangtuanya, mentalnya sempat tidak stabil dalam beberapa waktu. Selama satu tahun Doyoung mengalami bipolar dan Taeil yang selalu menemaninya.

Doyoung sempat takut Taeil juga akan meninggalkannya, namun setiap kali ia mulai terpuruk dalam kegelapan maka Taeil akan datang dan memeluknya.

"Kau hebat Doyoungie, kau sangat hebat karena bisa menemukan jalan takdirmu untuk bahagia, sedikit lagi ayo kita berjuang sedikit lagi, kebahagiaan menunggumu sayang, tetaplah bersamaku aku mohon tetaplah hidup untukku, untuk masa depan, dan untuk kebahagiaan yang menanti mu"

Itulah yang selalu Taeil katakan padanya, dan kini ia bisa melewati semua rasa sakit itu dan memiliki Han dalam pelukannya dan ia yang selalu ada dalam pelukan hangat Taeil. Ia tidak perlu takut lagi untuk menunjukkan dirinya sendiri, ia kini tak takut pada apapun karena ia yakin apapun yang terjadi sebesar dan seberat apapun itu, Taeil akan selalu berada disampingnya dan Doyoung sangat yakin akan hal itu.

Doyoung pernah bertemu adiknya sekali, namun ia tidak ingin terlibat lagi dengan keluarganya yang menghancurkannya, ia hanya ingin bersama keluarga kecilnya.

Melihat Doyoung yang kini terus tersenyum membuat bahu Taeil rasanya menjadi sangat kokoh, rasanya Taeil bisa kapan saja menjungkirbalikkan dunia jika Doyoung nya kembali dibuat bersedih. Cintanya pada Doyoung adalah tulus bukan rasa kasihan karena melihat kondisi Doyoung hari itu, ia mencintai Doyoung karena betapa kuatnya Doyoung yang masih bisa bertahan sampai hari itu.

Dia merasakan bahwa Doyoung bukanlah seperti manusia pada umumnya, Doyoung membuat dirinya yang selalu dikelilingi kasih sayang dan kebahagiaan namun memilih mengabaikannya menjadi sadar, bahwa apa yang ia dapatkan selama ini benar-benar berharga karena tidak semua orang bisa mendapatkannya.

"Saat aku sudah tenggelam dalam kegelapan, kau datang dan memberiku cahaya, saat aku sudah tidak memiliki semangat hidup kau datang dan berkata 'please you stay alive'"












End.

Love Shot ||•ilyong•||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang