Chapter 10

448 30 23
                                    

Lama banget ya? HAHAHA

Maaf authornya rada depresot, awal September udah disambut sama masalah

Sedikit bocoran per chapter bisa diintip di tiktok aku yaa, jangan lupa follow.

Sedikit bocoran per chapter bisa diintip di tiktok aku yaa, jangan lupa follow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3000 lebih kata, jangan lupa vote


Happy reading

“Aku capek Tuhan, aku mau berhenti. Sakit, lukanya terlalu banyak Tuhan.” – Mabel

Perempuan itu menyuci setumpuk pakaian yang menggunung dalam ranjang dekat kamar mandi, butiran peluh menghiasi pelipisnya menandakan sudah berapa lama ia bercibaku dengan pekerjaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perempuan itu menyuci setumpuk pakaian yang menggunung dalam ranjang dekat kamar mandi, butiran peluh menghiasi pelipisnya menandakan sudah berapa lama ia bercibaku dengan pekerjaannya. Dengan napas memburu ia terus mengucek baju-baju kotor dan menyikat celana yang sudah berberapa hari teronggok disana.

“Apa udah ada jam lima?” Gumamnya.

Helaan napas panjang keluar dari mulutnya, tangannya yang mungil terangkat dan memperlihatkan telapaknya yang memerah. Disekanya keringat menggunakan lengan atasnya. Mabel harus cepat-cepat membereskan semuanya sebelum matahari menampakkan wujudnya.

“Semangat!” Serunya menyemangati diri. Ia kembali berkutat dengan tumpukan pakaian kotor, tinggal berberapa helai kemudian ia akan membilasnya dan selesai.

Tadi Mabel bangun pukul tiga pagi, ia memunguti bungkus snacks yang bertebaran dibawah sofa depan televisi dimana biasanya ibunya menghabiskan waktu dan memungut berberapa kaleng minuman yang sudah kosong. Lalu menyapu lantai rumahnya sebelum lanjut untuk mencuci baju.

Ibunya tidak berada dirumah sekarang, entah akan pulang jam berapa tapi yang pasti ia akan memasak makanan untuk ibunya jika sewaktu-waktu wanita itu pulang dan ia masih berada disekolah.

Pikiran Mabel melayang pada kejadian dulu ketika masih tinggal bersama neneknya, ia pernah melakukan hal yang sama. Bangun pagi-pagi sekali lalu mencuci baju, memasak dan membereskan rumah sebelum berangkat sekolah karena sang nenek sedang sakit sehingga tidak dapat membantunya.

Bibirnya sedikit tertarik menerbitkan seulas senyum sendu penuh kerinduan pada perempuan renta yang pernah merawatnya sepenuh hati. Kulit keriputnya akan semakin berkerut saat beliau tengah tertawa lebar tampak begitu tulus dan bersahaja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

N & MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang