02. Perkara Mia boker

991 54 4
                                    

°°°

“AGAAAA!! AGAAA AGAAA!!”

Suara tersebut adalah suara pertama yang Aga dengar pagi ini, laki-laki itu kemudian menutup seluruh tubuhnya dengan selimut yang semula hanya menutup setengah tubuhnya saja, Aga menggulungkan dirinya di dalam selimut tersebut.

“AGAA IH! BANGUN! INI URGENT BANGET AGAA!!”

Aga menulikan pendengarannya, laki-laki itu padahal tadi merasa jika Moa—pacarnya, masih di lantai bawah meneriakinya, tapi kini gadis itu telah berada di dalam kamarnya dan mengguncangkan tubuhnya yang telah sempurna terbalut selimut.

“Agaaaa! Ayo bangun dulu, tolongin Mia, Agaaa!” rengek Moa, menarik selimut yang menutupi tubuh laki-laki itu.

Karena Aga hanya diam saja, Moa memutuskan untuk duduk di atas punggung Aga dan memukul laki-laki itu dengan bantal.

Aga yang mendapatkan serangan yang tiba-tiba, dia akhirnya bangun dan balas memukul Moa dengan bantal juga. Dan berakhirlah kini keduanya saling memukul satu sama lain menggunakan bantal.

“Lu tuh kenapa sih, Na!” Aga mengacak-acak rambutnya, dengan wajah yang masih setengah mengantuk.

Aga memperhatikan Moa dari bawah sampai atas, gadis itu masih mengunakan piyamanya, dengan rambut yang digelung asal. Dan—sebentar, Aga tersadar jika kini Moa memakai piyamanya yang pendek, bukan panjang.

“Lu ngapain pake piyama pendek gini?” Aga menunjuk piyama itu, Moa hendak berbicara namun Aga memotongnya lebih dulu.

“Itu paha lu keliatan, bego.”

“Ya terus? Udah ayo! Cepet ke rumah aku!” Moa kembali beraksi, gadis itu menarik lengan Aga dengan sekuat tenaganya.

Aga kembali merebahkan tubuhnya pada kasur, melihat itu Moa dibuat geram dan semakin menarik lengan laki-laki itu menggunakan semua energinya.

“Agaa ayo dongggg! Cepet ih! Kamu tuh ya, ga sayang sama aku lagi?” Moa menghembuskan nafas sebal, dia kini tengah melipat kedua tangannya dengan raut wajah kesal.

Aga kembali terduduk, menatap Moa yang kini sedang sebal padanya.

“Ngeselin lu Bocil.” Aga berdiri dan melangkah menuju lemari pakaiannya.

Moa hanya diam memperhatikan Aga dengan raut wajah yang masih sebal.

Laki-laki itu lalu memberikan hoodie dan celana trainingnya yang dia ambil dari lemari pakaiannya.

“Buat aku, Ga?” tanya Moa, menerima kedua benda tersebut.

Aga mengusap surai milik Moa dengan geram,“Dipake bego.” ujarnya tersenyum gemas. Gemas ingin menendang Moa hingga ke neptunus.

Moa ber-oh ria, gadis itu lalu memakai hoodie dan training tersebut di depan Aga. Oh tentu saja Moa tidak membuka bajunya dan membuka celana piyamanya di hadapan Aga, cewek itu men-double baju yang dia pakai dengan training dan hoodie tadi.

“Udah Ga, ayoo!!” Aga hanya pasrah ketika Moa merangkulnya dan membawanya keluar dari kamar.

Sepasang kekasih itu turun dari lantai atas, Aga sesekali memukul pelan kepala Moa yang kemudian membuat gadis itu mendengus, lalu setelah Aga memukul surai legam milik Moa, laki-laki itu mengusapnya lembut dan memukulnya lagi, dan langsung mendapat tatapan kesal dari Moa.

Stupid MoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang