14. Enak

265 11 0
                                    

“Agaaa!! Kamu kenapaa??” Moa menggoyangkan bahu Aga, gadis itu terheran-heran ketika Aga masih tetap diam menatap cake di hadapannya.

Moa takut Aga kerasukan jin atau setan.

Sedetik kemudian Aga mengalihkan netranya pada Moa, lalu kedua tangannya memegang bahu gadis itu.

“CAKE NYA KENAPA BURIK GITU BEGO!?” kesal Aga.

Aga sudah tidak bisa berkata-kata lagi selain berbicara jujur, untuk cake kali ini, Aga harus mengatakan dengan sebenar-benarnya.

Cake tersebut sangat buruk. Bahkan Aga sampai lupa bentuk wajah Cinderella yang aslinya.

“Itu lagi trend Aga, aku liat di tiktok.” jawab Moa melepaskan tangan Aga dari bahunya.

Gadis itu memotong cake tersebut, yang membuat Aga merinding kala itu juga.

“Gak! Gue gak mau!” tolak Aga saat Moa hendak menyuapinya.

“Aaaaaa~” Moa tetap bersikeras memasukkan cake tersebut ke dalam mulut Aga.

“Ogah!”

“Agaa!”

Moa mengejar Aga di saat laki-laki itu berlari alih-alih memakan cake nya.

“Gue gak mau, Moa! Lu mau bunuh gue ya?!” tekan Aga yang berada di hadapan Moa, yang terhalang oleh sofa saja.

Moa berkacak pinggang, lantas dengan cepat gadis itu menaiki sofa yang membuat Aga melotot.

Kini Moa berada di hadapan Aga, tidak terhalang sofa ataupun lainnya. Aga menatap horor Moa, gadis itu kini seperti psikopat yang hendak memaksanya memakan makanan yang terlihat mengerikan.

“Ayoo sayang di makan cake nya!” Moa tersenyum manis seraya menekankan kalimatnya.

Bulu kaki Aga merinding melihat senyuman yang tercetak di wajah Moa.

“NA! ADA KUDA TERBANG!” Aga berteriak dan mengarahkan telunjuknya pada jendela yang terbuka.

Dengan polos Moa mengikuti arah telunjuk laki-laki itu.

“Mana! Mana kuda terbangnya?”

Aga tertawa puas, dan oknum tersebut sudah berlari dengan kecepatan tinggi.

“AGAAAA!!” teriak Moa saat menyadari dirinya dikibuli.

Dan berakhirlah keduanya memutari ruang tamu dengan Moa yang terus mengejar Aga.

Namun, sepertinya ini hari yang sial untuk Aga. Ketika laki-laki itu sedang menghindari Moa, Aga tersandung kakinya sendiri yang menyebabkan dirinya terjatuh dengan mengenaskan.

“DAPETT!!” seru Moa yang langsung duduk di atas punggung Aga.

Ya Tuhan, cobaan macam apalagi ini. Kira-kira begitulah kurang lebih isi hati Aga berbicara.

“Turun! Lu berat!”

Moa segera turun dari punggung Aga, gadis itu tersenyum senang.

Sementara Aga, dia sudah pasrah, dirinya pun sudah lelah berlari. Dia sudah berserah diri, semoga saja dirinya masih bisa melihat matahari besok setelah memakan cake itu.

“Cepet suapin gue!” titah Aga ketika Moa hanya diam menatapnya.

Moa mengerjapkan matanya,“Ini serius Aga mau makan cake nya?” tanya Moa, mendadak merasa tidak tega.

“Iyaa.” jawab Aga jujur.

Gadis itu tersenyum lalu mengarahkan sendok cake tersebut pada Aga.

“Aaaa~” instruksi Moa, menyuruh Aga membuka mulutnya.

Aga membuka mulutnya seraya menutup matanya.

Sendok yang terdapat sepotong cake tersebut berhasil lolos ke dalam mulut Aga,  Aga terhenyak sejenak, rasa cake tersebut benar-benar di luar logikanya.

Rasanya enak, tidak seburuk penampilan cake tersebut.

“Gimana rasanya?” tanya Moa memajukan tubuhnya.

“B aja.” Aga berdiri dan melangkah pada tempat cake tersebut berada.

Laki-laki itu duduk di atas karpet bulu, yang di hadapannya kini terdapat cake Cinderella yang sempat dirinya bully.

“Lu burik banget! Bangsat tapi enak!” gerutunya setelah mencolek cake tersebut dan memakannya.

“Katanya tadi biasa aja.” ujar Moa datang dan duduk di samping Aga.

“Ya emang B aja.” Aga membuang wajahnya.

“Masa sih?” goda Moa.

Aga sebetulnya berdusta, rasa cake itu sangat cocok dengan lidahnya, dan jauh dari kata biasa saja.

Bagi Aga rasa cake tersebut sangat di luar nalar, bagaimana bisa cake dengan bentuknya yang buruk tersebut rasanya bisa enak?

Ini adalah sebuah bentuk keajaiban Tuhan, Aga bernafas lega, setidaknya dia esok masih bisa melihat matahari terbit.

«────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»





╰► see u to the next chapter 😋

Stupid MoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang