16. Annoying Moa

258 14 0
                                    

✎ ✎ ✎

Hari libur adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh setiap orang yang memiliki kesibukan, entah itu pekerjaan, sekolah, ataupun perkuliahan.

Aga bisa dibilang hari ini free, sedang tidak ada kelas, dan kebetulan entah bagaimana, Moa ternyata hari ini tidak ada kelas alias free juga, sama seperti Aga.

Laki-laki itu kini sudah berada di depan pintu rumah Moa, sebelumnya dia sudah memberitahu Moa bahwa dirinya akan bermain ke rumahnya.

Respon Moa saat itu terdengar ngalor-ngidul efek masih ngantuk, dan diakhiri percakapan menyuruh Aga membawakan donat kesukaannya.

“Langsung masuk aja, Mama mau lanjutin bikin kue dulu.”

Mora membawa Aga menuju ruang tamu setelah membukakan pintu utama, dan menyuruh laki-laki itu ke kamar Moa, lalu setelah itu pergi karena harus melanjutkan kesibukannya membuat kue.

Mora sudah seratus persen percaya pada Aga, bukan tanpa alasan wanita itu menyuruh Aga ke kamar anak gadisnya, Mora sangat percaya, Aga tidak akan melakukan hal yang tidak suci.

Setelah melewati anak tangga terakhir, Aga membuka pintu kamar Moa, tanpa mengetuknya terlebih dulu.

“Buset!”

Aga tercengang, kini kamar Moa terlihat seperti kandang kambing yang tidak terurus, dengan sampah berserakan dimana-mana.

Dan pakaian yang berada di atas lantai.

Pandangan Aga menyapu lantai tersebut dan langsung terfokuskan pada satu titik yang membuat matanya membulat.

“Shit!”

Aga mengalihkan pandangannya, yang dia lihat tadi adalah dalaman pakaian milik Moa.

“Woi bangun!” ucap Aga pada Moa yang kini tertidur dengan posisi terlentang.

Bahkan baju tidur yang gadis itu pakai tersingkap, yang menampilkan perut ratanya.

Aga berdecak, kemudian menarik baju tidur tersebut agar menutupi perut Moa.

“Bangun bego!” Aga menarik kaki Moa dan menggelitik nya.

Moa spontan tertawa namun dengan mata yang masih terpejam.

Dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul, Moa tersenyum kepada Aga dengan mata yang terbuka sedikit.

“Eh Aga!” sapa nya sembari tersenyum.

“Napa lu?”

Moa terkikik,“Apasih Aga, orang aku cuma senyum doang.”

Masalahnya, senyum Moa saat itu terlihat mencurigakan bagi Aga.

“Sakit ya lu?”

“Ngga kok hehe.” Moa menggeliat yang menampilkan perut ratanya terlihat kembali.

“Perut lu keliatan bego!”

“Ya terus?” Moa tersenyum genit.

“Lu kenapasi anjir?” Aga bergidik takut saat melihat tingkah Moa yang lain dari biasanya.

“Agaaa~” panggil Moa dengan suara yang mendayu-dayu.

Aga terdiam.

Moa tersenyum genit, lalu mengedipkan sebelah matanya.

“Kamu gak mau perkosa aku, Ga?”

“Lu kenapa bangsat??” Aga menggeleng-gelengkan kepala.

“Ayoo perkosa aku, Ga.” Moa memberikan flying kiss.

“Lu beneran sakit kayanya njir!”

“Agaa~”

Moa berdiri dengan genitnya, berhadapan dengan Aga yang kini berdiri kikuk.

“Kalo kaya gini, gue yang lu perkosa!”

Moa tak menggubris perkataan Aga, gadis itu mengalungkan tangannya pada bahu Aga.

Perlakuan Moa tersebut tentu saja membuat Aga kelimpungan, mati kutu.

“Lepasin!” ucap Aga, dengan raut wajah tertekan.

Moa hanya terkekeh.

“MAMA!! MA! TOLONGIN AGAA!! MOA MAU PERKOSA AGA MAA!” Aga berteriak, berharap suaranya terdengar sampai ke lantai bawah.

Tak berapa lama, pintu kamar Moa terbuka lebar, menampilkan Mora yang berdiri dengan nafas naik turun.

“KENAPA GAA??” Mora datang dengan tergesa-gesa, celemek yang wanita itu gunakan masih terpasang, juga dengan topi khas kokinya.

“Moa kerasukan Ma!”

Mora mengerutkan alis, lalu menatap Moa yang kini menatapnya dengan seringai kecil.

“Jangan ngusilin Aga.” Mora berkacak pinggang.

Gelak tawa Moa langsung pecah saat Ibunya mengetahui bahwa dirinya tengah mengusili Aga.

“Abisan ekspresi Aga lucu banget.” ucap Moa disela tawanya.

“Lucu pala lu!” sahut Aga menatap sebal Moa.

«────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»

╰► untung yaa iman aga kuat👁️👄👁️

Stupid MoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang