07. Kemarahan Aga

498 30 1
                                    

⁺◟𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠! . . . ꜜ

“Kak Aga!”

Mendengar namanya dipanggil, Aga berdecak kala mengetahui bias suara perempuan tersebut. Suara itu adalah suara yang sama Aga dengar siang tadi.

Aga membalikkan tubuhnya ketika sudah mengeluarkan kendaraannya dari parkiran. Laki-laki itu memasang wajah datar saat Anya menghampirinya dengan senyum yang tercetak jelas di paras perempuan itu.

“Paan?” tanya Aga dengan raut wajah sedatar-datarnya.

“Kak Aga belum jawab pertanyaan Anya tadi siang.” jawabnya dengan raut wajah yang sengaja digemas-gemaskan.

“Gue punya Moa.”

Anya, perempuan itu menelan ludahnya kasar. Mendengar nama seorang gadis yang keluar dari bibir Aga, spontan membuat pernyataan cintanya ditolak mentah-mentah.

Padahal, Anya sudah menunggu Aga bertahun-tahun lamanya.

“Moa siapa?” Anya bertanya.

“Calon istri gue.” jawab Aga disertai penekanan di setiap kalimatnya.

Anya mematung di tempat, Aga sama sekali tidak menggubris Anya saat perempuan itu mengatakan lagi bahwa benar-benar mencintainya.

Aga menaiki motornya dan pergi meninggalkan parkiran kampus dan juga Anya yang kini diam seperti patung.

✎ ✎ ✎

“DORR!”

Moa melompat kecil saat seseorang berhasil membuatnya terkejut, gadis itu menoleh ke belakang di mana suara itu berasal.

“Kaget ya?”

Moa mendengus, lalu memukul pelan laki-laki yang telah membuatnya terkejut tersebut.

Laki-laki itu adalah Kakak tingkatnya, Dikala Mahendratta. Presidennya mahasiswa di kampusnya, anak laki-laki itu cukup digandrungi kaum hawa karena rupanya yang mirip dengan member boyband Korea.

Dikala itu anak fakultas hukum, bagaimana cewek-cewek tidak suka, Dikala sudah menjabat jadi ketua BEM sekaligus anak fakultas hukum pula, dan jangan ragukan kecerdasan otak laki-laki itu. Dikala itu pinter, publik speaking nya pun tidak usah diragukan lagi.

Tapi, sepinter-pinter dan seganteng-gantengnya Dikala, Moa tidak pernah tertarik pada laki-laki itu. Di hati Moa hanya ada Aga, Aga, dan Aga.

“Lagi nunggu siapa, kecil?” tanya Dikala, mensejajarkan tubuhnya di samping Moa.

Laki-laki itu kerap memanggil Moa dengan sebutan ‘Kecil’, alih-alih memanggil Moa dengan nama lengkapnya.

“Nunggu Aga.”

Dikala mengangguk, dia kemudian membuka tasnya, dan mengeluarkan sesuatu yang akan dia berikan untuk Moa.

“Buat kecil.” Dikala memberikan cokelat yang dia ambil dari tasnya. Dengan seulas senyum laki-laki itu memberikan cokelat tersebut.

“Wah! Buat aku?” tanya Moa dengan mata yang berbinar menatap cokelat itu.

Dikala mengangguk, melihat itu Moa tanpa berpikir panjang langsung menerima cokelat tersebut dan memakannya.

Melihat Moa yang menerima pemberiannya, Dikala tersenyum tipis lalu mengusap pucuk kepala Moa, seperti seorang Kakak yang sedang mengusap pucuk kepala adiknya.

“Jauhin tangan lo dari cewek gue!”

Moa dan Dikala mengalihkan atensinya pada bariton suara yang khas di telinga Moa.

Dari radius yang tak jauh darinya dan Dikala, Moa melihat Aga yang dengan langkah lebar menuju ke arahnya, alis laki-laki itu kontras terlihat menukik tak suka.

Moa menelan salivanya susah payah melihat kedatangan Aga.

“Siapa dia?!” desis Aga, menatap tajam Moa.

Gadis itu menggelengkan kepalanya,“Ini gak kaya yang Aga pikirin, dia ...” Moa menoleh pada Dikala diikuti Aga.

Dikala yang mendapat dua tatapan yang berbeda, langsung tersadar dan mengulurkan tangannya pada Aga.

“Saya Dikala, katingnya Moa.”

Aga mendecih lalu tertawa sarkas. Tanpa berpikir panjang, laki-laki itu segera membawa Moa tanpa mengatakan sepatah kata pun pada Dikala, dan juga tanpa membalas uluran tangan katingnya Moa tersebut.

Laki-laki itu sempat melayangkan tatapan menghunus layaknya pedang yang tajam pada Dikala.

Aga ingin sekali meninju wajah Dikala saat itu, namun berhubung sedang ada Moa, laki-laki itu mengurungkannya. Moa tidak suka kekerasan.

Melihat kepergian Moa dan Aga, Dikala memasukan tangannya pada saku jeans miliknya kemudian tertawa kecil.

“Posessif.”

«────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»

see u to the next chapter!
(〃゚3゚〃)

Stupid MoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang