IG. 13

328 19 7
                                    

"Kita enggak perlu sempurna untuk dapat bahagia". -Rara, Imperfect

Aku tau kalian pasti lupa alur, jadi lebih baik baca ulang.
__

"Pagi ini, Luna memulai harinya dengan membawa kue dagangannya untuk disimpan di kantin sekolah. Namun, sebelum meninggalkan rumah, ritual hariannya menyertai pandangan singkat pada cermin, berharap mungkin akan ada keajaiban yang mengubahnya menjadi cantik. Di dalam hatinya, Luna mengeluh dengan lirih, 'Jelek banget aku.'

Luna selalu bermimpi agar wajahnya menjadi cantik dan sempurna, bebas dari segala noda, luka, atau jerawat yang membuatnya merasa rendah diri. Namun, sayangnya, itu terasa seperti sebuah impian yang tak tercapai.

Sambil menghela napas pelan, Luna mendengar ketukan lembut di pintu kamarnya. Suara ibunya, Ibu Wati, memecah keheningan, "Luna, sudah siap? Temanmu sudah menunggu di luar." Dengan penuh harap, Luna menjawab, "Sudah, Bu." Ia berusaha menyembunyikan perasaan tak percaya dirinya.

"Bayu?" Kaget Luna saat mendapati Bayu di depan rumahnya.

Bayu menyengir. "Berangkat bareng Lun, naik sepeda. Nanti kita balapan! Kalau lo menang gue traktir mie ayam di kantin," ucap Bayu begitu antusias.

Luna mengerjap bingung, sedangkan Wati dan Laras terkekeh geli melihat tingkah Bayu yang menurutnya konyol.

"Malah bengong," celetuk Wati nemepuk pundak anaknya pelan.

"Sana, temannya nungguin," ucapnya.

Luna tersadar lalu menatap ibunya. "Luna berangkat ya, Bu. Assalamu'alaikum!"

"Tante, kami pamit ya."

Wati tersenyum lalu mengangguk.

"Itu teman kak Luna ya, Bu?" Tanya Laras.

Wati mengelus rambut putri bungsunya lembut. Untuk pertama kalinya Luna memiliki teman.
___________

Luna mengayuh sepedanya dengan cepat, bersemangat untuk mengalahkan Bayu yang terus menggoda Luna.

"Lo pasti kalah!"

"Lo kan kecil."

Luna mengembangkan senyumannya saat jaraknya sudah dekat dengan gerbang sekolah.

"Yeayy," Luna bersorak senang.

Gadis itu menoleh kearah belakang dimana Bayu yang tengah tersenyum tipis kearahnya.

"Aku menang!" Seru Luna dengan tatapan sombong.

"Iya-iya lo menang, sesuai janji gue. Gue bakal traktir lo di kantin, jadi istirahat kita kekantin bareng," ujar Bayu.

"Ada apa ini?" Tiba-tiba saja Alga datang berjalan ditengah-tengah Luna dan Bayu.

Bayu berdecak kesal melihat kedatangan pria itu.

"Wajah lo kenapa?" Tanya Alga.

"Ganggu lo!" Balas Bayu.

Luna menghela napasnya pelan. Arga, Revan dan Bayu susah sekali akurnya. Tapi dengan tingkah mereka, Luna merasa hidupnya lebih berwarna.

"Pagi, Luna," sapa Revan yang berjalan dari arah berlawanan.

"Ini lagi," kesal Bayu.

Luna tersenyum lalu membalas sapaan Revan. Ketiganya pun berjalan bersama menuju kelas.

Saat perjalanan menuju kelas, Luna banyak tertawa karena tingkah ketiganya. Bayu yang petakilan, Alga yang gak mau kalah dan Revan yang ucapannya pedas.

Wanda dan Putri yang melihat kedekatan mereka semakin kepanasan. Makin hari Luna dan ketiga pria tampan itu semakin dekat.

"Gue sebel lihat si Luna," bisik Putri ditelinga Wanda.

"Gue lebih kesel. Anjirr emang tu cewek burik! Harusnya dia sadar, modelan dia gak pantas deket-deket sama mereka," balas Wanda seperti biasa dengan kata-kata jahatnya.

"Nanti kita kerjain," bisik Putri.

Wanda menatap putri lalu tersenyum miring.

"Halo Luna," sapa Sella.

Luna memberhentikan tawanya saat mendengar sapaan dari Sella, begitupun dengan ketiga pria tampan yang disebelahnya. 

"H-hai!" Balas Luna gugup.

Sela tersenyum lalu melirik Alga yang wajahnya kembali datar. Padahal tadi Sela ingat betul jika Alga tertawa begitu bebas, dan itu sangat tampan.

"Lun--"

"Ayo Lun, bentar lagi Bell!" Celetuk Bayu lalu menarik tangan Luna.

"Alga--"

"Van, gue nyontek pr ya!" Ucap Alga lalu merangkul pundak Revan dan mengajak pria itu untuk ketempatnya.

Sella yang melihat itu mengepalkan tanganya. Gadis itu berjalan kearah tempat duduknya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Sella kenapa?" Tanya Lusi.

Sella tidak membalas gadis itu menutup wajahnya menggunakan kedua tangan, dan isak tangisnya semakin kencang membuat antensi mereka teralihkan.

"Sella nangis woy!" Ujar salah satu murid lelaki. Hingga kini tempat duduk Sella sudah di kerumuni anak-anak kelas. Kecuali Luna, ketiga teman tampannya dan Manda.
_________

Aku up🤣
Udah berapa abad aku gak up?🤣🤭

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INSECURE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang