5. Modus

1K 162 7
                                    

Tara sedang membaca komik di ruang tamu, ketika sang ayah tiba-tiba datang dan duduk di sebelahnya.

"Adek lagi ngapain?" Tanya Yudha.

Si bungsu itu, lalu mengalihkan perhatiannya kepada Yudha. "Ayah nggak liat adek lagi baca komik? Kok masih nanya?"

Yudha mengusap tengkuknya. Dia tau si bungsu sedang membaca komik, dia hanya basa-basi. "Maksud ayah gini, sambil baca komik, masa kamu nggak mau nyemil apa gitu?"

"Nyemil apa? Adek lagi nggak pengen makan apa-apa."

"Adek nggak pengen kue? Brownies kayak kemarin gitu misalnya?" Pancing Yudha.

"Ayah punya brownies?" Ujar Tara balik bertanya.

"Adek mau nggak? Kalo mau, ayah beliin ke tante Winda sekarang."

Tara tampak berpikir, kemudian gadis itu menggeleng. "Enggak deh, adek lagi nggak pengen. Uangnya disimpen aja, ayah. Kata ayah kan, kita nggak boleh buang-buang uang buat hal-hal yang nggak penting! Dan, kue brownies bukan hal yang penting sekarang! Jadi, adek nggak mau, adek mau baca komik aja!"

Tiba-tiba saja, Yudha merasa lidahnya kelu. Dia tidak menyangka jika putri bungsunya itu akan mendengarkan dan melaksanakan ucapannya dengan cermat.

"Adek beneran nggak pengen makan brownies lagi? Adek bilang, kuenya kemarin enak, kan? Kebetulan, perusahaan ayah abis menang tender baru, makanya ayah mau ngajak adek buat makan-makan! Gimana?"

Lagi-lagi Tara menggeleng. "Enggak deh, ayah. Adek lagi nggak pengen nyemil!"

"Lagi bahas apaan nih? Kok aku dengernya nyemil-nyemil? Adek mau nyemil apa?" Sahut Raina tiba-tiba.

Yudha baru saja hendak menutup mulut Tara. Namun, Tara lebih dulu menyelesaikan ucapannya.

"Bukan adek, tapi ayah yang mau nyemil, kak!" Lapor Tara.

"Tumben. Biasanya juga ayah anti nyemil!"

"Iya! Ayah tadi nawarin adek mau beliin kue brownies-nya tante Winda. Kata ayah, ayah abis menang tender, makanya mau ngajak makan-makan!"

Raina berkacak pinggang. "Inget umur, Yah! Jangan modus! Lagian, ayah yakin banget kalo tante Winda bakal suka balik sama ayah, walaupun dia masih single!"

Setelah memikirkan ucapan Raina kemarin, Yudha memang memastikan sendiri status Winda. Tepat saat dirinya sedang jalan-jalan santai di sore hari sambil membeli beberapa lauk untuk makan malam di depan komplek perumahan, Yudha tidak sengaja bertemu Winda yang juga sedang membeli lauk. Dari situlah, Yudha tau jika Winda memang masih single, belum pernah berkeluarga alias masih perawan ting-ting!

Dan, dari kesempatan itulah, Yudha segera meminta nomer telpon Winda. Bukan lagi nomer telpon bisnisnya, tapi nomer pribadinya langsung. Alasan klise, Yudha bilang, untuk memudahkan komunikasi antar tetangga.

"Siapa juga yang mau modus! Sebagai tetangga yang baik, kita itu harus saling membantu dan saling support. Apalagi, kue buatan tante Winda enak."

"Kalo emang nggak modus, mana!" Raina menadahkan tangannya kepada Yudha.

Laki-laki itu hanya mengerutkan keningnya tidak mengerti. "Apa?"

"Uang! Ayah mau beli kue brownies punya tante Winda kan?"

"Hubungannya sama kamu apa coba?"

"Ya sini uangnya, biar aku yang beli kalo ayah emang nggak mau modus! Lagian, Tara bilang ayah abis menang tender kan? Ya udah sini uangnya!" Ulang Raina.

Yudha berdecak. "Nggak usah! Nggak jadi! Udah nggak mood!"

"Nah kan, emang kalo yang namanya modus itu pasti ketahuan!"

Wisma Pak Yudha (END DI KBM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang