Yudha berdeham sejenak, sebelum mengetuk pintu di depannya. Dengan sabar, Yudha menunggu si pemilik rumah membuka pintu.
"Pak Yudha?"
Yudha membalikkan tubuhnya, dan melihat Winda baru saja datang. "Saya kira, kamu di rumah."
"Saya baru dari toko, abis belanja bahan kue. Ada apa perlu apa ya, pak?" Tanya Winda.
Winda memperhatikan gelagat laki-laki di depannya dengan penuh ingin tahu.
"I-itu, sa-saya... Saya mau pesen kue brownies. Iya, saya mau pesan kue." Ujar Yudha gugup.
"Browniesnya yang mana? Brownies untuk base cake ulang tahun, brownies oleh-oleh, brownies hantaran atau fudgi brownies?"
Yudha terdiam dan melongo. Dia tidak tau jika jenis brownies begitu banyak. "Brownies yang kamu kasih dihari pertama kamu ke rumah saya. Brownies yang mirip kayak gitu!"
Winda mengangguk paham. "Fudgi brownies?"
Ganti Yudha yang mengangguk. "Iya, itu!"
"Ok, bisa. Bapak mau pesan berapa kotak?" Tanya Winda.
"Lima puluh kotak!" Jawab Yudha cepat.
Mata Winda berbinar. "Wah, sepertinya bapak sedang punya acara ya? Acara kantor, pak?"
Tanpa pikir panjang, Yudha mengangguk.
"Kuenya untuk hari apa bapak?" Tanya Winda lagi.
"Hari ini, bisa?"
Winda jelas terkejut mendengarnya. "Wah, mohon maaf bapak, jika untuk hari ini, sepertinya tidak bisa."
"Apa? Kenapa?"
"Terlalu mendadak bapak. Saya juga kan, usahanya rumahan dan dikerjakan sendiri."
"Kalo gitu buat besok aja, bisa kan? Biar saya bantu aja gimana? Biar cepet selesai." Ujar Yudha menawarkan diri.
"Pak Yudha bisa bikin kue?"
"Sebenernya nggak bisa, tapi kalo cuma bantuin kamu sih, saya punya banyak waktu!"
Winda tersenyum. "Nggak perlu bapak, saya bisa sendiri kok. Kalo gitu, biar saya kerjakan sekarang ya? Permisi."
"Saya bantu cuci peralatannya aja gimana?" Cegah Yudha, masih berusaha.
Lagi-lagi Winda hanya tersenyum menenangkan. "Nggak perlu bapak, saya bisa sendiri."
"Tapi kan..."
"Saya permisi masuk dulu ya bapak, biar pesanan pak Yudha bisa saya kerjakan sekarang dan cepat selesai." Potong Winda.
"Tunggu dulu!"
"Kenapa lagi, pak?"
"Saya belum bayar! Biar saya bayar sekarang aja!"
Winda tampak menimbang-nimbang. "Ya udah, mari masuk dulu pak untuk menyelesaikan pembayarannya."
Yudha bernapas lega, setidaknya dia punya waktu berdua lebih lama dengan Winda.
***
"Emang kalian nggak suka ya, kalo ayah kalian nikah lagi?" Tanya Tyara hati-hati.
Xiena, Raina dan Naina hanya diam, sedangkan Tara memandang bingung.
"Emang ayah mau nikah lagi? Kapan?" Tanya Tara.
"Tante cuma tanya, sayang." Jawab Tyara sabar sembari mengusap pelan sebelah pipi Tara.
"Bukannya nggak suka, cuma ya, kalo bisa cari yang kayak bunda. Itupun kalo ada." Jawab Raina.
"Tante Winda keliatannya baik, tapi kan, kita nggak tau isi hati manusia kayak gimana! Apalagi dia masih single, belum pernah nikah! Emang dia bisa gitu kedepannya ngatur rumah tangga? Lagian, aku juga nggak yakin, kalo tante Winda bakal suka juga sama ayah! Palingan itu cuma cinta yang bertepuk sebelah tangan." Ujar Xiena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wisma Pak Yudha (END DI KBM)
FanficNAKAMOTO FAMILY GS!!! AYO BELAJAR MENGHARGAI SEBUAH KARYA, DENGAN FOLLOW, VOTE & KOMEN!!! KARENA SEMUA ITU GRATIS!!! 🥰 Yudha yang sudah menduda selama hampir 5 tahun dan mengurus ke-empat anak perempuannya seorang diri, mendadak mulai jatuh cinta...