12. Ajakan

1.3K 129 8
                                    

"Udah baikan nih? Minimal jalan-jalan lah!" Tegur Raina yang melihat ayah dan kakaknya sedang menonton film bersama.

"Udah, tadi!" Jawab Yudha, dengan mata yang masih fokus pada layar di depannya.

Raina membulatkan matanya, lalu buru-buru duduk di sebelah ayahnya. "Kok nggak ngajak-ngajak! Anak ayah kan, bukan cuma kakak!" Protesnya.

"Gantian lah! Sekarang kakak dulu, Minggu depan kamu sama Naina, Minggu depannya lagi sama adek." Jelas Yudha.

"Iiiiihhh, nggak mau! Aku nggak mau sama Naina!" Tolak Raina.

Yudha mendesah keras. "Kenapa lagi sama kembaran kamu?"

"Nggak papa! Tapi, aku nggak mau aja kalo jalan-jalan sama dia! Maunya berdua sama ayah!" Raina merangkul lengan ayahnya dengan manja.

Sedangkan Xiena yang melihat tingkah Raina hanya berdecih, lalu kembali fokus pada filmnya.

"Ya udah nggak usah!"

"Ayah!" Seru Raina tak terima.

"Apalagi coba?"

"Aku mau jalan-jalan juga!" Tegas Raina.

"Iya, ntar barengan sama Naina!"

"Udah dibilang aku nggak mau!"

"Emang kenapa sih?" Tanya Yudha mulai kesal.

"Ya nggak mau pokoknya! Ntar pasti, ayah bakal kasih batasan buat limit belanjanya, kalo sama Naina! Aku nggak suka!"

"Kalo nggak dibatasi, ayah yang bangkrut!"

"Nggak bakal bangkrut, kalo ayah nggak pelit, apalagi sama anak sendiri!"

Yudha menarik napas sejenak. "Ya udah, kalo kamu rewel! Nggak bakal ada lagi jalan-jalan, entah itu Minggu depan, Minggu depannya lagi, Minggu depan-depannya lagi, dan seterusnya!" Tegasnya.

Setelah berkata demikian, Yudha melepaskan rangkulan Raina di lengannya dan pergi begitu saja menuju kamarnya, meninggalkan Raina yang berseru kesal memanggil namanya. Sedangkan Xiena yang melihat hal itu hanya tertawa, membuat Raina memandangnya sengit.

"Diem lo, kak!" Seru Raina, lalu melempar bantal sofa yang ada di sebelahnya.

Namun, dengan gesit Xiena menghindari lemparan tersebut, dan kembali tertawa melihat Raina yang semakin kesal. Hingga gadis itu kembali ke kamarnya, meninggalkan si sulung sendirian di ruang tamu yang masih menertawakan Raina.


***


"Ngapain lo? Cengar-cengir sendiri, gila?" Sindir Raina, begitu melihat sang kembaran tampak tersenyum di depan ponselnya. Entahlah, setelah sang ayah memutuskan tidak akan pernah mengajaknya jalan-jalan, suasana hati Raina menjadi buruk.

Naina berdecak sebal, mendengar sindiran Raina kepadanya. Namun, sedetik kemudian, Naina kembali tersenyum. "Coba tebak, gue abis ngapain?"

"Nyabu kali lo!" Jawab Raina asal.

"Heh! Sembarangan!" Balas Naina tak terima.

"Ya lagian, orang baru dateng, udah nanya aneh-aneh! Nggak jelas lo!"

"Terserah! Tapi, ada satu hal yang bakal gue kasih tau buat elo!"

Raina menaikkan sebelah alisnya. "Apaan?"

"Gue udah kasih tau tante Tyara, kalo ayah udah mulai deket sama tante Winda. Dan gue juga udah kasih tau tante Tyara, kalo ayah dan tante Winda kemarin malem abis kencan!"

"Terus kenapa?"

"Ya gue setuju-lah! Secara, tante Winda cantik banget, gila! Single lagi! Kapan lagi kan, ayah dapet spek kayak begitu, apalagi status dia duda, empat anak lagi! Kalo menurut gue sih, gas aja! Makanya, gue minta ijin sama tante Tyara, biar pas ke ultahnya si ganteng Jeano, idaman hati gue itu, ayah bawa si tante Winda!"

Wisma Pak Yudha (END DI KBM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang