9. Kencan

880 136 14
                                    

Bibir Yudha bersiul dan tersenyum bangga ketika melihat penampilan dirinya di depan cermin. Cardigan berwarna abu dipadukan dengan dalaman kaos putih polos, juga celana jeans.

"Ganteng banget emang gue!" Gumam Yudha.

Dirasa sudah selesai, Yudha keluar dari kamarnya. Namun, baru saja membuka pintu, sudah ada Naina yang bersandar di tembok dekat pintu dan menatapnya dengan pandangan curiga.

"Ayah mau kemana?" Naina memperhatikan penampilan ayahnya dari atas ke bawah.

Yudha tampak salah tingkah, namun sebisa mungkin berusaha terlihat biasa saja. "Kantor."

"Malem-malem gini? Ngapain? Ambis banget jam segini masih ngantor! Padahal, kalo punya duit juga nggak bakal bagi-bagi!" Sindir Naina.

Yudha tidak menghiraukan ucapan Naina. Hingga mata gadis itu semakin memicing curiga.

"Ayah mau kencan ya?" Bisik Naina.

Mata Yudha terlihat membulat, namun hanya sebentar. "Eng-enggak! Enggak!"

Naina melipat kedua tangannya di depan dada. "Inget ya ayah, ayah tuh udah tua! Nggak usah bohong! Ayah kalo ke kantor kan selalu pake kemeja sama jas, di rumah juga cuma pake kaos kutang, kadang juga nggak pake baju! Boro-boro pake celana jeans, paling mentok juga pake celana pendek, terus petentengan sambil ngopi, cuma nggak ngerokok aja! Cosplay jadi pengangguran gitu lah!"

Yudha berdecak kesal. "Ya udah iya, ayah ngaku! Ayah mau kencan, kenapa?"

Senyum manis terlihat dari bibir Naina. "Ya nggak papa, aku mau kasih tau kakak sama adek ah..."

Belum sempat Naina pergi, Yudha sudah lebih dulu menarik tangannya. "Eh, eh, mau ngapain bilang sama mereka!"

"Ya biar pada tau aja!"

"Nggak usah!"

Naina menadahkan tangannya kepada Yudha. Membuat kening sang ayah mengkerut tidak mengerti. "Apa?"

"Uang tutup mulutnya mana?" Tanya Naina.

"Nggak ada!" Jawab Yudha.

"Oh gitu, ya udah." Naina menarik napas, hendak berteriak. Namun, Yudha lebih dulu menutup mulutnya.

"Ya udah iya! Ayah transfer sekarang!"

"Lima ratus ribu!" Ujar Naina cepat, begitu sang ayah mengeluarkan ponselnya.

"Heh! Buat apaan uang segitu! Nggak ada!" Tolak Yudha tegas.

"Oh, ya udah! Aku kasih tau kakak sama adek!" Ancam Naina.

"Ya udah sana! Ayah nggak jadi pergi!" Balas Yudha tidak takut.

Naina menyunggingkan sebelah bibirnya. "Ok, kalo gitu! Biar tante Winda aku suruh pulang aja!"

Yudha terkejut mendengar ucapan Naina.

"Transfer sekarang atau aku suruh tante Winda pulang dan bikin dia kecewa selamanya sama ayah! Terus, ayah juga gak bakal bisa ngedate lagi sama tante Winda, soalnya udah pasti dia nggak bakal mau!"

Dengusan kasar terdengar dari mulut Yudha. "Ya udah iya! Udah ayah transfer!"

Yudha mengalah dan memperlihatkan jumlah uang yang ia transfer kepada Naina. Membuat senyum gadis itu mengembang saat melihat notifikasi dari ponselnya.

"Terima kasih dan selamat berkencan, ayah! Senang berbisnis dengan anda, tuan Yudha." Naina mengecup pipi Yudha sekilas, mengabaikan tatapan laki-laki paruh baya itu yang tampak menahan rasa kesalnya.

Naina berjalan meninggalkan kamar Yudha dengan riang, menuju kamarnya sendiri. Berbeda dengan Yudha di belakangnya yang mendumal.

Sesampainya di ruang tamu, Yudha mengerutkan keningnya, ketika melihat hanya ada anak-anaknya yang sedang berkumpul dan tampak sibuk dengan urusan masing-masing. Xiena yang sedang sibuk di depan laptop, Raina dengan ponselnya dan si bungsu Tara yang sibuk membaca novel.

Wisma Pak Yudha (END DI KBM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang