15

3.8K 126 1
                                    

"Kamu ngantuk?" Tiba-tiba tanya adwan pada Saras

Ya, tentunya mereka sedang ada di ruang latihan, menunggu kehadiran ustadz Ridwan tentunya...

"Gak kok, cuma pengen kekamar mandi aja" balasnya kepada adwan

"Ohh... Lurus aja, belok kiri lurus lagi nah disitu ada kamar mandinya"jelas Adwan pada istrinya

"Temeninn..." Rengek Saras

"ASTAGFIRULLAH" syok syakib

"Gak bisa Saras, laki-laki gak boleh datang kedaerah itu" terang Adwan menjelaskan

"Ohh.. gitu ya, yaudah gak papa aku pergi sendiri aja" balas Saras seraya pergi dari hadapan Adwan dan syakib

"Hhh... Lucu ya istri kamu wan, manja gitu sama kamu" ucap Syakib tertawa girang

"Manja gimana coba" balas Adwan

"Itu! Minta ditemenin lah, gak mau tinggal dirumah sendiri lah, kejadian disekolah diceritain lah, apa-apa diaduin lah, hh.." ucap Syakib masih tertawa

  Adwan hanya diam, tapi terlihat jelas, sudut bibirnya terangkat sempurna ke atas menandakan kalau ia tersenyum, tapi tidak lama hanya sebentar bahkan Syakib tidak menyadarinya

  "Assalamualaikum Gus Adwan, Syakib" sapa seorang santri wan yang tak lain bernama Fauzan

"Waalaikumsalam" bals Adwan datar

"Ada apa Fauzan" tanya Syakib ramah

"Ustadz Ridwan manggil kamu Gus, dia ada diruangannya" ucap Fauzan apa adanya

"Hmm, saya akan kesana" balas Adwan dengan mimik wajah yang sama, datar

Fauzan langsung beranjak pergi dari hadapan mereka, dan adwan langsung bergegas pergi, sedangkan Syakib menunggu diruang latihan, karna Adwan yang menyuruhnya untuk menunggu diruang latihan, tentunya karna Saras yang belum kembali dari kamar mandi, sudah pasti Saras bakalan tersesat jika tidak ditungguin...

Sekitar 15 menit kemudian Saras kembali dari kamar mandi dan masuk kedalam ruang latihan...

"Wawan mana?" Tanya Saras pada Syakib

"Ohh, maksut kamu Adwan" balas Syakib

  "Iya, kemana? Kok gak ada" Saras mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang tengah dicari olehnya

  "Adwan lagi ketemu sama ustadz Ridwan, diruangan ustadz Ridwan" balas Syakib apa adanya
  "Kamu mau kesana" sambung Syakib bertanya

  "Emangnya boleh" ucap Saras malah bertanya balik
  "Ya boleh lah, ayo" ajak Syakib yang diangguki oleh Saras

***

  Tak lama setelah itu Saras dan syakib pun tiba didepan ruangan ustadz Ridwan...

  Saras berdiri diambang pintu, sedangkan Syakib dibelakang Saras, tentunya Saras agak malu kalau masuk karena kebanyakan yang didalam adalah laki-laki, mata Saras sibuk mencari seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah Adwan...
  Yang benar saya, Saras langsung terkejut ketika matanya berpapasan dengan mata tajam milik adwan yang sedang tertawa bareng cewek lain dibangku sebelahnya, ya! Itu adalah wulan...
  Tanpa sadar mulutnya kini bergetar hebat, menunjukkan ekspresi ingin menangis, dan benar! kini satu butiran bening berhasil lolos dari kelopak mata indah milik Saras...

"Gawat... Perang dunia ke 3 nih" batin Syakib

"Saras" ucap Adwan yang masih bisa didengar oleh Wulan

Saras berlari dengan air mata yang sudah tidak bisa ditahan dan pikiran campur aduk yang tidak bisa dilupakan olehnya...

Saras sekarang sudah ada didepan gerbang pesantren, dan Saras sengaja menunggu mengira Adwan akan menyusulnya dan menjelaskan hal itu, tapi semuanya enggak, Adwan tidak menyusulnya, apakah adwan memiliki hubungan khusus dengan Wulan, pikir Saras yang sudah kelewatan jauh

Saras memilih pulang dengan taxi dari pada harus menunggu adwan...

                           *****

"Saras mana?" Tanya Adwan pada syakib, sangat jelas terlihat wajah khawatir dari Adwan

"Pulang kali wan" balas Syakib

"Kok kamu malah ketawa bareng wulan sih, udah tau ada Saras, istri mana coba yang gak marah kalau digituin" omel Syakib panjang lebar

"Siapa sih yang ketawa sama Wulan, orang aku ketawanya sama ustadz Ridwan" balas adwan

"Tapi yang dilihat oleh Saras itu beda, kamu kayak gak tau cewek aja, gak peka kamu wan" komentar Syakib

"Terus sarasnya dimana?" Tanya Adwan masih dengan pertanyaan yang sama

"Gak tau" balas Syakib singkat

"Kan tadi sarasnya bareng kamu" ucap Adwan malah ngegas

"Iya-iya, tadi sebelum Saras benar-benar pergi, Saras sempet berdiri disana kayaknya nungguin kamu deh, kenapa kamu ngak nyusulin dia" balas syakib

"Maunya sih gitu, tapi ngak enak kalau pergi soalnya ada ustadz Ridwan" terang Adwan

"Sekarang kamu nyusul tu istri kamu" saran syakib

"Hmm..." Balas Adwan, berlalu pergi

                            *****

  Tepatnya pukul setengah 10, Adwan tiba di rumahnya, tidak sempat Adwan memasukkan mobilnya kedalam garasi, Adwan langsung buru-buru masuk kedalam rumahnya...
  "Sarass" itulah kalimat pertama yang keluar dari mulutnya Adwan

Hal pertama yang didatangi Adwan adalah kamarnya, langsung Adwan membuka pintu kamar berwarna putih bercorak hitamtersebut...

"Ternyata kamu ada disini" gumam Adwan sendiri

Yap, Saras sekarang sedang tertidur pulas di kasurnya, Adwan duduk disamping Saras, memandang lekat wajah tersebut dan beralih mengelus lembut kepala istrinya...

***

"Saras..bangun.. shalat" Adwan menggoyangkan tubuh Saras berharap Saras akan bangun

Pun Saras langsung bangun, tanpa mengucap sepatah katapun, bahkan melihat Adwan aja enggak, dan langsung Saras bergegas mengambil wudhu,tak butuh waktu lama Saras kembali dan langsung menggelar sajadahnya didepan adwan

"Kamu mau jadi imam" tanya Adwan bercanda tapi sayangnya sedikitpun tidak di gubris oleh Saras
  Yap, Saras langsung shalat sendiri tanpa di imamkan oleh Adwan.

Sedangkan Adwan hanya bisa kecewa dalam diam, dan hanya bisa melihat punggung Saras dari belakang

Sekarang Saras sudah selesai dengan shalatnya, tetapi Adwan masih tidak memindahkan matanya dari punggung istrinya, sampai akhirnya Saras mengambil baju seragamnya dan masuk kekamar mandi, lagi-lagi Adwan hanya bisa menghela nafasnya melihat Saras yang bahkan sama sekali tidak melihatnya, dan aswan langsung shalat karena memang sedari tadi Adwan belum shalat, karena kalut dalam pikirannya...

Sekarang Saras sudah keluar dari kamar mandi, lengkap dengan wajah datar

"Kamu kenapa sih?" Tanya Adwan sedangkan yang ditanya tidak menanggapi apa-apa, melainkan hanya wjah juteknya...

Jujur Adwan lebih menyukai Saras yang cerewet tapi manja dari pada harus didiemin kayak orang asing

"Fiuhh.." lagi dan lagi Adwan hanya bisa menghela nafasnya dan bergegas kekamar mandi

Sedangkan Saras sedang memakai jilbabnya, dan tiba-tiba suara dering dari HP nya Adwan yang membuat aktivitasnya berhenti dan beralih mengambil HP nya Adwan dan...

Degg...

Yang benar saya, Saras benar-benar marah, dan berharap bisa membanting hp itu, Saras benar-benar kecewa, belum selesai masallahnya dengan Adwan, sudah datang masalah lagi

Wulan...
Itulah nama yang tertata rapi dilayah HP nya adwan.

Disatu sisi rasa penasaran saras sudah diujung, dan mau tidak mau Saras harus mengangkatnya, tapi disisi yang lain Saras tidak mau meladeni orang yang baru dua hari dia kenal sudah menjadi penghansur dirumah tangganya...




Vote ya...

Jodohku Santri Pilihan Bunda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang