18

4K 143 3
                                    


....
Kini jantung Sarah berdetak sepuluh kali lebih kencang dari biasanya, yang benar saya!, Apa katanya tadi istri, Saras benar-benar salah tingkah dibuatnya, dan sekarang dirinya sudah yakin, rona merah itu sudah terpampang jelas diwajahnya...

Dengan konyolnya Saras menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Sedangkan Adwan malah senyum-senyum ngak jelas melihat tingkah saras yang kayak cacing kepanasan

Adwan menaikkan sebelah alisnya "kenapa hmm..."

Saras mendongak menatap wajah tampan makhluk yang ada didepannya yang tak lain adalah adwan, suaminya

"Tidur sana aku mau selesain ini dulu" alibi Saras
"Mau disini juga..."
"Terserah" Saras mulai jengkel sendiri menanggapi ucapan adwan

*****

Tepat pukul 08.00 diruang aula SMA taruna bangsa, semua siswa siswi berkumpul karena adanya acara maulid Baginda nabi Muhammad SAW, yang diadakan disekolah mereka, dan tamu istimewa dari pondok pesantren Al-Fatih yang mengadakan pengajian, Qira'atil Qur'an, pidato islami dan masih banyak lagi, salah satu yang dibawakan oleh Adwan adalah Qira'atil Qur'an, yang akan diadakan diawal acara...

"Aaa... Gus Adwan tampan banget..."
"Mama calon suamimu udah Tatang..."
"Aku terpesona dengan damage mu Gus..."
"Tuhan aku mencintai hambamu itu..."
"Gus, Andai kau tau isi hatiku..."

Begitulah teriakan siswi-siswi yang melihat adwan, sedangkan sang empu hanya naik keatas Pentas dengan pandangan yang selalu kebawah, bukannya malu, melainkan waspada ketahuan istri bisa mati...
Gini lah ya suami Takut istri, salah, bukan takut melainkan sayang..

Dulu Adwan tidak meladeni perempuan, hanya semata untuk menjaga imagenya yang sudah dijaha baik-baik, tapi sejarah karena Sarah, hanya untuk menjaga perasaan Saras...

Sedangkan disisi lain seseorang sudah memerah, karena menahan amarahnya, sudah taukan dia siapa...?
Saras sudanh hampir meledak karena menahan amarahnya, membuat telinganya penggang mendengar teriakan siswi-siswi seangkatannya...

"Sudah gue bilang, suami Lo itu terkenal" ucap Tania
"Jadi Lo jangan kebawa esmossi"
"Emosi goblok, bukan esbmssi" sambar Tania tak tertahan mendengar ucapan terakhir vanya, sahabatnya yang satu itu memang suka cari gara-gara

"Iya-iya.. itu maksutnya" ketus vanya akhirnya
"Bisa diem ngak" ketus Saras, melihat tingkah dua sahabatnya itu, yang membuatnya pusing tujuh keliling

"Iya... Seellow bro" ucap vanya yang langsung ditabikk oleh Tania

"Slow bang-bang, bukan seellow" amuk Tania untuk yang kedua kalinya
"Perasaan salah Mulu dah gue" pasrah vanya sambil mengelus dadanya, sabar

"Lo emang ditakdirkan buat selalu salah" ucap Tania terkekeh pelan

"Li iming ditikdirkin biit Silili silih" ulang vanya dengan judes yang langsung ditatap sinis oleh Saras

"Woi bisa diem ngak" lagi-lagi Saras dibuat frustasi sendiri oleh mereka berdua

*****

Sekarang jarum pendek menunjukkan pukul 12.25 dan acara maulidnya sudah selesai dari 10 menit yang lalu, sedangkan tamu istimewa yakni santri pondok pesantren Al-Fatih sedang ada diruang khusus VIP.

***

Adwan baru saja keluar dari musholla SMA taruna bangsa, dengan sisa air wudhu yang masih tersisa diwajahnya, rambut sedikit basah, peci yang masih dipegang ditangannya dan tangan kiri yang memegang sajadah ukuran sedang, yang membuat siswi SMA taruna bangsa meneriaki heboh namanya dan langsung mengerumuninya.
Risihh...
Ya, Adwan risih dikerumuni seperti ini, bukan karna gr atau apalah itu, hanya saja Adwan tak terbiasa berdekatan dengan perempuan yang bukan mahromnya...

Dengan celana hitam dan kemeja putih les hitam, membuat kaum hawa terpesona akan ketampanan seorang Gus Adwan...
Kenapa Adwan keseringan memakai pakaiyan hitam putih?, Bukan karena Adwan ngak punya baju, tetapi Adwan lebih menyukai warna formal yang identik dengan hitam putih.

"Aaa... Gus Adwan tampan banget..."
"Gus Boleh minta foto..."
"Aku mengagumimu Gus..."
"Gus kamu udah bikin aku mleot..."

Begitulah teriakan kaum-kaum hawa yang mengerumuni adwan, sedangkan Adwan sedikitpun tidak mengubris, masih dengan ekspresi yang sama yaitu datar

Adwan terpatung melihat seseorang yang tak terlalu jauh darinya sedang menatapnya sinis dengan melipat lengan baju seragamnya dan tangan kanan menonjok pelan tangan kiri begitupun sebaliknya, Yap, itu adalah Saras, istrinya Adwan yang sudah berubah menjadi macan.

Saras langsung pergi tanpa mempedulikan adwan yang terus menatapnya

Disatu sisi saras bangga dengan suaminya itu, karena bisa dibilang Adwan sempurna disegala bidang maupun tingkat ketampanannya yang diatas rata-rata, berbeda denganya yang tak memiliki skil atau keahlian apapun.

"Apakah Saras marah?" Batin Adwan yang melihat sikap Saras yang pergi gitu aja Tampa marah-marah

***

Kini Saras dan dua sahabatnya sedang duduk-duduk saja di gazebo dengan canda tawa heboh mereka, dan tak berselang lama Adwan dan rombongannya melewati gazebo tempat mereka duduk

Bukan hanya Saras yang terkejut bahkan vanya dan Taniapun sama, padahal disitu jelas-jelas ada Saras kenapa Adwan tidak menyapanya

Saran benar-benar kecewa berharap Adwan akan menyapnya tapi semuanya sia-sia, perkiraannya salah berharap Adwan akan menyapnya, bahkan tersenyum kearahnya pun enggak

Vanya dan Tania yang menyadari berubahnya ekspresi saras, pun mereka berusaha mengalihkan pemikiran Saras, ya! Mereka tau betul kalau Saras sedang berpikir mengapa adwan tidak menyapamya, mengapa adwan tidak tersenyum kearhnya, dan masih banyak lagi

"Rass, kok diem-diem Bae" ucap Tania yang tidak digubris oleh Saras

"Sarass... Kantin yok" teriak Tania

"I.. iya ayok" balas Saras berusaha bersikap biasa saja

Mereka pun berjalan untuk menuju kantin yang ada diluar gerbang, karena kantin sekolah mereka tidak buka, mengingat hari ini acara maulid

Tapi didekat gerbang, sars menghentikan langkahnya

Saras menatap tajam kerombongan santri tadi, disitu ia melihat Wulan naik kedalam mobilnya Adwan...
Dirinya benar-benar tidak tahu harus bagaimana ia bersikap sekarang, rasanya ia ingin menghilang saja

"Kenapa ras?" Tanya Tania yang tidak tahu apa-apa

"Eh, ngak kok, kaki gue keram aja tadi tiba-tiba" alibi Saras berbohong

"Yaudah, yok lanjut kekantin" ujar vanya

***
Jangan lupa vote + komennya ya...

Jodohku Santri Pilihan Bunda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang