Anna menyusuri koridor sambil memakan kacang almond yang ia makan untuk menyuplai energinya. Pagi pagi buta ia sudah ditelpon oleh dokter Atlanta untuk segera datang ke laboratorium rumah sakit untuk membantunya melakukan penelitian. Padahal pagi itu Anna baru saja bangun setelah 2 jam tertidur. Banyak hal yang harus ia kerjakan, termasuk menulis laporan mengenai misi dan dikirim ke BIN.
Dalam misinya, Anna selalu melewatkan satu hal yang sangat penting, yaitu mencari rekan kerjanya. Tetapi Anna belum mendapat tanda tanda rekannya berada di rumah sakit ini. Apalagi ia bahkan tidak diberi clue selain kode rahasia itu. Baru beberapa orang yang dikenalnya di rumah sakit ini. Apa mungkin Ivy orangnya? Perawat itu sangat gencar mendekatinya dan bertanya banyak hal mengenai Anna, bertanya mengenai asal usul Anna-yang sama sekali tidak dibalas Anna. Tentu saja ia tidak memberitahukan asalnya, ia bahkan tidak tahu siapa Ivy, mungkin dia adalah rekan kerjanya atau bahkan Ivy adalah seorang mata mata?
"Apa kau sedang banyak pikiran? Saya dapat melihat kerutan di dahimu. Jika kau stress cobalah untuk healing." Tiba tiba dokter Atlanta masuk ke ruangannya dan menginterupsi.
Dokter Atlanta berdeham kemudian melanjutkan. "Aku punya tiket nonton ballet, apa kau mau? Dengar ya, saya memberikan ini bukan karena tertarik padamu tetapi karena kepedulian seorang senior terhadap juniornya, jadi jangan salah paham."
"Sure, saya mau. Kebetulan saya juga suka balet." Anna bangkit dari kursinya dan berhadapan dengan dokter Atlanta.
"Oke baik, ini tiketnya." Dokter Atlanta mengambil sebuah kertas kecil dari sakunya. "Kau harus datang, tiket ini limited edition. Acaranya besok hari Minggu pagi, kau tidak ada acara besok kan?"
Anna mengangguk. "Saya hanya punya shift siang sampai malam besok. Saya harus memeriksa beberapa pasien saya. Thankyou Dokter Atlanta."
"Sure. Saya pamit dulu."
Tumben si dokter baik? Anna tidak boleh lengah, kebaikan seseorang pun bisa menjadi celah terjadinya kejahatan. Anna tidak boleh menaruh kepercayaan kepada seseorang, apalagi berkaitan dengan pekerjaannya yang berbahaya ini.
Anna menaruh tiket itu di dalam lacinya dan bersiap untuk melakukan pemeriksaan kepada pasiennya di lantai 17. Hari ini jadwal Anna tidak terlalu padat hanya pemeriksaan pasien dan membantu penelitian dokter Atlanta. Jadi, Anna ingin menggunakan waktunya dengan baik untuk menjelajahi rumah sakit ini.
Anna berniat pergi ke ruangan rahasia itu lagi. Dan disinilah ia sekarang, melihat para pekerja yang sedang meracik narkoba itu lagi. Jika Anna tidak salah lihat, para pekerja itu berada di rentang usia 50 tahunan, dilihat dari kulitnya yang keriput. Mereka bekerja seperti robot, diam dan tanpa berinteraksi dengan apapun, hanya fokus kepada pekerjaan.
Apa mereka gila? Apa mereka telah diberikan obat atau semacamnya? Itu yang ada dipikiran Anna ketika melihat mereka. Anna menyelidiki seluruh ruangan dengan teliti, ia tidak boleh melewatkan satupun yang tersisa. Kemudian matanya tertuju pada sebuah pintu berwarna hijau. Pintu itu memiliki corak bunga Poppy. Namun ketika Anna ingin membukanya, pintu itu terkunci.
Anna tertawa kecil kemudian mengambil sebuah jarum dari saku jas dokternya. Ia sudah bersiap siap untuk mengeluarkan salah satu skill-nya itu. Ia mulai bekerja, mirip seperti pencuri yang masuk ke rumah orang.
Cklek
Pintu itu terbuka dan mengarah ke sebuah tangga ke lantai bawah. Setelah menuruni tangga, Anna membuka sebuah pintu yang sama dengan pintu sebelumnya.
Anna sangat terkejut bahkan menutup mulutnya melihat pemandangan yang ada di ruangan itu. Ruangan ini sangat menyeramkan, lantainya yang berwarna merah dan bunga Poppy yang ada dimana mana. Menurut dugaan Anna-yang tidak pernah salah, ruangan ini adalah tempat penyimpanan dari berbagai jenis narkoba. Anna terus berjalan di koridor sampai berada di ujung ruangan dan menemukan ranjang yang berisikan pasien. Dilihat dari tangan mereka yang penuh dengan bekas jarum suntik, Anna yakin mereka pasti pasien overdosis narkoba atau bisa jadi mereka dijadikan kelinci percobaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Women On Black Suit
AksiyonDenaya Lynn seorang independent woman, perfeksionis yang bekerja sebagai agen intelijen di BIN (Badan Intelijen Negara) dan baru bekerja selama satu bulan dan telah menyelesaikan satu misi. Sebagai agen lapangan yang berbakat dan diakui oleh para a...