Chapter 10

1.6K 192 6
                                    

🦖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




🦖

Setelah bell pulang berbunyi Ashel berjalan keluar dari kelasnya, setelah berpisah dengan Marsha yang pergi bertemu dengan Aldo.

Saat berjalan melewati parkiran Ashel tak sengaja melihat Zean bersama Tian yang sedang mengobrol sambil duduk di atas motor mereka masing-masing.

"Eh itu Ashel" kata Tian yang didengar Zean

Namun Ashel pura-pura tidak mendengarnya dan terus melangkahkan kakinya berjalan sambil menunduk.

Zean mengerutkan keningnya, apa yang terjadi sehingga Ashel tidak menyapa bahkan menatapnya sama sekali? Padahal biasanya Ashel tidak pernah mengacuhkannya seperti ini.

"Shel, lo ditungguin Zean nih. Kita gak jadi latihan sekarang, lo bisa pulang bareng dia" ucap Tian yang mengira jika Ashel tidak melihat mereka.

Ashel menghentikan langkah nya lalu berbalik dan tersenyum ke arah mereka.

"Eh iya ka, tapi nanti aku pulang sendiri aja" tolak Ashel yang masih tersenyum.

"Kenapa? lo gaada alasan buat pulang sendiri, sini cepetan naik" perintah Zean tak ingin dibantah dapat dilihat dari raut wajahnya yang serius.

Ashel menghela nafasnya lalu berjalan dan segera naik ke atas jok belakang motor Zean, kemudian pemuda itu segera memasang helm nya dan berpamitan pada Tian sebelum menancapkan gas motornya.

"Gini aja terus nasib jones kek gue" guman Tian sebelum menjalankan motornya.

Kasian

🦖



Sesampai di rumah Ashel segera turun dari motor lalu berjalan masuk ke dalam rumah meninggalkan Zean yang sedang memarkiran motornya di garasi.

Setelah selesai baru lah Zean menyusul masuk ke dalam dan segera berjalan menuju kamarnya, memakai baju kaos berwarna hitam dan celana pendek Zean keluar dari kamarnya.

Tok tok tok

Zean mengetuk pintu kamar Ashel yang masih tertutup, untuk menanyakan makan siang apa yang Ashel inginkan agar ia bisa pergi membelinya.

Ceklek

Suara pintu dibuka oleh Ashel, Zean dapat langsung melihat wajah Ashel yang terlihat kesal dan cemberut.

"Lo kenapa sih?" Tanya Zean melihat perubahan Ashel yang tiba-tiba itu

"Gakpapa" balas Ashel datar

"Ngapain kesini? Aku mau tidur" lanjut gadis itu

"Gue mau keluar cari makan siang, lo mau makan apa?" Tanya Zean

"Terserah" balas Ashel yang masih memasang wajah kusutnya.

"Gue nanya baik-baik lo mau makan apa?" Kali ini Zean sudah mulai kesal dan menekan setiap perkataan yang ia keluarkan

"Lo kenapa sih? Kalo ada masalah tuh ngomong" lanjut Zean.

"Apaan sih, aku gapapa! Gak usah beliin makanan aku gak laper" Ashel yang mendengar suara Zean mulai meninggi membuatnya ikut kesal.

Tanpa menunggu jawaban dari Zean, Ashel langsung menutup pintu kamarnya dengan kasar.

Zean yang melihat itu menghela nafasnya berusaha untuk tidak emosi, ia takut akan menyakiti Ashel.

Dengan sabar Zean keluar dari rumahnya pergi membelikan makanan untuknya dan Ashel.

Walaupun Ashel mengatakan tidak lapar, Zean harus tetap membelikannya. Siapa tau Ashel berkata seperti itu karena gengsinya saja, lagian Ashel adalah tanggung jawabnya selama ibu dan ayahnya pergi.

Zean pulang dengan membawakan dua bungkus ketoprak yang satu pedas dan yang satu tidak untuk Ashel.

Tok tok tok

"Shel, sini makan dulu" ucap Zean saat mengetuk pintu kamar Ashel.

Kali ini suara yang dikeluarkan Zean terdengar sangat lembut di telinga Ashel, sehingga gadis itu merasa tak enak jika tidak keluar.

"Tuh gue udah beliin ketoprak, ayo makan" ajak Zean sambil menarik tangan Ashel agar mengikutinya ke dapur.

Ashel pun pasrah mengikuti ajakan Zean dan berjalan di belakang pemuda itu. Sampai di meja makan, Zean segera memberi Ashel ketoprak yang sudah ia sediakan di atas piring.

"Nih makan, kalo lo masih laper nanti gue masakin sesuatu" ucap Zean setelah itu fokus dengan makanannya.

Ashel yang mendengar itu merasa kesal, Zean kira dirinya ini apa sampai harus makan siang dua kali.

Setelah selesai makan, Zean berjalan ke dapur untuk membantu Ashel mencuci piring bekas mereka makan.

"Bentar lagi gue pergi latihan, kalo gak hujan" ucap Zean setelah selesai menaruh satu persatu piring di dalam lemari.

"Terus?" Tanya Ashel sambil mengeringkan tangannya yang masih basah menggunakan lap tangan

"Ya nanti lo sendiri di rumah, mau ikut gue ga?" Tanya Zean kembali

"Nanti disana lo gak sendiri kok, Aldo biasanya ngajak Marsha juga" lanjut pemuda itu.

Ashel berpikir sejenak, boleh juga dirinya ikut pergi ke tempat latihan Zean. Disana ia bisa ketemu Marsha daripada sendiri di rumah. Yang ada dirinya nanti overthinking ga jelas karena tadi pagi.

"jam berapa?" Tanya Ashel sambil menatap ke arah Zean.

"Jam empat kayanya, lo mo ikut?" Tanya Zean

"Iya" Ashel membalas dengan menganggukkan kepalanya

"Yaudah masih ada satu jam lebih, gue mau cuci mobil, lo istirahat aja dulu" ucap Zean

Ashel mengangguk lalu berjalan pergi ke kamarnya meninggalkan Zean.



🦖













Bersambung~
Jangan lupa vote yaa, see u🫶🏻

Lovely Bodyguard  [Zeeshel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang