🦖Setelah mengantarkan Fiony ke rumah sepupunya, Zean kembali ke rumah untuk mengantar Ashel. Karena tadi Fiony meminta Zean untuk mengajaknya jalan-jalan keliling kota.
Zean hanya mengiyakan itu pun atas persetujuan Ashel, karena ia merasa tak enak jika harus meninggalkan Ashel sendiri lagi di rumah.
"Lo beneran gakpapa gue tinggalin sendiri?" Tanya Zean yang sedang berdiri di depan pintu rumahnya
"Lo mikirlah anjir, gue ditinggal sendiri di rumah terus lo jalan jalan bareng mantan lo!" Batin Ashel kesal.
"Gakpapa" balas Ashel singkat, tadi dia juga sudah
mengijinkan Zean untuk pergi."Yaudah, nanti gue usahain pulang cepat deh" ucap Zean sambil mengacak-acak rambut Ashel.
"Jam berapa?" Tanya Ashel, dia tidak mau kalau harus sendirian di rumah, sedangkan sekarang baru jam sepuluh pagi.
"Jam lima gimana?" Tanya Zean
"Lama , tapi yaudah deh" jawab Ashel akhirnya.
Zean mengangguk lalu segera pergi dengan mobilnya, sebelum pergi, Zean sempat mengatakan pada Ashel agar tidak keluar rumah sebelum dirinya pulang.
la juga memberi pesan jika Ashel lapar, ia bisa segera menghubungi Zean agar pemuda itu bisa memesankan makanan untuknya.
🦖
Setelah Zean pergi, Ashel mengisi waktu kosongnya dengan menonton Drama hingga hari semakin sore dimana jam sudah menunjukan pukul 15.00
Ashel bangkit dari kasurnya lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah itu ia mengganti pakaian nya menggunakan baju tidur berwarna pink pastel dengan corak bebek.Ashel duduk diatas salah satu kursi yang berada di kamarnya, ia mengambil ponselnya untuk menghubungi Zean. Perutnya saat ini sudah mulai terasa lapar.
Tut Tut Tut
Entah kenapa panggilan dari Ashel terus di tolak Membuat gadis itu menjadi kesal, masalahnya dirinya sudah kelaparan sekarang.
Apa ia harus menunggu sampai Alan pulang? Bisa-bisa ia pingsan dan mati kelaparan disini.Berbeda di tempat lain, di mana saat ini Fiony dan Zean sedang berada di salah satu restoran.
Tadi setelah makan, Zean meminta izin pada Fiony untuk pergi ke Toilet. Sebelum pemuda itu pergi Fiony meminjam headphone yang ia miliki dengan alasan headphone milik gadis itu habis baterai.
ketika Fiony melihat panggilan dari Ashel ia langsung menolaknya. Dan menghapus riwayat panggilan itu agar Zean tidak lihat.
Dan dengan sengaja ia menonaktifkan ponsel itu, agar Ashel tidak bisa menghubungi Zean.
"Rasain tuh, emang enak" gerutu Fiony dengan senyum smrik nya
Sore harinya sekitar pukul setenga enam, Zean baru sampai di rumah.
Saat berjalan masuk ke dalam, Zean teringat dengan Ashel. tumben sekali gadis itu tidak menghubunginya.Apakah ia sudah memesan makanan menggunakan ponselnya, atau ia menghubungi nya namun Zean tak dengar.
Dengan segera ia mengecek ponselnya yang berada di saku celana.
"Lah, kok bisa mati?" Heran Zean bertanya pada dirinya sendiri.
Apakah baterainya habis? Padahal tadi pagi masih 100%.
Tanpa mencoba menghidupi ponsel itu Zean berjalan ke kamarnya untuk mengganti pakaian dan mencharger ponselnya. Setelah itu ia keluar, dan mengutuk pintu kamar Ashel.
Tok tok tok
Beberapa kali ketukan Ashel tidak keluar, membuat Zean membuka gagang pintu itu.
Ceklek
suara pintu yang Zean buka.
Dengan perasaan khawatir bercampur takut, Zean melihat kondisi Ashel yang sudah memucat berbaring setengah duduk di atas ranjang.
Dengan gerakan cepat Zean berjalan menghampiri gadis itu dan membangunkannya, wajah pucat, badan yang dingin dan bibir yang pucat dang keringat dingin terpancar dari di wajah Ashel yang sudah berbaring di bahu Zean dengan posisi setengah duduk bersandar.
"Shel, Ashel, bangun Shel" ucap Zean sambil menepuk nepuk pipi Ashel.
"Eughm" erang Ashel sambil membuka matanya perlahan.
Melihat keberadaan Zean, Ashel langsung menangis dan memeluk pemuda itu.
"Lo kenapa?" Tanya Zean khawatir yang sudah menarik Ashel ke pelukannya.
"K-kemana aja? Hiks hiks" Ashel tidak sanggup melanjutkan ucapannya.
la malah mengeratkan pelukannya pada Zean, Zean yang mengerti pun tidak ingin bertanya banyak untuk saat ini.
🦖Bersambung~
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Bodyguard [Zeeshel]
Teen FictionHidup seorang Zean yang awalnya aman damai, kemudian harus menuruti perintah dari ayahnya untuk menjaga seorang anak dari sahabat sang ayah, Ashel. Zean sebenarnya keberatan untuk menemani Ashel, namun itu permintaan dari Ayahnya dan Om Dheo padanya...