🦖"Fiony"
"Ciee, mantan kamu ya" sahut Ashel berusaha tersenyum, siapapun yang melihat senyuman itu akan mengerti tentang perasaan Ashel.
"Ya, mau ikut?" Tanya Zean lagi.
"Boleh deh, pengen kenalan, nanti panggil aja, aku ke kamar dulu" pamit Ashel sebelum pergi ke kamarnya.
Tanpa Zean ketahui, Ashel sudah menetaskan air matanya.
"Padahal bukan siapa-siapa tapi kenapa sedih ya" batin Ashel sambil menangis.
Paginya, setelah mengganti pakaian, Zean berjalan ke arah kamar Ashel untuk membangunkan gadis itu.
Kemarin Fiony memberitahu Zean jika gadis itu akan sampai di Indonesia sekitar pukul 6.00
Oleh karena itu dari tadi pukul 05.00 pagi Zean sudah bangun untuk bersiap-siap.
🦖
Tok tok tok
"Shel, lo jadi ikut gak?" Tanya Zean sambil mengetuk pintu kamar Ashel
"Iyaa" Balas Ashel dengan suara khas orang bangun tidur.
Ceklek
Zean masuk ke kamar Ashel, ia berjalan mendekati tempat tidur Ashel dan menarik selimut gadis itu hingga seluruh tubuhnya yang terbalut baju tidur gambar kelinci terlihat.
"Hmm, iyaa ini aku udah bangun" ujar Ashel yang langsung bangun untuk duduk.
Ada yang berbeda dari pandangan Zean saat melihat wajah Ashel, matanya terlihat bengkak dan hidungnya kemerahan.
"Lo sakit?" Tanya Zean sambil menempelkan tangannya pipi Ashel untuk memastikan apakah gadis itu demam atau tidak.
"Hah? Apaasih, gak kok" balas Ashel sambil menepis tangan Zean.
"Terus kenapa mata lo bengkak? Hidung lo juga merah" ucap Zean lagi.
"Iya! gue semalam nangis, cuma gara-gara lo mau jemput mantan lo! Gue cemburu, dasar ga peka!"
Rasanya Ashel ingin berteriak pada Zean seperti itu namun ia tidak seberani itu.
Apalagi hubungannya dengan Zean yang hanya sebatas teman. Mereka bahkan tidak sedekat itu.
"Gapapa kok, mungkin gara-gara dingin jadi aku pilek kaya gini" jawab Ashel
"Udah sana tunggu di luar aku mau siap-siap dulu" lanjut Ashel.
Zean mengangguk mengerti, walaupun ada keraguan dengan jawaban dari Ashel namun Zean tidak ingin memperpanjang.
"Abis itu turun sarapan gue cuman bikin Nasi Goreng, lo juga harus minum obat, gue tanyain mama dulu obat apa yang harus lo minum" ucap Zean panjang lebar
Padahal Ashel tidak perlu sampai harus meminum obat, tapi walaupun Ia menolak pasti Zean dan Tante Shani akan terus menyuruhnya untuk meminum obat itu.
Untuk kepentingan bersama Ashel mengangguk menyetujui.🦖
Ashel benar-benar menyesal ikut Zean, ia tidak mengira jika dirinya akan tidak dianggap seperti ini.
Sedari di bandara tadi, Fiony sama sekali tidak bertanya tentang keberadaan Ashel, sepertinya sengaja.
la dan Zean hanya asik berpelukan dan mengobrol, hingga sekarang di dalam mobil Ashel hanya duduk di belakang sambil menyimak percakapan keduanya bagaikan dunia hanya milik mereka berdua.
"Zee, mami masih dibandung, aku sendirian di rumah, temenin aku ya" ucap Fiony yang duduk di samping Zean.
"Ga bisa, gue harus jagain Ashel" jawab Zean.
"Ashel? yang di belakang itu?" Tanya Fiony memastikan.
Alan mengangguk, sedangkan Ashel memasang wajah kesalnya."Ekhem, lo ga keberatan kalo Zean temenin gue dulu? Soalnya mami gue beberapa hari lagi baru balik" tanya Fiony sambil menengok ke belakang menatap Ashel
"Ga bisa Fi, nanti gue dimarahin mama" Zean menyaut menjawab pertanyaan Fiony.
Fiony menatap sinis ke arah Zean sebulum meluruskan kembali badannya ke depan.
"Manja banget, Najis" Gerutu Fiony yang entah didengar oleh Zean atau tidak, namu Ashel mendegarnya dengan sangat jelas.
Rasanya Ashel ingin membalas ucapan Fiony namun ia masih bisa menahan emosinya untuk saat ini.
"Yaudah Zee, anterin aku ke rumah sepupu aku aja" ucap Fiony pada Zean.
Fiony adalah mantan Zean saat masih duduk di sekolah menengah pertama, mereka mengakhiri hubungan saat Fiony akan pindah keluar negri. Itu pun mereka terpaksa mengakhiri hubungan karena Mami Fiony ingin Fiony fokus dengan sekolahnya di luar negeri. Mereka putus secara baik-baik, oleh karena itu Zean dan Fiony sampai sekarang masih tetap berteman baik.
🦖
Bersambung~
Vote dulu baru lanjut, wle
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Bodyguard [Zeeshel]
Teen FictionHidup seorang Zean yang awalnya aman damai, kemudian harus menuruti perintah dari ayahnya untuk menjaga seorang anak dari sahabat sang ayah, Ashel. Zean sebenarnya keberatan untuk menemani Ashel, namun itu permintaan dari Ayahnya dan Om Dheo padanya...